JANGAN LUPA SENYUM GENGS!!!
Noura mengambil handphone Nisa dan menghubungi papahnya. Noura yakin, papahnya baik baik saja.
Panggilan ke tiga, panggilan itu tetap tidak terhubung. Noura tidak menyerah. Noura pun akhirnya menghubungi rekan Papahnya yang bekerja di bandara.
Noura menghubungi Sano mantan Captain Pilot yang sekarang bekerja di bandara.
Panggilan terhubung.
"Om. Berita itu gak bener kan Om??"
"Noura...Kamu pasti bisa tabah nak. Maaf ...."
"Noura gak butuh Maaf Om. Noura cuma butuh info kalau papah baik baik aja. Pasti ini semua bohong"
"Noura om akan kasih kabar jika tim sar menemukan papah kamu"
Noura menggenggam ponsel Nisa erat. Baru tadi malam dirinya bersenda gurau dengan papahnya. Tapi kenapa sekarang semuanta seperti ini.
"Noura...Hallo...Noura kamu disana kan nak??"
"Papah om....hiks hiks....Papah"
"Noura kamu kakak yang baik. Jaga mamah kamu ya nak. Kita akan berusaha cari papah kamu dengan selamat"
Noura teringat ucapan papahnya tadi malam.
"Anak papah udah besar besar. Papah yakin pasti kalian bisa jagain Mamah."
"Papah...Noura kangen sama papah. Noura yakin Papah baik baik aja."
Noura melihat foto papahnya di ponsel Nisa. Tangisnya tambah pecah saat melihat wajah Alan.
"Papah...hiks..."
***
Setelah berhari hari menunggu. Hasil menemukan Alan dan para awak kabin lainnya.
Naas. Dari kecelakaan itu, tidak ada satu pun yang selamat. Begitu pun Alan.
Tim Sar membawa jenazah Captain Pilot Alan ke rumah duka.
Nisa dan anak anaknya menangis histeris saat melihat Jenazah Alan yang sudah diam membeku.
"Papah!!!!" Teriak Noura. Anak mana yang mau kehilangan sosok pelindung mereka.
Noufal mencium kening Alan. "Papah bangun...pah"
Nisa sudah tidak sadarkan diri. Kenyataaan pahit membuatnya tidak kuat menahan diri.
Yolan, Rere, dan Resa ikut terisak. Bagaimana pun ini tentang sahabat mereka.
Resa memeluk tubuh Noura yang terus menjerit memanggil nama Papahnya.
"Udah sayang. Ikhlasin nak biar papah kamu tenang disana ya"
Noufal memegang pipi Alan yang terdapat luka sayatan. "Papah bangun. Nanti Noufal main bola sama siapa?? Nanti Noufal main futsal sama siapa. Bangun pah..."
Marco menarik putra bungsu Alan dalam dekapannya. "Noufal...Ponakan om Marco yang baik. Sabar nak. Ikhlasin ya"
"Bangunin papah Om...papah gak boleh pergi...hiks papah bangun pah..."
Setelah Alan di mandikan dan di kain kafani. Alan siap untuk dikebumikan.
Noufal dan Noura semakin tidak terkendali. Noufal terus meronta saat melihat Alan memasuki Liang lahat.
"Papah!!!papah jangan tinggalin Noufal!!!!"
Erick dan Marco terus menahan tubuh Noufal yang terus meronta.
Arkan turun ke liang lahat dan mengadzankan Alan.
Selesai mebgadzankan Alan. Arkan terisak. "Selamat jalan Bang"
Sofi selaku ibu dari Alan menangis dan memeluk cucu perempuannya. Walau dia yang paling sakit karna dia yang melahirkan Alan tetapi dia tahu, Anak anak Alan lebih tersakiti disini.
"Sabar sayang" Ucap Sofi.
Noura menangis histeris. "Papah nek....Papah...."
***
Nisa belum sadarkan diri sampai Alan sudah dikebumikan. Yolan begitu takut terjadi apa apa pada sahabatnya.
Ditambah Nisa sedang hamil muda.
"Mas Alan...hiks...Mas"
Yolan menepuk pipi Nisa. "Bangun Nis. Bangun yuk...Istigfar Nis..."
"Mas Alan, mana Yol??"
Yolan memeluk Nisa erat. "Alan udah di makamin. Gue mohon lo harus tabah Nis"
Nisa kembali menangis histeris. Dirinya belum melihat wajah suaminya terakhir kali.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...