#15 Dirga Beneran Belok

4.8K 553 11
                                    

Ini hari Sabtu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini hari Sabtu. Hari di mana Wonwoo pergi ke rumah mewah Mingyu untuk kesekian kalinya. Wonwoo sedikit terkejut ketika sebuah mobil—yang katanya suruhan Mingyu, tiba-tiba datang menjemputnya. Wonwoo tidak begitu memikirkan dari mana Mingyu mendapat alamat rumahnya karena dia tahu Mingyu pasti menggunakan wewenangnya.

Wonwoo meregangkan tubuhnya setelah dia selesai menjelaskan mengenai soal fisika yang Mingyu kerjakan saat pertemuan terakhir kali yang entah bagaimana bisa salah semua. Mingyu nampak terdiam. Sepertinya pria jangkung itu tengah mencerna penjelasan panjang dari Wonwoo.

Wonwoo lanjut membuka buku tebal berisi latihan soal fisika SMA. Dia menandai beberapa soal untuk Mingyu kerjakan nantinya.

"Arka.." Panggil Mingyu kemudian.

"Apa?"

"Lo deket sama si Juned?"

"Siapa Juned?"

"Junedi. Cowok tinggi yang suka barengan sama gue."

"Ah~ Putra?"

"Putra? Demi apa lo manggil dia Putra?"

"Ya 'kan namanya Putra."

Mingyu mengumpat dalam hati. "Jadi lo deket sama dia?"

"Enggak, lah. Gue 'kan di sini, Putra di rumahnya. Jauh dong."

Mingyu tersenyum kesal. "Lo pinter tapi sedikit oon, ya... Maksud gue lo kenal deket gak sama si Junedi?"

"Oh.. enggak tuh. Gue baru kenalan sama dia belum lama ini." Wonwoo beralih menatap Mingyu. "Kenapa gitu?"

"Enggak kenapa-kenapa, sih.." Mingyu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Nih, kerjain." Wonwoo mendorong buku soal itu ke hadapan Mingyu. "Kalo ada yang mau ditanyain, tanyain aja. Gue mau lanjut baca novel gue."

Wonwoo beranjak menuju sofa yang terletak di dekat tempat tidur Mingyu. Dia membuka ranselnya dan mengambil buku novel yang ia baca semalam.

Sementara Wonwoo membaca, Mingyu terus-terusan mendumal karena ia tidak bisa mengerjakan soalnya. Wonwoo tertawa kecil melihat itu.

Hampir satu jam Mingyu bergelut dengan rumus-rumus sialan itu dan dia memutuskan untuk menyerah. Mingyu berbalik hendak bertanya pada Wonwoo. Tapi yang ia dapatkan adalah Wonwoo yang bersandar di sofa dengan mata terpejam.

"Lah? Malah tidur tuh orang.." Gumam Mingyu.

Entah keberanian dari mana, Mingyu menghampiri Wonwoo dan duduk di sebelahnya. Dia memperhatikan wajah tidur Wonwoo yang terlihat begitu damai. Lalu matanya tertuju pada bibir Wonwoo. Mingyu menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotornya.

"Sialan.." Mingyu mulai bermonolog.

"Kenapa lo jutek banget, sih, sama gue, Ka?"

"Padahal lo bisa senyum-senyum ke si Juned. Tapi kenapa ke gue gak bisa?"

"Gue... Gue suka pas ngeliat lo ketawa. Gue tau lo cowok, tapi gue gak boong kalo lo cantik banget pas ketawa."

Jantung Wonwoo berdetak kencang mendengar penuturan Mingyu yang tiba-tiba itu. Ya. Wonwoo tidak tertidur. Dia hanya memejamkan matanya karena lelah membaca. Dia terlalu malu untuk membuka matanya. Pasalnya dia tahu kalau jarak Mingyu sangat dekat dengannya karena ia bisa merasakan napas Mingyu yang menerpa wajahnya.

"Gue pengen.. sekali aja lo senyum buat gue." Mingyu masil melanjutkan monolognya.

"Kayaknya gue bakal beneran suka sama lo kalo lo senyum ke gue."

"Shit..."

Bulu kuduk Wonwoo berdiri ketika ia merasakan tangan besar Mingyu meraba sisi wajahnya. Dia mati-matian menahan napasnya saat dirasanya Mingyu semakin mendekat.

"Kayaknya gue beneran gila.."

Mingyu memiringkan kepalanya. Matanya perlahan terpejam. Tepat saat bibirnya menyentuh bibir Wonwoo, saat itu pula ia merasa jantungnya akan lepas.

Wonwoo benar-benar mati kutu. Dia tidak tahu harus bagaimana. Dia sangat ingin membuka matanya dan menendang selangkangan Mingyu seperti waktu itu. Tapi nyatanya Wonwoo tetap mendalami akting tidurnya. Salahkan Wonwoo yang kegirangan karena bisa merasakan bibir lembut Mingyu untuk kedua kalinya.

Mingyu menarik wajahnya setelah bibir mereka menempel selama beberapa detik. Tangannya yang tadi berada di pipi Wonwoo kini merambat ke bawah—mengusap lembut bibir bawah Wonwoo dengan ibu jarinya.

"Gue harap cuma gue yang bisa nyentuh bibir ini seterusnya, Ka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang