Hari ini Wonwoo kembali bersekolah seperti biasa. Hanya saja Mingyu yang tidak biasa. Entah kerasukan setan apa, Mingyu tiba-tiba mengirimi pesan singkat pada Wonwoo sejak pagi tadi sampai siang ini hampir setiap jam. Entah itu menanyakan keadaan Wonwoo, menanyakan keadaan perut Wonwoo, hingga hal-hal yang tidak penting lainnya. Dan tentunya Wonwoo mengabaikan semua pesan itu.
Siang ini, Wonwoo menghabiskan jam istirahatnya bersama Jihoon, Jisoo, dan Soonyoung di kantin. Hingga kemudian salah satu pegawai kantin menghampiri meja Wonwoo. Wanita paruh baya itu memberikan kotak susu berperisa coklat pada Wonwoo.
"Saya gak pesen ini, Bu." Kata Wonwoo.
"Ah, ini.. tadi den Dirga bilang 'tolong kasihin ini buat Arka cantik yang duduk di sana'." Jelas wanita itu lalu melenggang pergi.
"Dirga? Lo deket sama si Dirga, Ka?" Tanya Soonyoung.
"Dalam rangka apaan dia ngasih lo susu? Lo udah tinggi menjulang gini juga. Gak usah diminum, Ka. Nanti gue sakit leher kalo lo makin tinggi." Kata Jihoon.
"Jangan diminum, Ka!" Sergah Jisoo. "Bisa jadi dia masukin racun ke susu itu. Atau mungkin ada peletnya."
"Lo mah kebanyakan baca novel, Josh." Kata Jihoon.
Wonwoo mengedarkan pandangannya mencari sosok yang memberinya susu itu. Tapi Wonwoo tidak menemukannya.
.
."Mana Dirga?" Wonwoo berdiri di ambang pintu kelas IPA 2.
Beberapa orang di kelas terkejut dengan kedatangan Wonwoo yang tiba-tiba mencari Mingyu.
"D-Dirga belum balik ke kelas dari tadi." Jawab salah satu siswi.
Wonwoo pun melangkahkan kakinya besar menyusuri lorong-lorong kelas. Dia bertanya pada setiap orang yang ia temui mengenai keberadaan Dirga.
"Tadi gue liat Dirga pergi ke belakang gedung olahraga sama temen-temennya."
Setelah mendapat informasi itu, Wonwoo lekas meluncur ke lokasi. Langkah Wonwoo melambat saat dia merasakan hawa sepi di sini. Dia juga melihat ada banyak puntung rokok di tanah. Dan di sanalah Wonwoo melihat Mingyu yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Jangan lupakan asap rokok yang mengepul dari mulut mereka. Kini Wonwoo mengetahui sisi Mingyu yang lainnya.
Mingyu langsung melempar batang rokoknya ke tanah saat mata mereka bertatapan. Entah kenapa Wonwoo emosi. Kedua teman Mingyu menyusul membuang rokok mereka saat Wonwoo menghampiri mereka.
"Ngapain lo?" Tanya Minghao—satu-satunya di antara mereka yang tidak merokok.
"Urusan gue bukan sama lo." Wonwoo berbicara pada Minghao tapi matanya menatap Mingyu tajam dan dalam.
Mingyu menelan ludahnya susah-susah. "Kalian balik ke kelas duluan gih." Perintah Mingyu pada ketiga temannya.
Kini tinggal Mingyu dan Wonwoo yang berdiri berhadap-hadapan di bawah pohon rindang. Angin berhembus menerpa poni Wonwoo yang mulai panjang. Wonwoo melipat kedua tangannya di dada, sementara Mingyu melipat tangannya di bawah. Persis seperti suami yang terciduk selingkuh oleh istrinya.
"A-apaan?" Mingyu tiba-tiba gugup.
"Lo suka ngerokok?" Tanya Wonwoo setelah hening yang mencekam. "Ah, itu gak penting. Ini.." Wonwoo mengangkat kotak susu tadi. "Ini apa?"
"Susu coklat lah. Gak bisa liat ya lu?"
"Maksud gue, dalam rangka apa lo ngasih ini ke gue?"
"Ya.. ngasih aja. Biasanya gue kalo lagi sakit suka mendingan kalo minum susu. Kenapa belum di minum?"
"Gue gak percaya."
"Gak percaya? Maksudnya.. lo pikir gue masukin racun ke susu itu gitu?"
Wonwoo diam tidak menjawab. Matanya masih menatap Mingyu tajam.
"Astaga, Ka... Gue gak sejahat itu kali buat ngeracunin elo. Itu cuma susu coklat biasa. Gue beli di kantin tadi."
"Yakin?"
Mingyu menghela napasnya. Dia mengambil susu kotak itu dari tangan Wonwoo lalu menyedotnya.
"See? Gue gapapa, 'kan?"
"Lo pikir racunnya bakal langsung bereaksi dalam beberapa detik?"
Mingyu kembali menyedot susu itu tapi tidak menelannya. Dia maju selangkah mendekati Wonwoo. Tak sempat Wonwoo menghindar, Mingyu sudah terlanjut menarik wajahnya. Dengan tenaganya, Mingyu berhasil membuka mulut Wonwoo dan membungkamnya dengan bibirnya. Mata Wonwoo membelalak. Alisnya bersatu saat ia merasakan cairan manis dari mulut Mingyu mengalir ke tenggorokannya. Rasa manisnya bercampur dengan samar rasa pahit dari rokok yang Mingyu hisap tadi. Wonwoo sempat terbatuk saat Mingyu melepas tautan bibir mereka.
"Bangsxt! Gila ya lo!" Pekik Wonwoo.
"Ya, gue gila." Mingyu membuang kotak susu itu sembarangan lalu menarik tengkuk Wonwoo dan kembali mempertemukan bibir mereka.
Wonwoo meremat kemeja depan Mingyu saat lidah Mingyu menyapa lidahnya. Mingyu mendorong tubuh Wonwoo hingga punggung Wonwoo bersentuhan dengan batang pohon. Mingyu mengurung Wonwoo di sana.
"Nghh..."
Wonwoo memukul-mukul dada Mingyu meminta berhenti. Mereka sudah cukup lama berciuman. Wonwoo butuh oksigen. Tapi Mingyu mengabaikannya dan malah memperdalam ciuman mereka. Sebelah tangan Mingyu memeluk pinggang Wonwoo posesif, mengikis habis jarak di antara keduanya.
Akhirnya Mingyu melepas pagutan mereka. Keduanya berlomba-lomba meraup oksigen di sekitar. Mingyu mengusap bibir Wonwoo yang basah akibat saliva mereka.
"Camkan ini, Arka Wonwoo. Mulai detik ini cuma gue seorang yang boleh nyentuh bibir lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE [✓]
Fanfiction[MEANIE] Dirga mengambil ciuman pertama Arka ㅡyang juga ciuman pertamanyaㅡ secara terpaksa saat mereka berusia 12 tahun dalam kondisi masih tidak saling mengenal. Sebuah kebetulan, Dirga dan Arka kembali dipertemukan setelah 5 tahun lamanya. Apakah...