Chapter 28 : Can We'll Be Always?

3.2K 677 277
                                    

Play Mulmed
(Isak Danielson - Always)

...

Cahaya pagi yang menyilaukan berhasil menyelinap masuk dari balik tirai kamar Jennie. Wanita itu menggeliat pelan, merasa terganggu akan berkas cahaya yang menyinari wajahnya. Kala ia membuka matanya, yang ditemukannya di sebelahnya adalah bagian kasur yang kosong tanpa bekas pakai. Ia menghela napas seraya tersenyum tipis. Jadi yang kemarin itu ternyata hanya mimpi ya?

Wanita cantik itu bangkit dari tidurnya dan meregangkan tubuhnya yang terasa lelah. Setelah mencuci wajah dan menggosok gigi, barulah ia keluar meninggalkan kamar dan bersiap untuk memasak makanannya hari ini. Saat dirinya bersiap menggulung lengan bajunya untuk mencuci sayuran, suara berisik dari luar rumah membuatnya terdistraksi. Dengan langkah ragu, ia berjalan menuju pintu, hendak memeriksa apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

"Eh? Pintunya tidak kukunci ya semal-" Belum sempat ia selesai menyelesaikan kalimatnya, seseorang yang tengah sibuk melangkah di atas salju di halaman rumahnya berhasil membuatnya tertegun. "Taehyung, apa yang kau lakukan?"

Pria sang empunya nama lantas menoleh dan melambaikan tangannya dengan hangat. "Membersihkan salju. Apa kau baru bangun?"

Ah, bukan mimpi ternyata.

"Di luar dingin. Ayo masuk! Saljunya akan dibersihkan oleh dinas setempat," ujar wanita itu memerintah raja mesum itu untuk masuk.

Taehyung menurut. Ia meletakkan kembali sekop ke sudut kanan rumah dan berjalan hati-hati menuju pintu agar tidak tergelincir. Sebenarnya pemandangan itu cukup lucu lantaran pria itu menggunakan sepatu boots salju milik Jennie yang berwarna merah muda. Setibanya dia di hadapan Jennie, pria itu membungkuk, mendaratkan kecupan manis pada bibir manis itu, dan membersihkan kotoran mata wanitanya dengan hati-hati.

"Matamu jadi membengkak karena menangis terus kemarin," katanya dengan wajah cemberutnya.

"Jadi terlihat jelek ya?"

"Bukan begitu, Sayang." Taehyung dengan cepat menggeleng sembari ia melepaskan sepatu boots-nya. "Kau 'kan memang sudah jelek dari sananya."

Dengusan sang wanita Kim itu lantas mengudara. Kim Taehyung ternyata masih sama menyebalkannya meski waktu telah berlalu sekian lama. "Dasar duda!"

"Duda-duda begini kau tangisi juga tuh," ejek Taehyung dengan tawanya. Pria itu membalikkan tubuh Jennie dan memeluknya dari belakang sambil membawa langkah menuju dapur. "Jadi, apakah calon ratu duda tampan ini akan pergi bekerja hari ini?"

"Tidak. Hari ini aku berencana mencari rumah."

Taehyung spontan menghentikan langkahnya dan menatap Jennie dengan alis menyatu. "Kau mau pindah?"

"Iya. Anak pemilik rumah sewa ini akan kembali dari luar negeri dan menetap di sini bersama keluarga barunya, jadi aku harus segera menemukan rumah baru untuk kutempati," jawab Jennie seraya melepaskan diri dari pelukan Taehyung untuk memasak makanan mereka hari ini. "Aku hanya minta pertambahan waktu sedikit pada Nyonya Zhang, maka dari itu aku harus cepat menemukan tempat tinggal baru."

"Kau tidak lihat aku?" tanya Taehyung. Saat wanita itu menatapnya, pria Kim itu menghela napas dan berkata, "Aku di sini, Jennie Kim. Bukankah aku sudah pernah menawarkanmu untuk ikut denganku?"

Kali ini wanita itu stagnan dan hanya bisa membisu.

"Aku menjadikanmu rumahku dan kembali ke dalam pelukanmu juga adalah tujuanku. Kenapa kau tidak demikian, Jen? Kenapa kau tidak menjadikanku rumah untukmu? Apa kau pikir aku kembali ke sini untuk sekedar mampir lalu pergi begitu saja?" tanya Taehyung bertubi-tubi. Pria itu mendekat, menangkup wajah cantik itu dengan tangan besarnya, dan menatap intens pada bola mata hazel itu. "Ayo pergi bersamaku, Jen! Tinggalkan semua beban penderitaanmu di sini dan hidup lebih baik denganku di sana."

My Last Queen [Complete (✔) | TERSEDIA VERSI LENGKAP PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang