#29 Hasil

4.7K 500 11
                                    

"Arka, selamat atas ranking 1 umumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arka, selamat atas ranking 1 umumnya. Bangga gue punya temen kayak lo." Jisoo menepuk-nepuk bahu Wonwoo.

"Haha. Makasih, Josh. Lo juga, selamat 5 umumnya." Wonwoo balas menepuk bahu Jisoo lalu beralih pada Jihoon dengan tatapan mengejek. "Uji chibi juga selamat ya 2 umumnya~"

"Sialan emang lo, Ka. Baru kali ini ada yang ngalahin gue." Cetus Jihoon kesal.

Arka tergelak. "Salah sendiri pake ngeraguin kemampuan otak gue."

"Liat aja. Taun depan gue bakal ambil tahta gue lagi."

"Ya, ya, ya. Taun depan lebih semangat lagi belajarnya, ya, Andri~" Lalu Wonwoo dan Jisoo tertawa melihat wajah kesal Jihoon.

"Ngomong-ngomong kok gue pas upacara tadi gak liat si Dirga, ya?" Tanya Jisoo kemudian.

"Bener juga. Dia emang bandel tapi seinget gue dia selalu ikut upacara apa pun." Balas Jihoon setuju.

"Kenapa kalian tiba-tiba peduliin tuh dungu?"

"Lo gak tau apa-apa, Ka? Lo kan pacarnya." Kata Jisoo.

"Hah? Kata siapa?"

"Kata Deka. Deka pernah bilang lo sama Dirga udah jadian."

"Serius, Ka? Kok gak bilang-bilang, sih?"

"Kagak anjir! Gue gak jadian sama si Dirga!"

Kalau diingat-ingat, Wonwoo memang tidak melihat sosok Mingyu sejak pagi tadi. Maka dari itu, sebelum pulang ke rumah dia menghubungi Mingyu. Tapi Mingyu tidak mengangkat panggilannya. Wonwoo pun memutuskan untuk pergi ke rumah Mingyu karena teman-teman Mingyu pun tidak tahu tentang keberadaan Mingyu.

Dan di sinilah Wonwoo. Pembantu di rumah besar itu membukakan pintu untuk Wonwoo dan menggiring Wonwoo menuju kamar Mingyu.

"Tadi pagi den Dirga udah siap-siap buat pergi ke sekolah. Tapi baru aja sampe depan pintu, dia balik lagi ke kamarnya. Pas bibi tanya, katanya den Dirga takut ketemu sama den Arka."

Wonwoo hanya mengangguk-angguk mendengar cerita dari pembantu itu.

Sesampainya di depan pintu kamar Mingyu, Wonwoo langsung masuk tanpa mengetuknya lebih dulu. Di sana Wonwoo melihat Mingyu yang tengah bergelung di dalam selimut. Wonwoo menghela napasnya lalu duduk di kursi meja belajar.

"Dirga." Mingyu tak menjawab. "Gue tau lo gak tidur."

"Ngapain lo ke sini?"

"Elo kenapa gak dateng ke sekolah?"

"Males aja."

"Bukan takut? Lo takut ngeliat ranking elo, kan?"

"Itu tau, ngapain nanya.."

"Jadi lo udah nanyain ke temen-temen lo soal ranking lo?"

"Gue gak pengen tau."

"Gue udah tau."

"Hah?"

"Tadi gue nanyain ke temen lo yang cungkring itu. Dia ngasih tau gue lo ranking berapa."

"Mingroy sialan." Gumam Mingyu.

"Pengen tau gak?"

"Gak."

"Ya, udah, sih. Gapapa. Tapi gue bangga kok."

"Bangga sama gue?"

"Bukan. Bangga sama diri gue sendiri karena udah berhasil ngajarin elo."

"Hah?" Mingyu langsung keluar dari selimutnya dan duduk menghadap Wonwoo.

"Lo pernah bilang kalo lo belum pernah masuk ranking dua puluhan, kan? Nah gue bangga karena gue udah berhasil ngebantuin elo buat masuk dua puluh besar."

"S-seriusan? Gue masuk dua puluh besar di kelas gue?" Wonwoo mengangguk. "Bukan sepuluh besar?"

Wonwoo sempat diam namun kembali mengangguk. "Lo ranking 18."

Mingyu berdecih kesal lalu kembali masuk ke dalam selimut.

"Seharusnya lo seneng dong, Dir. Seenggaknya lo ada peningkatan."

"Iya, tapi gue gak seneng karena lo gak bakal jadi pacar gue."

"Kata siapa?"

"H-huh?"

"Kata siapa gue gak bakal jadi pacar elo?"

"Kata siapa gue gak bakal jadi pacar elo?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MATE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang