JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!
Keheningan malam menyelimuti keluarga Alan Wijaya di meja makan. Semuanya sibuk dengan makanan mereka masing masing.
Noufal baru saja selesai menegak air putihnya. "Pah, nanti aku lanjut kuliah d Harvard ya. Boleh kan??"
Semua mata langsung menatap ke arah Noura. "Harvard?? Harvard jauh sayang. Mamah gak ijinin kamu kuliah jauh jauh apalagi sendirian di negara orang" Ucap Nisa.
"Nanti Noufal gak sendiri mah, ada Gibran, Iwan, Ilham terus Kinan juga mau kuliah disana. Plis ya mah." Ucap Noufal mencoba meyakinkan Ibunya ini.
Nisa tersenyum lega mendengar penuturan putranya. "Tapi beneran kan Gibran sama temen temen kamu lainnya juga mau lanjut di Harvard?? Ya..kalo kamu ada temennya, Mamah jadi lebih tenang"
Noufal memberikan cengiran khasnya. "Oh so pasti dong. Kan kita bespren."
"Kalo papah sih ikut pilihan kamu aja. Selama itu bisa jadi yang terbaik buat kamu, papah dukung" Timpal Alan.
Noufal bertepuk tengan dengan girang. "Berarti aku boleh isi formulirnya pah?? Soalnya tadi aku dapet Formulir. Nor, lo juga kuliah di sana kan??"
Noura yang ditanya sang adik pun mengalihkan pandangannya ke arah Noufal. "lo aja. Gue mau kuliah di indonesia"
Alan mengerutkan dahi bingung. "Kenapa?? Bukannya dulu kamu bilang sama papah, kamu mau lanjut kuliah di Harvard."
Noura tersenyum sebentar. "Aku berubah pikiran pah. Lagian fasilitas kampus di Indonesia juga bagus. Terus juga, kalo aku sama Noufal kuliah di Harvard ditambah papah kerja, nanti yang jagain mamah siapa??"
Mata Nisa memicing ke pada Noura. "Alasan kamu gak logis Noura. Masa cuma gara gara kamu bingung siapa yang jagain mamah, kamu rela gak jadi kuliah di Harvard"
"Aku cuma gak bisa jauh jauh sama mamah papah. Ntar kalo aku kangen sama papah gimana?? Ntar kalo aku kangen sama mamah gimana?? Aku mau kuliah di Indonesia aja, titik gak pake tanda petik" Ucap Noura tersenyum dengan menampilkan gigi ratanya.
Alan menggelengkan kepala mendengar alasan putrinya. "Ya udah, nanti papah bantu cari Universitas yang paling bagus buat anak papah ini, Oke."
"Jadi lo beneran gak jadi lanjut di Harvard nih??" tanya Noufal.
Noura mengangguki ucapan Noufal. "Iya. emang lo gak bosen bareng gue terus. Dari dalem Rahim, Tk, Sd, Smp, Sma kita bareng terus. Jadi lo harusnya bersyukur, besok kita kuliahnya gak bareng lagi."
Noufal menatap sinis kakaknya. "Kapan gue bilang, kalo gue bosen bareng sama lo terus??"
Noura mengendikan bahu. "Ya lo gak ngomong sii, tapi kan, Takutnya"
"Udah udah, artinya anak mamah semuanya udah punya jalan kesuksesan masing masing. Mamah cuma bisa terus berdoa, semoga kalian bisa jadi orang yang berguna dimasa depan." Ucap Nisa melerai putra putrinya.
***
Malam sudah berganti menjadi pagi, dan pagi sudah memasuki waktu siang hari.Siang ini saat istirahat sekolah, Noura tengah duduk di kantin sekolah dengan pandangan kosong dan tangan terus mengaduk es teh.
Gadis itu memikirkan soal tadi malam, ya semoga pilihannya melanjutkan pendidikan di indonesia benar benar sudah tepat.
Lisa dan Icha yang baru saja memasuki area kantin, melihat Noura yang sedang duduk diam bak patung membuat mereka memiliki ide jahil.
DORRR
Jantung Noura berdetak begitu cepat karna suara pekik yang dengan tiba tiba masuk ke indera telinganya. Oh Astaga, ini ulah temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...