Sore itu saat kuliah baru saja selesai, rintikan hujan membasahi bumi, terlihat beberapa mahasiwa dan mahasiswi yang mengenakan payung untuk sampai di gedung fakultasnya, ada juga yang hendak pulang dan singgah ke masjid.
Salah satunya Gadis itu, Gadis yang tadi pagi ia lihat sedang duduk dipinggir masjid lalu berinfaq di kotak amal.
Pandangannya tetap pada punggung seorang gadis yang membelakanginya dari kejauhan, kali ini ia tidak di pinggir masjid dengan mengayukan kakinya lagi karena hujan, ia duduk dengan menselonjorkan kakinya ke tangga masjid yang hanya berjumlah 4 itu. Tidak ada percikan hujan karena di atasnya ada atap yang menutupinya.
“Bi.” Robi sontak menoleh ketika namanya dipanggil oleh temannya.
“Ngangetin aja, apa?”
“Kagetan lo bro? wkwkwk… Adzan ashar.” Ucapnya setelah tertawa.
Notif adzan dari ponselnya membuat Jihan mengalihkan pandangan ke layar ponselnya, saat itu juga Robi menoleh ke arah Jihan.
Jihan berdiri sembari meletakkan ponsel kedalam tasnya, kemudian beranjak untuk mengambil wudhu. Saat itu Robi langsung memalingkan wajahnya karena takut beresiko mengundang syahwat yang kemudian akan berakhir dengan zina mata. Naudhubillah.
Usai shalat Jihan sempatkan untuk dzikir, suara rintikan hujan mendominasi sesaat sebelum suara seseorang yang sedang mengaji terdengar dengan samar, lantunan ayat suci Al Quran itu menambah ketenangannya.
MasyaAllah, ini indah.. Mendengarkan merdunya lantunan ayat suci Al Quran ditengah rintikan hujan.
Setelah berdzikir Jihan kembali ke tempatnya, mahasiswi yang berdiam diri kini sudah menghilang karena hujan yang reda beberapa saat yang lalu.
Sebelum Jihan pulang ia memeriksa ponselnya, takut ada hal yang harus ia kerjakan di kampus, dan benar saja nanti malam Nayla mengajak dirinya dan beberapa anggota bimbingannya untuk mencari referensi tugas akhirnya, bertempat di perpustakaan tepat dibelakang fakultas Sastra Indonesia pukul 7 malam.
|||
Malam itu Jihan memasuki perpustakan dengan ucapan salam dan senyumannya. Senyum yang cukup dibuat-buat karena ia datang terlambat.
“Hehee.. aku telat ya, maaf deh barusan ke masjid dulu,” Ucapnya karena merasa tidak enak pada teman-temannya menunggu.
“Hmmm.. Okelah kalau begitu Cuma telat 15 menit,” Nayla melihat jam tangannya kemudian mempersilahkan Jihan duduk disampingnya.
Jihan tersenyum kepada Nayla yang sudah melotot padanya. Ingin sekali Jihan memakinya, seperti dia tidak pernah telat saja masuk kelas, namun berakhir dengan kalimat istighfar.
“Coba baca Jurnal ini deh Han, kayaknya bisa dijadiin referensi, topiknya juga bagus buat di teliti.”
“Buat judul kamu nih?” Jihan menggeser laptop Nayla.
Nayla mengangguk, “Iya, aku minta pendapat kamu. Soalnya judulku nggak di ACC, hehee.”
Jihan hanya tersenyum kemudian mulai membaca Jurnal yang Nayla tunjukkan.
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba sekelilingnya gelap hanya layar laptop yang menerangi wajahnya.“Ehh.. kenapa nih?”
“Pemadaman ya?”
“Pak, ini listriknya mati?”
Begitulah kira-kira respon beberapa mahasiwi yang berada di perpustakaan ini.
Jihan memutar ingatannya saat kejadian tadi di masjid.
Jihan sampai di parkiran menunjukkan pukul 19.05. Masjid gelap gulita padahal beberpa menit yang lalu adzan dikumandangkan.
Ia langkahkan kakinya untuk ke depan mencari saklar lampu. Ada 3 deret saklar lampu disana, ia memencet semua jadilah terang benderang namun ia rasa ini berlebihan mengingat hanya ada dirinya di masjid ini.
Ia matikan kedua dari tiga saklar itu secara acak, kini yang hidup deretan lampu depan di shaf ikhwan (Laki-laki). Namun cukup untuk menerangi shaf akhwat (Perempuan) disamping kanan yang dibatasi oleh tirai. Jihanpun langsung beranjak ke tempat wudhu.
Saat selesai dan ingin mengambil mukenah, lampu yang tadinya hidup di bagian ikhwan kini berganti di bagian akhwat, Siapa yang melakukan ini?
Lampu kini kembali terang dan mengembalikan Jihan ke masa kini setelah otaknya memutar kejadian yang baru saja ia alami, itu cukup membingungkan.
Jihan tersipu mengingat hal itu, kenapa rasanya baru saja ia mendapat perlakuan romantis? Semoga saja orang yang melakukan itu bukan makhluk tak kasat mata.
|||
Percaya nggak kalau tentang lampu itu bener bener terjadi dikehidupan seseorang, hiyaaa wkwkk
Nah gimana part 3?
Vote dan komen yukk
Tengkyuuu❤
Salam selalu hangat dari akuuPart 4 on the way
KAMU SEDANG MEMBACA
LEBIH DARI BAHAGIA (TAMAT)
Fiksi UmumMenikah dengan Robi yang merupakan adik tingkat yang usianya lebih muda memang hal yang biasa, tapi bagaimana jika dia adalah adik ipar dari orang yang Jihan kagumi sejak SMA? Bagaimana kehidupan mereka setelah menikah dan kumpul dalam satu rumah ke...