"Astagfirullah!! Noufal Noura bangun!! Ini udah jam Delapan, kalian mau tidur sampai jam barapa sii??!!"
Nisa terus saja berteriak untuk membangunkan kedua anaknya yang masih bergelung dibawah selimut.
Noufal dan Noura memang tidak satu kamar, tetapi pada dinding kamar mereka terdapat pintu trobosan.
"Noufal, bangun! Udah jam delapan, kamu gak mau sekolah!"
Mendengar kata jam 8, pemuda itu langsung terjingkat bangun. "Hah! Jam 8?? dedek telat dong Mim!! Anjir lah"
Noufal langsung berlari kearah kamar mandi. Nisa pun berpindah menuju kamar putri sulungnya.
Capek gengs punya anak kembar yang kebluk
"Noura!! Bangunn!! Udah jam 8 ini lohh. Gak sekolah kamu??!"
Noura hanya bergerak sedikit. "Masih subuh loh mah"
"Subuh bapakmu. Udah jam delapan loh ini, bangun cepet mandi!"
Noura langsung terjatuh dari kasur saat melihat jam wakker di atas nakas benar menunjukan angka 8.
"Ih kok gak bangunin dari tadi si Mah!" Ucap Noura sambil berlari kekamar mandi.
"Drakoran aja terus!!!" sindir Nisa sambil membereskan selimut.
Dalam hati Nisa tertawa, padahal masih jam setengah enam.
Nisa pun kembali ke dapur membuat sarapan untuk putra putri kembarnya. Entah keturunan dari mana, dia bisa melahirkan anak kembar.
Mungkin goyangan Alan terlalu pro.
Saat semua sudah di meja makan. Noura dan Noufal menatap Nisa tajam.
"Kebiasaan Mima, baru jam enem ngomong jam delapan." Celetuk Noufal.
Nisa menahan tawanya. "Lagian, Mamah panggil panggil kalian gak denger. Ya udh mama kerjain aja."
"Aku tuh kaget tau Mim, sampe mandi aja gak sabunan." Ucap Noufal santai.
Noura melotot. "Ih jorok lo anjir!!"
"Kamu keturunan siapa sih?? Kayanya mamah sama papah gak gitu deh." Ucap Nisa sambil menepuk dahinya.
"Ya keturunan Mima lah. Kata Pipa kan aku mirip Mima, Nora mirip Pipa"
Noura langsung mendelik saat Noufal asal asalan menyebut namanya.
"Udah udah. Cepet sarapan, trus kalian berangkat."
Si kembar hanya mengangguk lalu melanjutkan acara Sarapan mereka.
"Mim, Pipa kapan pulang??" Tanya Noufal
"Besok. Kenapa?? Tumben kamu nanyain papah"
Noura hanya memutar bola matanya malas. "Ada maunya dia itu Mah."
"Apaan si lo. Berisik!"
Noura tidak mengidahkan ucapan adiknya, ia tetap melanjutkan sesi mengunyah nya.
"Udah abisin dulu sarapannya. Telat lama lama kalian kalo ribut terus."
Sungguh setres mengurus si kembar tanpa Alan.
TBC
Follow me FanisaZoya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...