Bagian 11

597 50 1
                                    

Hari hari berganti, Jihan menikmati setiap proses yang terjadi dalam hidupnya.

Kini tugas akhirnya sudah sampai di BAB 3, kabar baiknya lagi 1 minggu lagi ia akan Sempro (Seminar Proposal), 2 hari setelah Desti dan 2 hari setelahnya adalah Nayla.

Tepatnya begini, hari senin pukul 14.00 Desti, hari rabu pukul 10.00 Jihan, dan hari Jumat pukul 07.00 Nayla. Kebayang nggak senangnya gimana? Ketiga sahabat itu memiliki jadwal Sempro yang dekat. Rasanya sama-sama senang.

Jihan tersenyum lebar menanti hari sempronya, namun ia juga cukup gugup memikirkan bagaimana proses presentasinya.

Tujuannya kali ini adalah masjid, ia ingin melanjutkan membuat powerpoint untuk presentasiya.

Hari ini ia sendirian, Nayla dan Desti sama sibuknya dalam mempersiapkan sempronya. Kuliahpun semakin jarang karena semester 7 akan segera berakhir, itu berarti semester 8 mereka akan hanya benar-benar fokus pada tugas akhirnya.

Di masjid Jihan melihat seorang mahasiswi yang sedang duduk tak jauh dari tempat biasanya ia tempati. Jihan melewatinya kemudian duduk sambil membuka laptopnya.

"Kak Jihan ya?"

Jihan menoleh, mahasiswi yang duduk disebelahnya itu menampilkan senyum padanya.

"Dinda kak, yang waktu itu."

"Ohh Dinda, iya aku inget." Jawabnya setelah mengingat wajahnya.

Dinda mendekat ke arahnya sambil melihat ke layar laptopnya, "Ngapain kak?"

"Ohh kakak mau sempro? Wihh kapan? Keren kak, Alhamdulillah."

Jihan ikut tersenyum, entah kenapa sikapnya yang gampang akrab ini membuatnya merasa nyaman.

"Hari rabu Din, kamu kapan?" tanyanya membuat Dinda mengerutkan alis.

"Ngelawak nih kak Jihan, baru semester 1 udah ditanyain sempro,"

Jihan tertawa kecil, "Kamu ngapain?"

"Ohh ini, ada tugas desain gitu kak." Dinda memperlihatkan layar laptopnya pada Jihan yang menampilkan desain setengah jadi itu tentang iklan produk kesehatan.

Jihan mengangguk-ngangguk. "Hmm.. kalau aku boleh kasih saran, warna backgroundnya yang soft aja soalnya disini kamu fontnya cukup terang dan mencolok, jadi kalau backgroundnya biru cerah gini terlalu ini sih.. "

"Setuju kak, ini tuh ide si Robi kak, emang selera dia tuh ngga cocok sama selera aku."

Jihan menatap menyelidik, "Hmm terus kenapa desain kamu-"

"Aku nyoba aja kak, setelah di pandangin kok jadi aneh gitu, ternyata bener emang aneh idenya."

Jihan hanya tersenyum, melihat gaya bicaranya sepertinya Dinda cukup akrab dengan Robi.

"Kak Jihan ngga sibuk kan? Temenin aku dulu bentar ya kak buat nyelesain desainnya."

Jihan mengangguk menyetujuinya.

Lalu mereka sibuk satu sama lain, Jihan dengan tugas akhirnya, Dinda dengan tugas kuliahnya.

Beberapa menit kemudian punggungnya mulai pegal, Jihan menoleh ke arah Dinda yang sedang melihat jam tangannya kemudian mencari seseorang.

"Kamu nunggu temen?"

Dinda menoleh, "Nunggu si Robi kak, bentar lagi kayaknya dateng deh. Udah hampir adzan dhuhur soalnya,"

Jihan diam sambil memperhatikannya, "Kalian.. berdua aja ntar?"

"Hmm? Kan ada kak Jihan."

Jihan tersenyum tipis, "hmmm.. kayaknya aku harus pulang Din, mau ngelanjutin ini dirumah."

LEBIH DARI BAHAGIA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang