2.6

1.2K 96 6
                                    




"Hai ayah, apa kabar?" Ujar seseorang berdiri menghadap makam sang ayah.

"Ayah tenang disana ya, maafin Lisa karena tidak tau apa yang terjadi pada ayah dan terima kasih sudah melindungi mama" ujar Lisa sembari meneteskan air matanya.

Blackvelvet (-Lisa) yang berdiri jauh dibelakang Lisa hanya menatap punggung Lisa dengan tatapan sendu.

"Ayah, Lisa minta maaf. Selama ini Lisa selalu menolak bertemu dengan ayah, Lisa terlalu dendam dengan kejadian ayah meninggalkan lisa. Tapi saat ini Lisa sadar, Lisa telah kehilangan orang yang sangat sayang sama Lisa karena keegoisan Lisa" ujarnya sambil menangis dalam diam.

Irene pun menghampiri Lisa dan memeluknya hangat.

"It's okay Lisa, paman saat ini sudah tenang disana" ujar Irene menenangkan Lisa. 

Semua member Blackvelvet pun menghampiri mereka berdua dan saling berpelukan.

"Lisa jangan nangis terus, oci jadi sedih" ujar Rose sedih melihat wajah Lisa yang tengah sembab.

"Kak Lisa ada kita yang akan selalu bersama kak Lisa" ujar Yeri tersenyum manis.

"Baru kali ini gue dengar yeri manggil Lisa dengan embel-embel kak" ujar Joy menatap Yeri gak percaya.

"Setelah ini dia bakal panggil Lisa seperti biasanya kok" balas Wendy terkekeh.

"Permisi.." panggil seseorang yang tengah berdiri dibelakang mereka.

Blackvelvet pun berbalik dan menatap orang itu dengan setengah kaget dan bingung. Wajah orang tersebut banyak luka kecil, tangannya juga banyak bekas pukulan.

"Sejeong" gumam Lisa melihatnya.

"Hai lis" sapa orang itu tersenyum hangat menatap Lisa.

Melihat kejadian itu, Irene dan Jennie berinisiatif memberikan mereka waktu untuk berbicara. Irene dan Jennie pun menarik saudaranya yang lain untuk memberi mereka waktu.

"Apa kabar Lis?" Tanya Sejeong yang kini tengah berdiri disamping Lisa sembari menatap makam sang ayah.

"Baik, lu gimana?" Tanya Lisa balik.

"Ya begini" jawab Sejeong seadanya.

"Sebelum ayah pergi, dia ngasih ini ke gue" ujar Sejeong menyodorkan amplop ke Lisa. Lisa pun menerimanya.

"Maaf gue baru kasih sekarang" lanjut Sejeong.

"Enggak, gak apa-apa ini bukan salah lo" jawab Lisa menggenggam tangan Sejeong hangat.

Terdiam sejenak, Lisa pun mulai membuka amplop itu yang berisikan selembar kertas yang dibawahnya terdapat nama ayahnya. Lisa membaca dalam diam, dia merasa bersalah karena selalu menolak bertemu dengan ayahnya. Dia menangis dalam diam. Sejeong yang menyadari itu memeluknya hangat.

"Maafin gue ya yang sudah kasar sama lo" ujar Sejeong agak menunduk.

"Enggak, harusnya gue yang minta maaf karena malam itu gue ngebentak lo sama ayah gue" ujar Lisa yang masih terisak.

"Enggak Lis, disitu gue paham atas apa yang dilakukan ayah kepada lo sama nyokap lo, gue juga minta maaf karena mama gue mencoba bunuh nyokap lo" ujar Sejeong menyeka air matanya.

"Biarkan itu menjadi masalah mereka Sejeong" ujar Lisa dengan mata sembab menatap Sejeong sendu.

"Iya biarkan itu menjadi masalah mereka" ujar Sejeong menganggukkan kepalanya. Lisa pun memeluk Sejeong hangat bagaikan dua saudara yang telah terpisah jauh. 

Senior High School // BlackvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang