Chapter 11.

975 74 13
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!

Pagi ini Noufal dengan kerjaan baru nya, yaitu mengejar  ngejar Noura dari belakang. Kejadian kemarin membuat dirinya merasa bersalah dengan kakaknya.

"Nor, udah dong marahnya. Gue janji gak akan boros lagi"

Noura terus berjalan mengabaikan ocehan Noufal.

"Nor gue--"

"Noufal" Ucapan Noufal terputus karna Vika datang menghampirinya.

Noura berhenti berjalan saat melihat Vika. Noura menatap tajam Vika.

Vika merasa risih terus ditatap oleh Noura. "Kenapa?? Kenapa lo natap gue kaya gitu??"

Noura menatap sinis Vika. "Selama lo jadi pacar Noufal, gue harap lo tetep sadar kalo lo itu cuma pacar. Gak lebih"

Setelah mengucapkan hal itu, Noura langsung pergi menuju kelasnya.

Vika mengerjabkan matanya. "Makhsud Noura ngomong gitu, apa??"

Noufal menggeleng. "Gak usah kamu pikirin. Udah yuk kita masuk kelas."

Vika mengangguk lalu mereka berjalan menuju ke kelas Noufal.

Riski menghampiri Noura yang baru saja datang.

"Nou. Ini duit lo yang kmrin. Makasih ya"

Noura memandang uang itu. "Lo udah ada duitnya emang??"

"Udah. Kmrin bokap gue pulang. Tau bokap bakal pulang, gue gak perlu minjem sama lo. Gue jadi ngrepotin lo" Ucap Riski dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Santai aja. Itu juga gue kemarin minjem duit bokap."

"Oh ya, Duit lo yang di rekening beneran habis??"

Noura mengangguk. "Iya, biasa ulahnya si Noufal yang nraktirin cewenya sampe duit gue ikut kebawa."

Riski hanya menggeleng. "Si Nopal emang bener bener ya"

***

"Lo dapet masalah kan sama Noura gara gara cewe lo itu??"

Noufal menatap Jeck. "Gue bingung harus gimana lagi. Kenapa banget gue harus bawa bawa duit Noura coba."

Sejak di kantor kepala sekolah kemarin, Jeck dan Noufal sudah menjadi karib baik. Tidak ada permusuhan lagi diantara mereka.

"Lo tinggalin aja udah. Cari cewe lain. Mending pacaran sama adek adek kelas yang imut imut."

Noufal mendengus. "Mana bisa. Udah cinta gue sama dia."

Jeck meninju lengan Noufal. "Terlalu Bucin lo njeng"

***

"Sang cewe matre lewat guys" Ucap Lusi saat Vika lewat di depan mereka.

"Eh Vika, Jadi cewe jangan matre dong. Kita sebagai kaum cewe malu nihh. Ya gak??" Ucap Ilsa teman Lusi.

Ucapan Ilsa diangguki oleh para teman temannya.

"Gue matre?? Lo pada kali." Ucap Vika tak kalah sinis.

"Cih, udah matre, belagu gak tau diri lagi. Kasian gue sama Noufal. Mau mau nya pacaran sama lo sang cewe matre. Mending gue kemana mana" Ucap Siska sambil mengibaskan rambutnya.

Vika mendorong tubuh Siska. "Eh punya mulut dijaga lo!!"

Lusi  membalas mendorong Vika hingga tersungkur di lantai. "Eh lo tuh, kalau punya etika dijaga. Pantes aja Buketos gak suka sama lo. Orang yang dipacarin adeknya aja lonte"

Vika terisak dilantai.

"Kenapa nangis. Udah biasa kan lo bikin adek kelas nangis. Sekarang giliran dibully kita, lo nangis." Ucap Ilsa.

Vika memang kerap sekali membully para adik kelas sejak masih berteman dengan Vanya. Tetapi Vanya sudah tidak sekolah disitu lagi, Vika berhenti untuk membully. Ya karna dia tidak punya teman.

Vika berlari ke arah kelasnya dengan air mata berlinang. Mungkin ini karma untuknya, merasakan apa yang korban bullyannya rasakan dulu.

Noufal yang melihat Vika berlari sambil menangis, pemuda itu langsung menghampiri kekasihnya.

"Vika, kamu kenapa??" Ucap Noufal mencekal tangan Vika.

Vika melepas genggaman tangan Noufal.

"Kamu kenapa?? Siapa yang bikin kamu nangis. Bilang sama aku"

Vika manangis sesegukan. "Aku dibilang matre Fal. Hiks hiks"

"Siapa yang bilang. Biar aku temuin orangnya" 

"Noura!!"

Noufal berhenti bicara saat mendengar nama Noura. Mana mungkin dia berani menemui kakaknya.

"Kamu gak berani kan?? Noura yang bilang aku Matre. Sana kamu temuin dia."

"Kenapa bawa bawa gue"

Noufal dan Vika langsung menatap ke arah Noura yang sedang berdiri di ambang pintu kelas Vika.

Vika dan Noufal gelagapan. Secara terang terangan Vika menyebutkan nama Noura.

"Nor"

"Kenapa?? Lo mau ngomong kalo gue yang bilang cewe lo matre. Lo gak terima gue bilang cewe lo matre??" Tanya Noura dengan wajah datarnya.

Rasanya Noufal ingin menghilang jika seperti ini caranya.

TBC

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang