Wonwoo kembali ke kelasnya di tengah-tengah kegiatan ekstrakulikulernya—badminton, untuk mengambil botol minumnya yang tertinggal di kolong meja.
"Lah? Belum balik tuh chibi?" Wonwoo bermonolog saat melihat ransel Jihoon masih tergeletak di mejanya.
"Ka!"
Wonwoo terkesiap saat mendengar teriakan itu. Dia menoleh dan mendapati Jisoo yang berdiri di ambang pintu dengan napas terengah-engah.
"Kaget anjir." Wonwoo memegangi dadanya. "Kenapa lo?"
"Andri..." Napas Jisoo masih belum normal.
"Andri? Andri kenapa?"
"Tadi.. gue lagi buang sampah ke.. belakang... Eh.. gue gak sengaja ngedenger.. suara orang kayak yang lagi.. berantem gitu.."
Wonwoo ikut lelah mendengar cerita Jisoo yang diselangi tarikan napas sesak. "Mending lo benerin dulu napas lo, Josh.. baru cerita yang bener."
"Ya udah... Ayo.. sambil jalan.."
Wonwoo pun mengikuti langkah Jisoo. Napas Jisoo pun perlahan mulai kembali normal.
"'Kan gue ngedenger suara orang yang lagi debat gitu. Gue samperin dong, soalnya gue takut mereka baku hantam. Lo tau gak siapa yang lagi berantem itu?"
"Ya kagak lah, Josh. Ngada-ngada aja lu. Emang siapa? Terus apa hubungannya sama Andri?"
"Nah, itu. Yang gue liat itu Andri sama Dani."
"Mereka berantem? Bukannya udah biasa, ya?"
"Kali ini gak biasa, Ka. Biasanya 'kan Andri tuh yang marah-marah. Tapi yang gue liat tadi malah Dani yang ngebentak Andri. Dan si Andri nya tuh diem aja, gak ngelawan kayak biasanya."
"Serius lo?"
"Duarius."
Mereka pun mempercepat langkah mereka menuju belakang sekolah, tepatnya di dekat gudang. Dari kejauhan mereka bahkan bisa mendengar suara Soonyoung yang berteriak-teriak dan samar suara Jihoon yang membalas lirih.
"Kayaknya ini masalah serius." Jisoo berbisik.
Mereka bersembunyi di balik pagar tembok yang berjarak sekitar 7 meter dari Soonyoung dan Jihoon. Hanya menyembulkan sebagian kepala mereka. Yang penting mereka bisa melihat apa yang terjadi di sana.
"Lo tau gak sih, Dri? Gue tuh cape kita begini terus!" Bentak Soonyoung.
"Kok aneh, ya, ngedenger si Dani nyebut elo gue ke Andri?" Bisik Wonwoo.
"Makanya! Aneh banget." Balas Jisoo.
"Sebenernya apa sih yang ngebuat lo selalu nolak gue? Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, gue lakuin semua yang elo mau." Lanjut Soonyoung, suaranya mulai merendah.
"Ya terus lo maunya gimana?" Kata Jihoon dengan suara yang tenang.
"Gue bakal berenti ngejar lo."
"Oke kalo itu mau lo. Lo gak usah deket-deket sama gue lagi. Gue benci sama lo!" Bentak Jihoon di akhir lalu melangkah pergi.
Wonwoo dan Jisoo langsung berjongkok, takut Soonyoung dan Jihoon melihat mereka.
"Lo mikirin apa yang gue pikirin gak?" Tanya Wonwoo.
"Enggak. Apaan gitu?" Tanya Jisoo.
"Gue rasa si Andri itu cinta juga sama si Dani. Cuma kayaknya dia terlalu malu buat ngungkapinnya."
"Ah~ Kayak elo ke Dirga?"
"Kok bawa-bawa gue?"
"Ya 'kan lo juga sama aja. Lo suka sama Dirga tapi lo malu buat ngungkapinnya."
Wonwoo bungkam.
Gue suka sama Dirga, ya?ㅡAWA
KAMU SEDANG MEMBACA
MATE [✓]
Fanfiction[MEANIE] Dirga mengambil ciuman pertama Arka ㅡyang juga ciuman pertamanyaㅡ secara terpaksa saat mereka berusia 12 tahun dalam kondisi masih tidak saling mengenal. Sebuah kebetulan, Dirga dan Arka kembali dipertemukan setelah 5 tahun lamanya. Apakah...