My Last Queen [Complete (✔) | TERSEDIA VERSI LENGKAP PDF]

Chapter 21 : Halcyon And Everything Inside It

Play Mulmed
(We The Kings ft. Elena Coats - Sad Song)

...

Langkahnya tak seantusias dirinya kala menemukan sisi lain di balik dinding itu untuk pertama kalinya. Tentu saja. Bagaimana mungkin ia dipenuhi semangat menggelora saat dirinya bahkan baru saja meninggalkan separuh jiwanya di sisi belahan dunia lain? Katakan dirinya berlebihan, tetapi Taehyung berani bersumpah bahwa ia sungguh tidak sedang mengada-ngada.

Meski jalan panjang tanpa penerangan itu terkesan tak berujung, pria dewasa dengan pakaian hitamnya itu terus melangkahkan kakinya mengikis jarak. Seingatnya, setelah ia melewati jalan yang dipenuhi besi di sekelilingnya ini, dia akan menemukan dinding lain yang membawanya kembali ke salah satu ruangan di dalam club yang terakhir kali ia datangi sebelum dirinya pergi meninggalkan Ereny. Setelah berjalan cukup lama, netranya mulai menangkap keberadaan dinding kokoh di depan sana, lantas mempercepat langkah meski terasa berat.

Sesampainya ia di hadapan dinding yang berdiri tegak di depannya. Perlahan, dengan tangan yang setengah bergetar, ia meraba permukaan dinding yang terasa dingin itu mengikuti alur yang sama dengan yang ia torehkan berminggu-minggu yang lalu. Tak butuh waktu lama, ia memundurkan langkah untuk memberi jarak saat dinding itu perlahan membuka dan memberi jalan untuknya. Taehyung menarik napas panjang kala ia mengambil langkah memasuki sisi lain di depannya.

Pijakan pertamanya menjadi pertanda bahwa kini dia telah sampai pada kenyataan yang sebenarnya, yakni dunianya yang sesungguhnya dan tempatnya yang seharusnya—tanpa Jennie-nya.

Pria itu melanjutkan langkanya. Ada secuil rasa heran yang menyambanginya saat menyadari bahwa keadaan di sana sungguh sepi, bahkan penerangan hanya seadanya. 'Apa club ini telah ditutup sepenuhnya?' batinya heran.

Sesampainya di pintu masuk, ia sama sekali tidak menyangka bahwa pintunya terkunci. Berkali-kali ia mencoba membuka engselnya, namun tidak ada hasil. Diketuknya pintu itu berkali-kali hingga terdengarlah bunyi rusuh dari luar sana. Beberapa saat kemudian, pintu dibuka dari luar dan menampakkan beberapa pengawal kerajaan yang menatapnya terkejut.

"Raja Kim!" seru mereka bersamaan.

Taehyung terlonjak kaget di tempatnya. "Apa kalian menjaga tempat ini sepanjang hari?"

"Kami diperintahkan oleh Kepala Pengawal untuk memastikan tidak ada yang mendatangi club ini sampai baginda ditemukan," jawab salah satu pengawal dengan lancar. "Anda baik-baik saj-"

"Aku tidak baik-baik saja. Aku lemas dan butuh istirahat. Jadi tutup mulutmu dan antar aku ke istana sekarang!" sela Taehyung memijat kepalanya sendiri.

Jika pengawal sebanyak ini dikerahkan untuk menjaga satu club tak berpenghuni, tentu saja pengawasan di istana berkurang. Kwon Dongjae benar-benar buruk dalam menyusun pertahanan dan keamanan kerajaan. Mungkin setelah ini Taehyung harus berbicara dengan si tua itu.

Di tengah udara malam yang terasa begitu dingin, puluhan pengawal beserta pemegang jabatan tertinggi pemerintahan Ereny itu membelah jalanan dengan mobil masing-masing. Taehyung didudukkan pada kursi penumpang, sementara sang supir kepercayaan mengemudikan mobil yang ditumpanginya. Ia tak banyak bicara sebab kepalanya amat pusing dan matanya pun terasa amat lelah, mungkin pengaruh ia telah banyak menangisi Jennie sebelumnya.

Perjalanan itu terasa amat singkat. Kini ditemani pengawalan ketat bah tahanan, Taehyung dibawa memasuki pelataran kerajaan yang entah bagaimana sudah dipenuhi oleh ratusan pengawal lain beserta para petinggi kerajaan utama.

"Raja Kim!" Kalimat yang sama bersamaan dengan badan yang membungkuk 90° menjadi sambutan oleh setiap orang yang dilaluinya.

Pria Kim itu dapat melihat Jungkook, Sooyoung, Joohyun, Yuri, dan Dongjae menantinya di pintu masuk. Sesampainya di hadapan kelimanya, pria itu memasang tampang dinginnya sebab tak ingin ditanyai macam-macam oleh orang-orang itu. Baru saja dirinya hendak melanjutkan langkah, namun terdengar suara Dongjae menginterupsinya.