Broken

553 65 2
                                    

Jaemin tak ingin kehilangan kesempatan bersama Jeno. Tadi malam selepas membantu Jeno mengantarkan beberapa paket ke agen ekspedisi, Jaemin singgah cukup lama di kamar kos Jeno.  Mengobrol sambil menyantap bersama nasi goreng dan bakmi kuah yang sempat mereka beli di pinggir jalan.

**

Di antara kunyahannya Jeno bercerita dirinya mendapat tawaran kerja di tempatnya bermagang dulu. Sebuah kantor cabang startup yang terletak di luar kota. Tahun lalu Jeno memang mengambil KP* di salah satu startup yang memiliki aplikasi penyedia layanan pencarian kamar kos.

Pengalamannya selama dua bulan oleh pembimbingnya di sana dianggap sudah cukup mumpuni. Hingga hari kemarin ia dihubungi dan ditanyai kapan mahasiswa Teknik Informatika itu lulus.

"Kalau dipikir-pikir pelanggan dagangan gue udah lumayan, sih. Bingung juga kalau nanti kerja, kapan ada waktu buat bungkus dan kirim barangnya."

"Malam habis dari kantor kan bisa."

"Kalau gue masuk di divisi yang sama kayak waktu magang kemarin, banyak lemburnya."

"Ya udah kerja aja nggak usah jualan."

"Tapi keuntungan sebulan lumayan banget."

"Ya udah jualan aja nggak usah kerja!"

Jaemin menyendok banyak sayur dari mangkuk bakmi kuahnya dan menyodorkannya ke mulut Jeno yang sontak memundurkan kepala.

"Apaan ish ogah!"

"Biar diem!"

"Sensi amat!"

Jaemin menarik kembali sendoknya dan menyuapkan sayur ke mulutnya sendiri.

Sejak Jeno mengatakan kemungkinannya untuk bekerja di luar kota, Jaemin uring-uringan. Bakmi kuah kesukaannya tak lagi menarik di matanya.

Perasaan kecewa dan sedih itu datang lagi. Dadanya lebih sesak daripada ketika ia mendapati kabar Jeno mendekati alumni SMA mereka, Renjun, saat mereka kelas 12. Rasanya lebih sakit dari ketika Jeno bercerita dengan bahagianya bahwa Renjun menerima pernyataan cintanya enam bulan yang lalu.

Sudah cukup hati Jeno jauh dari jangkauannya. Sebentar lagi raga mereka ikut berjarak. Pikirannya berkelana kemana-mana.

Kekasih Jeno sebelumnya berkuliah di kota yang sama dengan kantor Jeno bermagang. Bahkan semester depan kabarnya Renjun akan melanjutkan pendidikan S2 di universitasnya dulu. Jika Jeno menerima tawaran kerja itu, kemungkinan sepasang kekasih itu akan berada di kota yang sama selama dua tahun, sampai Renjun lulus pascasarjana. Atau bisa jadi lebih lama lagi jika Renjun melanjutkan kerja di sana.

'Dua tahun itu lama sekali. Apakah mereka akan tinggal bersama?'

"Asyik dong, kamu, bareng Kak Renjun. Lebih dekat kalau mau apel."

"Iya, lah. Jomblo nggak usah iri."

"Aku sodorin sayur lagi nih biar diem?!" Jaemin mengangkat mangkuknya dengan sigap.

"Ck. Nggak asik lo, Jaem. Mainannya ngancem."

**

Setelah 20 jam berlalu dari pembicaraan terakhirnya dengan Jeno, kini Jaemin meringkuk di tepi kasurnya. Dirinya masih saja bergulat dengan pikirannya yang tak pernah istirahat sejak semalam.

Matanya sembab sisa menangisi perasaannya berjam-jam lalu. Menggigit bibir bawah, pemuda itu menatapi ruang percakapan yang terpampang di layar ponselnya. Dilema, apakah sebaiknya ia menekan tombol send atau tidak.

Jaemin mengunci layar dan melempar ponselnya ke atas selimut yang tergulung berantakan.

Gusar, lelaki dengan kaus hitam bergambar Queen itu bangkit menuju kamar mandi. Sembari menyikat gigi, ia memandangi sosok kacau yang berada di depannya. Wajah yang berantakan walau sore tadi sudah mandi di bawah pancuran air shower.

Demi melegakan hatimu sendiri, Jaem.

Setelah menemukan jawaban atas kegelisahannya, buru-buru Jaemin meludahkan busa yang ada di mulutnya dan berkumur. Acuh dengan tepian bibirnya yang masih basah, Jaemin kembali menjangkau ponselnya dan membuka pesan yang tadi belum sempat dikirimkannya.

Usai menambahkan beberapa kata, lelaki itu segera mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari Jeno. Ia belum siap. Disimpannya ponsel itu di laci nakas. Supaya tidak penasaran. Biarkan ia tidur lebih cepat setelah hampir 24 jam terjaga.

Jaemin mematikan lampu dan meraih selimutnya.



tbc

*KP (Kerja Praktek): mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa melakukan proses magang di instansi/perusahaan. Lamanya waktu tergantung kebijakan kampus. Biasanya berbobot 2 SKS.

It All Started with Broken HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang