#28 Gak Pede

4.8K 506 4
                                        

Ujian akhir semester adalah saat-saat yang paling dihindari oleh Mingyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ujian akhir semester adalah saat-saat yang paling dihindari oleh Mingyu. Tapi tidak kali ini. Mingyu sangat bersemangat. Bahkan semalam Mingyu tidak tertidur karena terlalu semangat belajar. Dan semangatnya semakin bergejolak karena Wonwoo tersenyum dan menyemangatinya tadi pagi.

Mingyu percaya diri. Dia percaya kalau dia bisa mendapat nilai bagus di ujian kali ini dan bisa masuk sepuluh besar di kelasnya.

Besok adalah hari terakhir ujian. Mingyu memang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan buku. Tapi Wonwoo juga selalu ada di sampingnya. Seperti sekarang ini. Mereka tengah duduk berduaan menghadap meja belajar di kamar Wonwoo. Dengan senang hati Wonwoo akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan Mingyu. Hingga Mingyu tiba-tiba menyimpan pulpennya dan menghela napasnya panjang.

"Kenapa? Pusing, ya?" Tanya Wonwoo.

Mingyu menggelengkan kepalanya. "Gue takut, Ka.."

"Takut apa?"

"Gue tiba-tiba ngerasa gak percaya diri. Gue gak yakin gue bisa masuk sepuluh besar nanti."

"Lah? Ke mana perginya Nadirga yang ngakunya lima besar juga bakal dijabanin?"

"Ka, gimana kalo gue gak masuk sepuluh besar?"

"Ya, kita gak bakal pacaran."

"Yah.. Ka... Kasih keringanan dong. Gue masuk ranking dua puluhan juga belum pernah. Kayaknya mustahil deh buat masuk sepuluh besar."

"Jadi selama seminggu ini lo ngasal, ya, ngisi ujiannya?"

"Ya, enggak lah! Gue beneran mikir. Sampe ngebul otak gue. Apalagi pas ujian matematika."

"Ya, kalo lo beneran mikir seharusnya lo percaya diri dong."

"Ka, gimana kalo gini aja perjanjiannya? Kalo lo berhasil ngalahin Andri, lo bakal jadi pacar gue."

"Hah? Ngaco. Gak jadi pacar lo juga gue bakal tetep ngalahin Andri kok."

"Iya-in dong, beb~"

"Najis!"

Mingyu menggeser kursinya mendekati Wonwoo lalu merangkul lengan Wonwoo sembari bersandar di bahunya. "Sayang~ Jangan gitu dong~"

"Apaan, sih, Dir?" Wonwoo mendorong Mingyu menjauh. "Jijik tau gak? Gak usah lebay gitu suaranya!"

"Ka, seriusan, ih! Lo gak mau jadi pacar gue sekarang aja?"

"Gak. Gue gak mau punya pacar orang bego."

"Jahat banget, Ka. Gue tuh gak bego tau gak.. cuma kurang pinter doang." Mingyu menjebikan bibirnya.

"Bomat. Pokoknya lo harus masuk sepuluh besar."

Mingyu tiba-tiba tersenyum. "Lo segitu pengennya, ya, gue masuk sepuluh besar? Biar lo jadi pacar gue, gitu?"

"Gue tonjok juga nih lama-lama.."

"Tonjoknya pake bibir lo aja, Ka. Gue rela kalo pake bibir. Rela banget malahan."

"Gak sudi."

"Ngomong-ngomong soal bibir.. udah lama kita gak ciuman.."

"Ngapain gue harus ciuman sama lo?"

"Biar besok gue semangat, Ka."

"Gak."

"Ka~ Jangan pelit-pelit dong sama calon pacar.."

"Bodo. Pulang sana! Udah malem. Mau sampe kapan lo di sini?"

"Sampe lo mau ciuman sama gue."

"Dibilangin gue gak mau, ya, gak mau!"

"Ya, udah. Gue bakal nginep di sini."

"Sinting. Kagak! Pulang sana!"

"Ka.. Arka Sayang~ Cium dong.."

"Geli tau gak, Dir? Gak usah kayak banci begitu suaranya, gak pantes."

"Cium."

"Ngapain nanya mulu, sih?! B-biasanya juga nyosor sendiri.." Wonwoo memalingkan wajahnya malu.

Mingyu tersenyum lebar hingga menunjukkan giginya. Di detik berikutnya dia menarik tengkuk Wonwoo dan langsung memagut bibir Wonwoo lembut yang tentunya juga dibalas oleh Wonwoo. Setelahnya Mingyu memberi kecupan dalam di kedua pipi Wonwoo.

"Liat aja, Arka Wonwoo. Gue bisa pastiin lo bakal jadi pacar gue nanti."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang