Bagian 15

673 41 6
                                    

Beberapa menit kemudian pintu mobil dibuka.

"Gimana pak?"

"Aman mbak, korbannya masih sadar Cuma lecet aja."

"Syukurlah.."

Jalanan mulai kondusif, supirpun melanjutkan perjalanan.

Fokus Salsa teralihkan saat ponselnya berdering menampilkan nama Reza disana, dengan cepat Salsa mengangkat sambungan teleponnya.

"Assalamualaikum Za, Gimana?"

"..."

Jantung yang normal kembali berdegup lebih cepat, tiba-tiba tangannya gemetar membuatnya hampir menjatuhkan ponselnya.

"Dimana sekarang?" ucapnya sambil meneteskan air mata.

Salsa mematikan ponselnya, "Pak, puter balik pak. Cepetan pak!" ujarnya menepuk punggung kursi supir.

----

Kakinya berlari dengan cepat meski rasanya sangat berat untuk melangkah, hal yang ia takutkan kini terjadi, pria yang selalu membuatnya kagum dalam setiap hal itu kini mungkin sedang berjuang antara hidup dan mati.

Beberapa menit yang lalu, seseorang memberinya kabar melalui ponsel Reza bahwa sang pemilik ponselnya berada di Rumah Sakit karena kecelakaan yang ia alami.

Salsa tak berhenti menangis saat ditaksi sampai parkiran RS sekarang, setiap orang yang ia hubungi hanya menyuruhnya untuk tenang dan istighfar.

Ia sampai di IGD, kakinya lemas membuatnya terduduk di bangku tunggu.

Kedua tangannya ia genggam dengan erat agar tidak terlalu bergetar, ia lafalkan kalimat istighfar di dalam hatinya seraya meyakinkan dirinya bahwa Reza pasti baik-baik saja.

"Salsa.."

Salsa mengangkat wajahnya, terlihat Jihan sedang berlari ke arahnya dan duduk disampingnya. Ia langsung memeluk Jihan melampiaskan kekhawatirannya pada Reza.

"Reza Haaan.. hiks,"

Jihan mengelus pundak Salsa, ia menahan air matanya.

Entahlah, siapa yang menenangkan dan siapa yang harus ditenangkan saat ini, karena Jihan juga merasakan kekhawatiran yang sama terhadap Reza, meski mungkin kekhawatiran Salsa lebih besar.

"Sttt udah udah, doain aja yah.. tenang tenang." Jihan mengelus pelan punggungnya memberinya ketenangan.

Pintu IGD terbuka, Salsa melepas pelukannya kemudian berdiri menghampiri dokternya.

"Dok, gimana keadaannya?"

"Keluarga pasien yang baru saja kecelakaan?"

Salsa mengangguk, "Saya calon istrinya dok,"

Dokter itu tersenyum. "Ohh, Syukurlah Reza sudah siuman, sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan, dia hanya mengalami cedera di lengan kanannya dan luka lecet sedikit dikepalanya. Silahkan masuk."

Salsa mengangguk dengan mata berbinar, kemudian ia masuk keruangan.

Sementara Jihan sedikit ragu untuk melangkah. Dokter itu mempersilahkan Jihan untuk masuk, lalu iapun melangkah kemudian berhenti kemudian berbalik keluar dari ruangan.

LEBIH DARI BAHAGIA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang