Sudah tiga hari Wonwoo tidak masuk sekolah. Bukan malas, Wonwoo mengeluh tidak enak badan. Mungkin Wonwoo kelelahan karena selalu pulang larut setiap hari. Baik itu karena kegiatan ekstra kulikuler, atau karena sehabis dari rumah Mingyu.
Ponsel Wonwoo di meja belajarnya bergetar pendek. Wonwoo menyimpan pulpennya dan mengambil ponselnya. Wonwoo memang sedang sakit, tapi dia tidak pernah melewatkan waktu untuk belajar.
Gadung
Di mana?
Di rumah lah
Otw
Hah?
Read"Apaan dah? Otw? Maksudnya dia otw ke sini?"
"Beneran gila tuh si dungu. Ngapain coba ke rumah gue?"
Benar saja. Selang beberapa menit kemudian Mingyu tiba di rumah Wonwoo. Ibu Wonwoo menyambutnya dengan hangat. Bahkan mengantarkan Mingyu ke kamar Wonwoo.
Mendengar suara langkah mendekat, Wonwoo bergerak cepat menutup bukunya lalu berhamburan ke tempat tidurnya. Dia menutup sekujur tubuhnya dengan selimut.
"Masuk aja, nak. Kalo butuh apa-apa Mama ada di bawah." Samar Wonwoo mendengar suara lembut sang Ibu.
"Iya, Ma. Makasih." Dan itu suara Mingyu.
Gila. Ngapain dia manggil Mama pake sebuatan Mama juga?ㅡAWA
Lalu pintu diketuk. "Ka, gue masuk, ya?"
Wonwoo tak menjawab. Tapi Mingyu tetap membuka pintu kamarnya, tak lupa menutupnya kembali. Bisa Wonwoo rasakan Mingyu yang duduk di pinggiran ranjangnya.
"Sakit apaan lo?" Tanya Mingyu.
"Ngapain lo ke sini?" Wonwoo balik tanya, masih di dalam selimut.
"Jenguk lo."
Deg!
"Gue gak minta dijenguk." Balas Wonwoo jutek.
"Tapi gue pengen jenguk lo."
"Bacot."
"Seriusan. Sekolah rasanya sepi banget kalo gak ada lo. Gak ada yang bisa gue gangguin soalnya." Kata Mingyu lalu tertawa.
"Sialan."
"Gue kangen.." Ujar Mingyu pelan sekali. Tapi Wonwoo tetap bisa mendengarnya meskipun samar.
"Besok juga sekolah kok. Lebay banget deh pake acara jenguk segala."
"Jadi besok lo bakal ke rumah gue lagi?"
"Gak. Gue udah bilang ke bonyok lo kalo gue gak bisa ngajar lo selama minggu ini."
"Kenapa?"
"Gue juga butuh istirahat kali."
"Tapi sekarang lo udah sembuh, kan?"
"Kenapa gitu?"
"Gue pengen ngasih tau sesuatu.. sebelum lo mati."
Wonwoo langsung bangun duduk dan memukul kepala Mingyu. "Geblek lu! Amit-amit! Bukannya doain gue biar cepet sembuh, eh, lo malah ngedoain gue cepet mati."
Mingyu terkekeh. "Gue kangen."
"H-huh?"
"Gue kangen ngeliat lo galakin gue kayak barusan."
Wonwoo memalingkan wajahnya. "S-sint!ng.."
"Lo tuh kalo lagi malu gini lucu deh.. kayak anak kucing. Kalo lagi marah serem kayak kucing garong."
"Lo kenapa, sih?! Bosen idup, ya?"
"Gak kenapa-kenapa."
"Pulang sana!" Wonwoo kembali meringkuk ke dalam selimut.
"Yah.. Ka. Gue belum puas liat muka lo."
"Orang gila." Lagi, Wonwoo keluar dari selimutnya. Dia mendorong Mingyu hingga ke luar kamarnya.
"Ka—.."
"Pergi gak? Gue tendang lagi nih. Dan juga.. jangan panggil nyokap gue pake sebutan Mama. Lo bukan anak Mama gue!" Wonwoo membentak Mingyu lalu menutup pintu kamarnya.
Mingyu mengusap wajahnya lalu mengacak-acak rambutnya.
"Sialan... Arka imut banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE [✓]
Fanfiction[MEANIE] Dirga mengambil ciuman pertama Arka ㅡyang juga ciuman pertamanyaㅡ secara terpaksa saat mereka berusia 12 tahun dalam kondisi masih tidak saling mengenal. Sebuah kebetulan, Dirga dan Arka kembali dipertemukan setelah 5 tahun lamanya. Apakah...