Chapter 8 : Morning Conversation

4.1K 817 146
                                    

Play Mulmed
(James Arthur - Falling Like A Stars)

....

Sejak beberapa menit yang lalu, yang Taehyung lakukan hanya diam dan memandangi wajah Jennie tanpa lelah seakan tak bosan kendati kedua mata wanita itu memejam sempurna tanpa membalas tatapannya. Cantik. Taehyung mengakui bahwa Jennie tampak sangat cantik dalam keadaan apapun, entah itu saat tidur seperti ini, saat sedang marah, atau saat sedang tertawa—yang terakhir termasuk jarang ia lihat sebenarnya.

Saat sedang asik memandangi wajah itu, Taehyung mendadak menahan napas ketika Jennie tiba-tiba saja menggeliat dan memeluknya. Matanya melotot sempurna sementara sang wanita mencari posisi ternyamannya.

"Dingin..." gumaman setengah sadar Jennie terdengar pelan ketika ia merapatkan tubuhnya pada Taehyung. Awalnya tak ada reaksi khusus pada wanita berusia dua puluhan itu, namun berselang beberapa detik kemudian, tiba-tiba saja ia membuka bola matanya bak baru saja tersengat listrik. Ia mendongakkan sedikit kepalanya dan menatap wajah Taehyung yang memandang ke arahnya dengan raut wajah polos. "Kau-"

"B-bukan salahku," elak Taehyung tak ingin terkena semburan amarah Jennie di pagi hari.

Perlahan pandangannya turun pada tangannya yang memeluk Taehyung. Seketika wajahnya bersemu seiring dengan matanya yang memejam erat guna menutupi rasa malunya. Ingin hati mengumpati keras dirinya, tetapi ia jelas tahu bahwa hal itu justru akan membuat Taehyung tambah gencar menggodanya. Jadi, ia hanya bisa meruntuki dirinya dalam hati.

Melihat ekspresi wajah wanita itu, Taehyung mengudarakan tawa hangat. "Malu ya?" tanyanya sengaja mengusili wanita itu. Tanpa rasa malu sedikit pun, ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping wanita itu dan membalas pelukannya lebih erat. "Sekarang apa masih dingin?"

Sejak pelukan mereka di kamar club kemarin, sejujurnya Jennie sudah tahu bahwa pria Kim ini memiliki bahu yang cukup lebar dan dada bidang yang kokoh. Jennie tidak mau munafik sebab dia adalah salah stau dari sekilan banyak kaum hawa yang mudah takhluk dan merasa nyaman saat tengah berada dalam dekapan pria yang memiliki postur tubuh seperti itu. Ia tak dapat menampik bahwa ia memang merasa lebih hangat dengan posisi seperti ini.

"Hari ini kau akan bekerja lagi?" tanya Taehyung. Pria itu meletakkan dagunya di atas puncak kepala Jennie dan mengeratkan pelukannya. "Aku ikut 'kan? Tapi aku tidak mau bertemu temanmu si Minseo itu."

"Dia cantik. Kau tidak berniat mendekatinya?" tanya Jennie yang lantas dibalas gelengan oleh pria Kim itu. Melihat itu, sang wanita tertawa kecil lalu kembali bertanya, "Kenapa?"

"Tidak suka wanita penipu seperti itu. Dia bilang, kalau aku mengangkut sampah, kau pasti cepat pulang dan aku bisa akan segera dimaafkan olehmu. Lagipula, aku tidak suka dia. 'Kan yang aku suka itu dirimu," sahut Taehyung kelewat manja.

"Kau ini kenapa bisa-bisanya bersikap begini padaku? Hei, kita ini baru kenal kemarin," ujar Jennie dengan nada sedikit jengkel. Baginya, perkataan Taehyung terdengar seperti playboy ulung. "Manja."

Taehyung terdiam dan menatap kosong pada dinding kamar Jennie yang dilapisi warna putih gading. "Kupikir ini mungkin karena kita sudah melakukan hubungan badan."

Sejujurnya, Taehyung juga memikirkan hal yang sama dengan yang Jennie pikirkan mengenai tingkahnya yang kelewat manja pada wanita itu. Ia tak pernah bersikap semanja ini pada siapapun. Bahkan ketika sang Ibu masih ada, Taehyung tidak pernah manja sebab sadar bahwa ia memiliki adik yang juga membutuhkan kasih sayang dari wanita yang melahirkan mereka. Awalnya ia mengira ini hanya dilandasi rasa puas ketika berhasil menggoda atau membuat kesal Jennie, tapi kemudian ia mulai berpikir bahwa ini lebih serius dari itu. Mereka terikat. Benar-benar terikat seperti yang ia katakan pada Jennie, namun bukan hanya karena ia mengambil keperawanan wanita itu dan membiarkan pelepasannya berada di dalam rahim wanita itu.

My Last Queen [Complete (✔) | TERSEDIA VERSI LENGKAP PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang