Chapter 3.

1.3K 92 1
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!

"Kalian udah liat kan?? Sekarang pisahin mereka" Ucap Noura Santai.

Bombom mengerutkan dahi. "Kok kita??"

Bombom dan Rudi langsung berlari ke arah Kerumunan untuk memisahkan Noufal dan Jeck, setelah mendapat pendelikan tajam dari Noura.

Noufal yang hendak mencoba memukul Jeck langsung ditarik oleh Rudi.

"Lepasin gue!! Lepas!!" Teriak Noufal seperti orang kesetanan.

"Lepasin gue Bom, atau--" Ucap Jeck meronta.

"Atau apa??"

Noura berdiri di tengah tengah Jeck dan Adiknya.

"Lo--"

"Tarik mereka keruang BK"

Bombom dan Rudi pun menggeret Jeck dan Noufal keruang BK.

Cukup sulit Noufal dan Jeck meronta karna yang membawa mereka lebih besar.

"Nor, lo apa apaan sii. Papah bisa marah kalo tau gue berantem. Lepasin Rud."

Noura menatap nyalang kearah Noufal. "Kenapa?? Biarin papah tau kelakuan brandal lo di sekolah."

Mereka berdua pun diserahkan kepada guru BK. Tentu saja mereka langsung mendapat introgasi dan surat pemanggilan orang tua.

"Lo bikin gue malu tau gak." Geram Noufal kepada Noura.

Noura mendelik tajam. "Sebelum gue bikin lo malu, lo lebih dulu bikin malu gue, bikin malu papah, mamah. Lo ngotak gak sii kalo lo selalu bikin ulah disekolah!!"

"Ya tapi gak gini caranya--"

"Ya lo juga gak seharusnya ambil cara yang salah dengan cara berantem sama jeck!! Berapa kali si gue harus ingetin sama lo. Fokus ke sekolah, gak usah fokus ke yang lainnya!!"

Noufal menghela nafas. "Oke, gue ngaku gue salah. Tapi gue lakuin ini karna lo"

Alis Noura terangkat satu, tetapi wajahnya tetap datar menatap Noufal.

"Kalo aja lo gak ngomongin masalah balapan itu sama Jeck, gue juga gak akan kaya gini. Gue emosi Nor, saat Jeck nantangin gue dengan bawa bawa lo."

Noufal tau, Noura masih tidak paham apa yang dia katakan. "Dia tetep mau jalanin balapan ini, tapi dengan syarat, kalo dia menang. Lo harus jadi mainan dia. Ya gue emosi lah"

Flashback On

Jeck tersenyum ke arah Noufal.

"Cepet gue gak ada waktu." Ucap Noufal santai.

"Oooh, gak ada waktu. Bilang aja lo mau nghindar dari balapan yang gue tantang ke lo itu kan??" Tanya Jeck dengan nada mengejek.

Dahi Noufal mengkerut. "Makhsud lo??"

Jeck tertawa sambil mengitari tubuh Noufal. "Gak usah sok goblok lo, gue tau. Lo sebenernya takut kan ikut balapan sama gue??"

Kini Noufal yang tertawa. "Takut?? Ck, Halu lo. Udahlah jangan bertele tele makhsud lo apa??"

"Gue gak Halu, Kakak lo yang bilang. Dia nyuruh gue buat gak ngajakin lo balapan dengan alasan kita udah kelas 12. Ya, gue ngrasa kalo lo itu takut dan nyuruh kakak lo buat batalin balapan kita. Bener kan??"

Tangan Noufal mengepal. Kenapa juga Noura harus benar membicarakan soal ini kepada Jeck.

"Denger. Gue gak pernah takut walau ditantang sama lo sekali pun. Bagi gue lo belom ada apa apanya." Ucap Noufal meremehkan.

Jeck tersenyum miring. "Kalo gitu, lo buktiin. Kita balapan malam ini."

"Oke"

"Tapi tunggu dulu. Lo udah denger kan, apa hadiahnya kalo lo menang, Yaitu motor gue. Nah gue juga mau dong hadiah kalo gue menang."

"Lo mau apa?? Motor gue??"

Jeck menggeleng. "Gak. Gue mau kakak lo. Bisa lah buat dijadiin mainan dirumah. Ya kan."

Emosi Noufal langsung memuncak ketika Jeck menyebutkan Kakaknya sebagai mainan.

"Anjing lo!!"

Noufal langsung memberi bogeman di rahang Jeck. Pria itu tumbang karna serangan mendadak dari Noufal.

Karna tidak mau kalah, Jeck pun membalas memukuli Noufal. Terjadilah aksi baku hantam.

"Bangsat lo bangsat lo bangsat. Jangan bawa bawa Noura. Anjing!!" Ucap Noufal disela sela memukuli wajah Jeck.

Mendadak taman belakang ramai siswa yang melihat aksi itu. Tidak ada yang berani memisahkan karna mereka tahu, ke dua Most Wanted itu sama sama kuat.

Cantika yang melihat Noufal sedang adu tinju dengan Jeck, gadis itu langsung berlari menemui sang Ketua Osis.

Flashback off

"Tapi bisa kan, kalian ngomongon baik baik!?" Cerca Noura.

Noufal berdecak. "Ngomong baik baik gimana, si Jeck ngeselin anjing, gimana gue gak kepancing emosi coba."

"Sama kaya lo ngeselin!"

Setelah mengucapkan itu, Noura langsung pergi meninggalkan Noufal sendiri.

"Salah mulu gue dimata lo Nor."

Tak berselang lama dari Noura pergo, tiba tiba Vika datang menghampiri Noufal. "Ya Ampun baby, kok kamu bisa kaya gini sii?? Siapa yang bikin kamu kaya gini, bilang sama aku."

Noufal tersenyum manis¹. "Aku gapapa kok sayang. Lagian ini luka dikit kok"

Vika mengrucutkan bibirnya. "Kalo segini dikit, terus banyaknya kaya gimana?? Sini aku obatin ya. Ya ampun sayang"

Noufal tersenyum sesekali meringis karna pedih di sudut bibirnya.

"Aku kesel deh sama Noura. Adiknya lagi sakit kaya gini malah di omel omelin, terus di tinggal pergi lagi." Grutu Vika.

Noufal tersenyum manis². "Dia juga khawatir kok sama aku, cuma cara dia aja beda."

Bagaimana pun Noura. Noufal sangat menyayangi kakaknya itu. Jadi tidak mungkin kalau ikut menjelekan sifat kakaknya di hadapan orang.

"Makasih ya."

Vika mengangguk lucu. "Sama sama. Kamu yang sabar ya sama sikap Noura."

Noufal mengangguk, dalam hati dia berbicara selalu sayang.

***

Diluar dugaan. Noufal kira setelah Papahnya tahu dan mendapat surat panggilan orang tua dari sekolah, dia akan dimarahi habis habisan. Ternyata tidak.

"Maaf ya Pa." Ucap Noufal dengan menunduk.

Alan mengusap rambut legam putranya. "Papah tau makhsud kamu. Papah juga minta maaf, karna papah jarang ada waktu buat kamu dan Noura"

"Enggak kok, Pipa itu yang terbaik." Noufal langsung memeluk tubuh ayahnya erat.

"Besok yang kesekolah, siapa Pa??"

Alan tersenyum. "Biar Papah yang kesekolah. Soalnya mamah kamu lagi hamil, takut kecapean."

Mata Noufal membulat. "Hah!! Mima hamil lagi?? Kok bisa??" Ucap Noufal dengan nada tak percaya.

"Ya bisa lah. Udah kamu tidur, udah malem. Besok kita lanjut lagi ngobrolnya."

Noufal hanya mengangguk. Dia masih tidak percaya jika mamahnya kembali hamil. Masa dia sudah besar punya adik.

Alan menyelimuti tubuh Noufal. "Dah tidur anak Papah. Gak usah dipikirin, Okey. Good Night boy"

"Good Night too Pipa"

TBC

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang