JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!
Alan bersyukur, Masalah Noufal di sekolah sudah selesai.
Kini pria itu baru saja sampai dirumah.
Saat masuk, Alan melihat istrinya tengah menonton televisi. Alan duduk di sofa ruang tamu, dengan sesekali menghembuskan nafas.
"Udah pulang Mas??" Nisa datang sambil menepuk pundak suaminya.
Alan mengangguk. "Kamu udah makan??"
Nisa ikut mengangguk dengan tersenyum. "Gimana disekolah Noufal. Masalahnya gak parah kan??"
"Gak kok. Ya biasa, masalah anak muda. Mas juga pernah muda jadi memaklumi apa yang anak kita buat" Ucap Alan dengan santai.
Ini yang Nisa suka dari Alan. Pengertian dan Sangat penyayang kepada keluarganya.
Nisa memeluk leher suaminya dari belakang dengan mesra. "Mas bisa gak sih sehari aja gk bikin aku tambah tergila gila sama Mas??"
Alan mengerutkan dahi Lalu tertawa. "Mas kan gak ngapa ngapain sayang. Kok jadi tambah tergila gila sih. Hahaha"
"Mas, makasih ya. Sudah mau jadi ayah dari anak anakku"
Alan tersenyum manis. Sangat manis. "Harusnya Mas yang makasih sama kamu. Makasih sayang, karna sudah melahirkan anak anak Mas. Makasih ya"
Alan menarik tubuh Nisa untuk duduk di pangkuannya.
Nisa mencubit pipi Alan gemas. "Sejak kapan siii suaminya Nisa jadi pinter gombal gini??"
"Sejak sama kamu"
Nisa dan Alan pun tertawa bersamaan. Umur tidak jadi penghalang mereka untuk tetap Harmonis.
"Sayang kamu tahu gak tadi disekolah Noufal dan Noura, Mas ketemu teman SMA Mas loh. Dan ternyata teman Mas itu kepala sekolah sekaligus Ayah wali murid siswa yang berantem sama Noufal"
Nisa mengerutkan dahi. "Makhsudnya, Dia itu kepala sekolah plus ayah dari temennya Noufal??"
Alan mengangguk Antusias.
"Oh ya?? Rame donk pas kalian ketemu."
"Iya. Pas kita ketemu tadi aja sampe lupa situasi loh. Hahaha. Aku terakhir ketemu sama dia pas kuliah dulu. Dan sekarang kita ketemu lagi pas udah punya anak. Haha" Jelas Alan dengan sesekali tertawa.
Nisa tertawa lirih. "Ya Ampun lucu banget siih. Anaknya berantem bapaknya temenan. Hahaha"
Alan menggelengkan kepala.
"Dan Ridam juga tadi bilang, katanya Sifat Noura itu persis banget kaya aku pas jadi ketua osis waktu SMA dulu. Datar"
Lagi lagi tawa Alan menggelegar saat menyebutkan dirinya Datar.
"Owalah pantesan anak aku sifatnya cuek bebek, ternyata nurun dari bapaknya"
Alan tertawa kembali saat Nisa mencubit perut pria itu.
"Aku cuek datar ples dingin itu, buat melindungi diri sayang. Kalo aku gak cuek gak dingin, aku gak nikah sama kamu sekarang"
"Moso... Tapi Mas ya, biasanya nih ya yang aku baca di Novel novel itu, ketua osis dingin jodohnya sama temen sekolah perempuan yang bar bar. Kok kamu sama aku ya??"Alan menatap istrinya datar. Walau tidak sedatar Noura. "Itukan Novel sayang. Ini kita nyata. Jodoh itu cuma Allah yang tentukan. Jodoh Mas gak disekolah tapi di bandara. Cewe kecil yang Mas tabrak sampe jatuh dan sekarang jadi ibu dari anak anak Mas. Nah itu jodoh Mas"
Nisa tertawa geli dengan menyembunyikan wajahnya di leher Alan. Begitu malu jika membayangkan masa lalu saat pertemuan mereka.
"Mas ih jangan flashback ahh. Waktu itu, aku lagi cinta cinta nya sama Pilot dan pesawat. Sekarang udah dapet Captainnya ya udah. Cintanya sama Captain pilot Alan ajah"
"Ciusss??"
"Ya udah kalo gak percaya." Setelah mengucapkan itu, Nisa langsung turun dari pangkuan Alan dan pergi ke dapur.
"Ih sayang tungguin Mas. Jangan jauh jauh sayangkuhh"
Nisa menepuk dahinya. Sejak kapan Alan menjadi Alay.
TBC
ALAN GOMBAL KE NISA, KENAPA AUTHOR YANG BAPER. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...