JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!
Kepala Noura mendadak sakit karna percakapan pria di kanan kirinya ini. Ada apa dengan mereka Tuhan??
"Shhtth" Rintih Noura pelan.
Alan yang baru saja datang, langsung berlari ke arah sang putri yang sedang memegangi kepalanya.
"Sayang, kamu kenapa??"
"Papah"
Mendengar pasiennya merintih, Ali langsung bergegas untuk memeriksa keadaan Noura.
"Noura, apa yang sakit?? Kepalanya sakit??"
Noura menggelengkan kepala. "Enggak Dok. Cuma sedikit nyeri, tapi sekarang udah ilang kok nyerinya."
Kejadian beberapa jam lalu, membuat Alan seperti terkena trauma jika tentang keadaan Noura. Pria setengah umur itu, terlihat panik kala Noura merintih dengan memegangi kepalanya.
"Putri saya kenapa Dok?? Ke-kenapa dengan nyeri di kepala putri saya??"
Dokter Ali tersenyum lalu menepuk bahu Alan, pelan. "Noura tidak apa apa pak Alan. Noura hanya butuh istirahat setelah ini."
Terlihat Alan menghembuskan nafas lega. Sesuatu apapun tidak terjadi lagi pada putrinya.
Noura yang berwajah segar berbalut datar, kini terlihat pucat pasi bak mayat hidup. Alan merindukan putrinya yang sehat dan selalu ceria jika bersamanya.
"Anak papah yang cantik, istirahat ya." Ucap Alan dengan mengusap rambut putrinya.
"Noura pengen sama papah."
Seakan peka, bahwa Noura ingin menghabiskan waktu bersama sang Ayah. Dokter Ali dan Agam berpamit keluar dari ruang inap Noura.
"Mamah gak ikut, pah??"
"Enggak sayang. Mamah sama Noufal dirumah. Malam ini, papah yany nemenin kamu disini."
"Noufal gak balik ke Amerika lagi pah??"
Alam tersenyum lembut. "Mana bisa Noufal ninggalin kembarannya yang lagi drop ini."
"Sekarang anak papah istirahat biar cepet sehat lagi. Hmm"
Noura menatap langit langit kamar rumah sakit. Air matanya mengembang di pelupuk matanya.
"Noura gak mau tidur. Noura takut, kalau Tuhan bakal pisahin Noura sama papah pas Noura tidur."
Alan menggelengkan kepala cepat. "Enggak sayang. Tuhan tahu, kalau Noura adalah anak kesayangan papah Alan, dan Tuhan gak akan ambil Noura dari papah."
Ucapan papahnya sangat membuat Noura takut. Gadis itu pun langsung menarik telapak tangan Alan dan meletakannya di atas wajahnya dengan terisak.
"Noura sayang sama papah sama mamah. Hiks, Noura gak akan ninggalin papah sama mamah."
Menahan agar tidak menangis, membuat dada Alan terasa nyeri.
"Iya sayang. Noura gak akan ninggalin papah sama mamah."
***
Agam dan Ali sama sama baru keluar dari ruang inap Noura. Agam menatap Dokter Ali. "Maaf dokter Ali"
"Ya. ada yang bisa saya bantu, pak Agam??"
Agam berjalan mendekati dokter Ali. "Saya hanya ingin bertanya, apa sakit yang di derita Noura sudah sepenuhnya sembuh??"
"Kami tim medis belum bisa menentukan apakah sakit yang di derita Noura sudah sembuh atau belum setelah operasi besar tadi. Tapi saya bisa menjamin, jika Noura bisa sembuh sepenuhnya suatu saat nanti."
"Setelah menjalani chek up beberapa kali di bulan lalu, membuat saya tahu. Jika Noura, memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Jadi bisa saya pastikan Noura akan sembuh. Dan itu pasti."
Agam menaikan satu Alisnya. "Jadi selama ini Noura menjalani chek up, bersama anda??"
"Iya. Karna saya dokter bedah jantung, tentu saja saya yang menangani Noura."
Ali teringat dengan kegigihan Noura yang begitu bersikeras untuk berkerja demi operasi jantungnya. Tentu saja Ali terkagum dengan sikap gadis itu.
Dalam kondisi sakit sakitan, Noura begitu bersemangat bekerja di resto miliknya. Entah lah, sejak kapan Agam terkagum pada Noura. Intinya dirinya sangat respect dengan kegigihan gadis itu.
***
Noura tidak tahu sejak kapan dirinya tertidur, tapi yang dia rasakan sekarang adalah. Dia baru saja terbangun dari tidurnya.
Walau operasi jantungnya berjalan lancar, tetapi tak pernah lupa, Noura selalu berucap syukur kepada Tuhan karna masih memberikannya kesempatan hidup saat dirinya bangun tidur.
"Selamat pagi Noura."
Noura menatap ke arah Dokter Ali yang baru saja datang. "Pagi Dokter"
"Saya kira kamu belum bangun. Oh iya, tadi papah kamu kasih amanah. Kalau saya disuruh menjaga kamu lagi sampai papah kamu kembali."
Noura mengerutkan dahi. "Papah pulang??"
"Iya. Dan, pak Alan juga nitipin bubur ini buat kamu. Kamu mau sarapan??"
Cacing di perutnya langsung berjoget, kala mencium aroma bubur ayam yang sangat Noura sukai.
"Ayo aaa ..."
Dokter Ali menyuapinya?? Jujur saja, Noura canggung jika harus di suapi oleh dokter Ali.
Tetapi perutnya sedang tidak berkompromi dengan rasa canggung itu. Dengan senang hati, Noura menerima suapan Dokter Ali.
"Enakan buburnya??" Tanya Dokter Ali.
Noura mengangguki pertanyaan Dokter Ali. Buburnya sangat enak.
"Nanti, sehabis sarapan langsung minum obat ya. Biar cepet sembuh. Pasti temen temen kampus kamu semuanya kangen sama kamu."
"Oh iya, nanti setelah minum obat. Badan kamu di bersihkan sama suster. Oke"
Noura mengangguk. "Iya Dok."
Melihat ada bubur yang menempel di bibir Noura, dengan telaten Ali langsung membersikan bubur itu.
Noura menatap Dokter Ali, saat pria itu menyentuh bibirnya.
Sepertinya Ali harus memeriksa jantungnya. Kenapa hanya di tatap oleh Noura membuat jantungnya berdegup kencang.
"Maaf, ada sisa bubur tadi."
Saat menyuapi di suapan ke lima, Noura langsung menahan tangan Ali. "Dok, saya haus."
"Oh haus ya, maaf maaf saya lupa kasih minumnya."
"Emm, dokter Ali lagi gak ada pasien??" Tanya Noura untuk memecah keheningan.
Sepertinya hobi dokter Ali adalah senyum. Setiap ingin berbicara, pria itu selalu mengawali dengan senyuman.
"Ada."
"Kalo ada, kok Dokter disini??"
"Ya ini saya lagi sama pasien saya"
Noura mengrucutkan bibirnya. "Maksud saya, pasien yang lain."
"Ada sama dokter lain. Kalau saya, sukanya disini sama kamu."
Bukannya tersipu malu karna dapat gombalan dari sang Dokter. Noura malah terkekeh.
"Hehe, saya kan bau belum mandi."
"Gapapa, yang penting saya suka."
Noura kembali terkekeh. "Suka suka Dokter Ali deh. Hehe"
Ali memang mengagumi orang yang tepat. Noura dalam keadaan apapun, selalu tetap menampilkan senyum manisnya. Walau fisiknya terluka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...