Mark sudah kembali dari mal satu jam yang lalu dan kini ia sedang membersihkan diri. Beberapa hari ini rasanya lelah sekali. Selain urusan pekerjaan, adiknya, Jisung, belakangan merengek ingin Mark kembali ke rumah. Katanya, ayah mereka sering marah-marah untuk hal yang tidak jelas. Jika dulu Mark yang selalu menjadi sasaran kemarahan tiap ayahnya sedang dalam mode 'tidak waras', sekarang giliran Jisung menjadi sasarannya.
Well, ternyata Jisung memang tidak se-spesial itu di mata ayahnya. Berarti memang ayahnya saja yang berlebihan dengan segala sifat arogansinya.
Mark menyalakan shower untuk membilas tubuhnya yang selesai disabuni. Di bawah guyuran air ia merenung, kadang ia berpikir kasihan pada adiknya. Tetapi lebih sering pikiran bocah menguasai kepalanya. Tentang segala keiriannya pada Jisung yang selalu ditatap dengan penuh rasa bangga oleh kedua orang tuanya.
Walau sebenarnya Jisung tidak pernah sekalipun merasa di atas angin, ia bahkan selalu merecoki Mark dengan sifat kekanakannya. Hal itu yang terkadang membuat Mark rindu pada adiknya. Tapi, sekali lagi, memang pikiran bocah sedang menguasai kepalanya saat ini.
"Ih kakinya jangan jahil!"
Suara teriakan Jaemin bersahutan dengan tawa Jaehyun terdengar nyaring hingga membuat Mark tersadar dari lamunannya. Badannya sudah tidak licin oleh sabun. Jadi ia mematikan shower dan mengeringkan badan serta rambutnya dengan menggunakan handuk.
Di ruang tengah, Mark melihat sepasang sepupu itu tengah bermain video game dengan kontroler di tangan masing-masing. Mark menggelengkan kepala melihat makanan milik Jaehyun yang masih tersisa setengah piring menganggur di atas coffee table, padahal ia sudah mulai makan sejak sebelum Mark masuk kamar mandi. Jaehyun memang sering sibuk. Tapi jika sudah mempunyai waktu luang dan bersentuhan dengan game maka akan mengabaikan hal di sekitarnya.
Mark hanya melewati mereka dan masuk ke kamar untuk berpakaian. Baru saja menyemperotkan deodoran, dering notifikasi berbunyi dari ponselnya. Ia mengambil ponsel di ujung kasur dan memeriksa beberapa pesan masuk. Di antaranya ada pesan dari grup sepermainannya mengajak untuk bermain futsal karena besok akhir pekan. Mark menyetujui esok malam bertemu di tempat biasa.
Mark kemudian membuka pesan dari Jisung yang baru dikirim setengah jam yang lalu.
Jisung
Bang besok jadi balik kan? Mama nanyain
Mark
Minggu depan jadinya
Jisung
Oh
Okeee
Bang
Gue mau ceritaMark
Cerita apa?
Jisung
Papa nyebelin :(
Mark
Kenapa lagi tu orang
Telfon siniJisung
Gamau
Pengen ngomong langsung :(Mark
Yaudah tunggu gue balik
Jisung
Lama :(
Maunya sekarang :(Membaca pesan dari Jisung, Mark langsung menekan tombol dial pada kontak adiknya. Tapi Jisung tidak mengangkat, justru menolak hingga panggilannya yang ketiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
It All Started with Broken Hearts
FanfictionKetika hidup yang senantiasa dipenuhi kebahagiaan perlahan mengkhianatimu, kau hanya tak terbiasa dan tak tahu bagaimana harus menghadapinya.