Bagian 28

709 47 4
                                    

PART INI MENGANDUNG TINGKAT KEBAPERAN YANG AKAN MEMBUAT KAMU SENYUM SENYUM :)
HAPPY READING

_____

Senyumnya belum pundar mendapat kabar baik tentang Dinda, ditambah lagi Vlog akad dan resepsinya telah selesai di edit. Ia tak sabar ingin memberi tau pada Jihan tentang kabar baik ini.

Terdengar suara tawa dari dalam rumah tepatnya di ruang tamu, sepertinya suara Jihan. Apa yang lucu sehingga membuatnya tertawa puas seperti itu? Syukurlah itu berarti perutnya tidak sakit lagi.

“Masa lalu Des!”

“Namanya jodoh kan ga tau ya Han, siapa yang nyangka jodoh kamu adik dari istri mantan gebetan kamu hahaa, tinggal serumah juga, ati-ati gagal move on..”

“Destiii” jawabnya penuh penekanan, merasa tidak enak karena di ruang tamu ia sedang bersama Reza dan juga Salsa.

“Kondisikan dong tuh mulut, elahh ngomong di depan orangnya lagi.” Reza menanggapinya yang sedang VCan bersama Desti. Sementara Salsa hanya menggelengkan kepalanya sambil terkekeh.

“Bercanda, ya kali.. kalian udah move on dong pasti.”

“Assalamualaikum.”

Semua yang berada di ruang tamu melihat ke arah pintu. Salsa, Reza saling berpandangan. Sementara Jihan langsung berdiri kemudian mematikan panggilan videonya dengan Desti secara sepihak.

Reza memperhatikan tatapan Robi yang mulai berbeda. Sama halnya seperti Salsa yang mulai was was akan ada kesalahpahaman.

Meski merasa takut, Jihan berjalan menghampiri Robi. Namun Robi berjalan lebih dulu menuju kamarnya.

“Jangan salah paham Rob.”

Jihan melebarkan matanya, harusnya Reza tidak usah ikut campur. Hal itu hanya akan membuat Robi terpancing.

Robi berhenti melangkah dan menoleh kepadanya. “Heem, gue selalu paham kok kalian pernah punya masa lalu.” Ucapnya kemudian pandangannya beralih pada istrinya yang berada di depannya, menatap dengan datar kemudian kembali membalikkan badan menuju kamarnya.

Salsa menahan lengan Jihan yang hendak mengejarnya. “Gue bantu ngomong ya,”
Jihan merasa terharu karena perhatian salsa padanya, padahal seharusnya Salsa juga merasa cemburu atau tidak nyaman dengan pembahasan Desti tadi.

“Gpp Sal, biar gue sama Robi yang selesain sendiri. Makasih ya.”

____


Jihan membuka pintu kamarnya perlahan, tidak ada orang didalam. Terdengar suara air di kamar mandi pertanda bahwa suaminya sedang di dalam. Jihan mengambil tas kamera dan tas laptop yang berada di kasur lalu meletakkannya di meja kerja Robi.

Pintu kamar mandi terbuka membuat Jihan menoleh, dilihatnya wajah Robi yang basah. Ia mengusap wajahnya dengan handuk putih yang melingkar dilehernya sambil berjalan menuju kasur tanpa melihat Jihan.

Hal itu terulang kembali, namun kali ini terasa lebih memyeramkan daripada saat sebelum akad. Ia bahkan tidak berbicara sejak datang tadi.

“Mas, aku..”

Robi beranjak, “Aku ke dapur dulu.”

“Mas.” Jihan menahan lengannya.

Jihan berjalan, berdiri dihadapannya dengan tetap memegang lengan kirinya.

“Aku tau mas capek, makanya emosinya kepanc-“

“Jangan jadikan capek sebagai alasan aku emosi.”

LEBIH DARI BAHAGIA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang