Budayakan menghargai karya penulis♥
Vote dulu baru baca👍
.2 Jam berada diruangan rapat menerangkan tentang proyek baru yang akan digarap oleh perusahaannya Jungkook rasa bukanlah hal yang sia-sia karena semua perusahaan yang ia inginkan untuk bergabung dengan timnya menyetujui proyek tersebut.
"Selamat tuan Jung, Proyek terbesar Jeon Corp akan segera dimulai." Ucapan mengalir satu persatu dari para pebisnis yang ikut terlibat dalam rapat, senyum termanis Jungkook berikan pada semuanya.
"Sekretaris Cha ikut aku keruanganku untuk mengambil dokumen yang akan dikirim kemasing2 perusahaan." Jungkook melangkahkan kakinya keluar dari ruang rapat.
Cukup dengan lift, ruangannya yang terletak 1 lantai diatas ruang rapat bisa Jungkook gapai.
Pintu Lift terbuka, Jungkook mengayunkan tungkainya menuju ruangan kerjanya dan betapa terkejutnya iya saat mendapati presensi kedua istri yang sepertinya tengah bercekcok dan lebih fatalnya lagi disaat tanpa diduga Jihye mengayunkan tangannya dan....Plakkkk....
"Park Jihye."
Teriakan menggema diruang kebesarannya, ia tidak habis pikir bagaimana bisa istri pertamanya melakukan hal tersebut pada sohyun padahal pagi tadi mereka masih baik2 saja.
"Oppa...hiks." Sohyun melangkah menghampiri Jungkook dengan tangisnya yang tidak terbendung lagi pun Jungkook dengan kwatirnya membawa Sohyun kedalam pelukannya takut takut jika Sohyun sampai stress dan membahayakan bayi mereka.
"Jungkook aku bisa menjelaskan semuanya, itu tidak seperti apa yang...."
"CUKUP PARK JIHYE, Sekretaris Cha tolong antarkan jiya kebawah. aku tidak ingin Sohyun kenapa-kenapa." Belum sempat jihye memberi penjelasan Jungkook secara terang-terangan mengusirnya.
Mau tidak mau Jihye pada akhirnya memilih pergi dari ruangan kerja sang suami.
Kepergian Jihye meninggalkan Sohyun dan Jungkook.
"Sayang kau tidak apa-apa?." raut kwatir sangat jelas diwajah Jungkook.
"Aku tidak apa oppa, akhhh..." sedikit berakting sepertinya bukan masalah bagi sohyun.
"Sayang sepertinya kita harus kedokter,aku kwatir jika terjadi sesuatu padamu dan baby Jeon." Kekuatiran semakin menyelimuti Jungkook.
"Untuk apa kerumah sakit Oppa,aku baik-baik saja. Sepertinya baby Jeon bergerak-gerak didalam sana.""Benarkah?." Sohyun mengangguk diikuti dengan telapak tangan Jungkook yang mulai perlahan mengelus lembut perut sohyun yang belum terlalu buncit.
"Hey anak nakal jangan mengganggu ibumu,jika kau terus mengganggunya nanti ibumu akan mudah lelah dan tidak bisa melayani Ayah."
"yakk, oppa apa yang kau katakan.""Aku hanya bercanda sayang. Ohiya,apa kau kurang nyaman tinggal bersama Jihye?." Pertanyaan itu timbul dari mulut Jungkook.
"Aku nyaman tinggal bersama Jihye eonni,tapi ntah jihye eonni nyaman tinggal bersamaku atau tidak." Sedikit ada rasa bersalah dipikiran sohyun saat iya dengan lancangnya mengeluarkan kata-kata yang bisa saja menyakiti Jihye.
"Sohyun~ah, dengarkan aku." Jungkook menangkup kedua pipi Sohyun, "Jihye adalah perempuan yang baik sekalipun dia pernah menolak dan marah tentang pernikahan kita tapi percayalah Jihye juga menyayangimu dan bayi kita."
Benar kata Jungkook, kedatangannya pertama kedalam rumah Jungkook disambut baik oleh Jihye,bahkan Jihye adalah orang yang juga ikut andil mempersiapkan pernikahannya dengan Jungkook.
Sohyun memutuskan dalam hatinya jika iya akan meminta maaf pada jihye setelah mereka kembali nanti.
Emosi sohyun menguar mungkin karena efek kehamilannya ditambah lagi dorongan Yoojung yang terus memanas2inya, harusnya sohyun tidak perlu mendengar apa kata oranglain.
.
.
.
.
.
Setelah kejadian dikantor tadi Park Jihye memilih mengurung diri dikamarnya, pikiran Jihye berkeliling berkelana memikirkan bagaimana bisa Jungkook tidak mau mendengar penjelasannya dan bagaimana bisa sohyun berkata seperti itu padahal jelas Jihye sudah menerima dirinya dimadu, bukankah sohyun seharusnya merasa beruntung karena diterima dengan baik oleh istri pertama Jungkook bahkan menyayanginya seolah mereka bersaudara.
Disaat pikirannya masih berkecamuk ketukan pintu kamarnya mengalihkan semua atensinya, pun Jihye melangkah membuka pintu kamarnya.
"Hyun?." Rupanya sohyun yang mengetuk pintu.
"Apa aku boleh masuk Eonni?." Pinta sohyun, ada sedikit keraguan dihati Jihye namun semua itu terpatahkan melihat seperti ada raut penyesalan diwajah sohyun yang akhirnya Jihye mempersilahkan Sohyun masuk, keduanya duduk ditepi ranjang milik jihye.
"Maaf.... maafkan aku eonni, seharusnya aku tidak berkata kasar padamu. Harusnya aku tau batasanku, harusnya aku bersyukur bisa ditrima dengan baik diantara eonni dan Jungkook oppa." Sohyun terisak, membuat hati kecil jihye tersentuh. Kedua tangan Jihye menangkup pipi sohyun dan menyeka buliran bening yang menetes.
"Kau tidak perlu meminta maaf hyunnie,aku paham benar bagaimana sensitifnya seorang Ibu hamil meski aku tidak pernah merasakannya jadi wajar jika emosimu mudah sekali terpancing hanya karena hal sepele."
.
"Tapi, aku sudah sangat keterlaluan Jiya eonni."
.
"Sst, Jangan terlalu berpikir jauh,sekarang kita adalah keluarga. Kau bagiku adalah adikku dan juga tanggung jawabku. Lupakan apa yang terjadi tadi ataupun kemarin dan kita melihat kemasa depan,Mm." Kata-kata yang begitu bijak terlontar dari mulut wanita cantik seperti Jihye. Jungkook benar-benar beruntung memiliki istri pertama seperti Jihye.
.
Setelah kejadian pertengkaran antara Jihye dan Sohyun, kejadian itu tidak lagi berlanjut bahkan keduanya menjalani hari-harinya layaknya Kakak adik yang seayah dan seibu.
Jihye terus mendampingi Sohyun melewati masa-masa kehamilannya tentu jika Jungkook sibuk.
Bahkan seringkali ketiganya menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan ketika weekend agar sohyun tidak merasa suntuk dirumah saja.
.
.
.
.
.
.
8 Bulan kemudian.....
KAMU SEDANG MEMBACA
One/two Shoot
Short StoryCerita One Shoot dengan Cast Utama Wanita Kim Sohyun, untuk Pemeran utama Pria bisa saja Kim Taehyung atau Jeon Jungkook dan masih banyak lainnya..... Tergantung Mood Author😂 . Ohiya, Dalam cerita juga aku tidak akan selalu membuat pemeran utama wa...