#12 Pulang Bareng

4.8K 541 8
                                    

"Tapi saya dibayar kan, pak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi saya dibayar kan, pak?"

"Oh, jelas dong! 300 ribu sekali pertemuan. Kalo kamu berhasil naikkin nilai Dirga, bayarannya bakal berkali-kali lipat." Jelas Aron.

"Ya, udah."

"Ya, udah, apa?"

"Saya mau."

"Bener, nih?"

Wonwoo mengangguk.

.
.
.

"Ka, gue denger lo bakal jadi guru les privatnya si Dirga.."

Wonwoo melirik Jihoon sekilas lalu kembali memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Iya. Kenapa gitu?"

"Lo gak takut sama si Dirga?"

"Dia juga manusia kok, ngapain takut?"

"Maksud gue, lo gak takut diapa-apain sama Dirga?"

"Diapa-apain gimana?"

"Si Dirga kan mesum tingkat dewa."

Wonwoo diam sejenak. "Gue tinggal tendang juniornya lagi kalo dia macem-macem sama gue."

Jihoon terkekeh mendengarnya. "Jadi kapan lo mulai ngajarin dia?"

"Gak tau."

"Woy!"

Beberapa orang yang masih tinggal di kelas—termasuk Wonwoo dan Jihoon langsung menoleh ke asal suara itu. Mingyu berdiri di ambang pintu sembari menenteng ranselnya. Wonwoo dan Jihoon memilih mengabaikannya.

"Arka."

Wonwoo tidak menoleh meskipun namanya disebut.

"Woy! Arka Wonwoo Adinata! Budeg lu, ya?"

Wonwoo menolehkan kepalanya kasar, memberi tatapan tajam pada Mingyu. "Apaan, sih?!"

"Ayo balik."

"Hah?"

"Gue tunggu di tempat parkir." Kata Mingyu dan berlalu.

"Gue gak salah denger kan, Dri?"

"Gak. Gue juga denger kok, dia ngajak lo balik bareng."

"Kok gue tiba-tiba takut, ya? Gimana kalo si Dirga malah nyulik gue terus ngejual gue ke tante girang?"

"Imajinasi lo kejauhan, Ka. Mungkin si Dirga ngajak lo ke rumahnya buat ngebantuin dia belajar."

"Dri!"

Jihoon langsung menoleh ke arah asal suara. Soonyoung berdiri di ambang pintu sambil melambaikan tangannya.

"Lo balik sama si Dani? Tumben.." Kata Wonwoo.

"Gue ngancem dia buat nemenin gue ke toko buku. Ya, udah. Gue cabut duluan." Jihoon menepuk bahu Wonwoo lalu melenggang pergi.

"Bucin sejati emang.." Gumam Wonwoo.

Setelah berpikir ratusan kali, akhirnya Wonwoo pergi menghampiri Mingyu di tempat parkir. Bisa dia lihat beberapa gadis tengah mengerubuni Mingyu yang tengah duduk dengan kerennya di atas motor sport-nya.

Wonwoo memilih untuk berbalik dan pergi. Tapi siapa sangka Mingyu mengejarnya dan menarik kerah seragam bagian belakang Wonwoo.

"Lepasin gak? Lepasin anjir! Lo pikir gue kucing, hah?!"

Mingyu tetap menarik Wonwoo hingga ke depan motornya lalu melepaskan Wonwoo. Dia menyodorkan helm pada Wonwoo. Tapi Wonwoo tak menerimanya.

"Kok diem? Mau gue pakein?"

"Kenapa gue harus balik sama lo?"

"Pak Aron belum ngasih tau lo?"

"Apaan?"

"Soal lo yang bakal jadi guru privat gue."

"Oh. Udah tau kok."

"Ya, udah, cepet pake helmnya."

"Maksudnya gue mulai ngajarin lo hari ini?"

"Iya lah. Lo bakal ngajarin gue mulai hari ini selama tiga bulan ke depan."

"Maksud lo gue harus ngajarin lo tiap hari?"

"Ya, kagak lah. Bego. Gue juga butuh quality time bareng temen-temen gue. Males banget berduaan sama elo tiap hari."

"Dih.. Lo pikir gue juga gak males? Nih, ya.. gue tuh kepaksa ngajarin lo. Kalo gak dibayar ogah banget gue." Wonwoo melipat tangannya di dada.

"Dasar matre."

Untung cakepㅡNMS

Untung cakepㅡNMS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang