Chapter 32

912 83 16
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

Alan merasa dirinya adalah Ayah terbodoh untuk anak anaknya. Dirinya tidak becus dalam memperhatikan anak anaknya.

Agam menepuk bahu Alan pelan. "Kita berdoa yang terbaik buat Noura bang."

Alan mendekap erat tubuh istrinya, Dia tahu Nisa pasti sangat terpukul dengan hal ini.

Salah satu dokter keluar dari ruangan operasi itu. Nisa yang terus saja merapalkan doa untuk putrinya, langsung mendekat ke arah dokter tersebut.

"Anak saya... Anak saya gimana dok??" Tanya Nisa menggoyahkan lengan sang Dokter.

Masih ingat Dokter Ali?? Dokter ahli jantung yang biasa Naoura datangi untuk ChekUp.

Dokter Ali tersenyum tipis. "Apa ibu, ibunda Noura??"

"Iya, Noura anak saya dok. Bagaimana keadaan Noura sekarang dok??" Tanya Alan cepat pada Dokter Ali.

"Noura masih menjalani operasi pada jantungnya bu pak. Doakan saja yang terbaik agar operasi berjalan dengan lancar. Maaf, apa boleh kalian ikut saya keruangan saya?? Ada beberapa yang ingin saya jelaskan pada ibu dan bapak tentang Noura selama ini." Ucap Dokter Ali.

Alan mengangguk cepat, dirinya juga ingin tahu apa yang selama ini terjadi pada putrinya. "Boleh dok. Silahkan"

Dokter Ali, Alan dan Nisa berjalan bersamaan ke arah ruangan yang di tuju. Setelah sampai, Dokter Ali pun mulai menjelaskan. "Silahkan duduk."

"Jadi gimana keadaan anak saya dok?? Noura bisa sembuh kan dok??" Tanya Nisa.

"Tim medis kami pasti akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan apa yang di derita Noura selama ini, kita hanya perlu berdoa pada Tuhan. Maaf pak bu, apa selama ini Noura bercerita pada bapak dan ibu jika Noura mengidap Aritmia ??"

Alan dan Nisa menggeleng secara bersamaan. Mereka  mengira jika Noura selalu baik baik saja. 

"Baik, jadi begini. Selama ini mungkin 1 bulan terakhir Noura selalu mendatangi saya dan mengeluhkan kejanggalan pada detak jantungnya. Saya sebagai Dokternya selalu mengajak Noura untuk menjalan operasi karna memang kondisi jantungnya sudah tidak normal. Tapi Noura selalu bilang pada saya, bahwa dia tidak ingin merepotkan orang tuanya. Noura juga bekerja mengumpulkan dana untuk biaya operasi jantungnya bu pak. Sejak lama, saya ingin bertemu dengan bapak dan ibu untuk membicarakan hal penting ini." Jelas Doktet Ali panjang lebar.

Nisa membekap mulutnya menahan isak tangis. Putrinya selama ini berjuang melawan penyakit itu sendirian.

Benteng pertahanan Alan runtuh setelah mendengar penjelasan dari Dokter Ali. Dirinya merasa telah menjadi ayah paling bodoh di dunia ini.

"Saya juga selalu memberikan obat pereda nyeri, untuk menangani jika penyakit Noura kambuh di waktu yang tidak tepat. Tak pernah lupa saya juga menyemangati Noura dengan berkata bahwa dia pasti akan sembuh, walau saya sendiri tidak tahu kapan hari ini akan terjadi. Maafkan saya bu pak" Terlihat raut menyesal dari wajah Dokter Ali.

Nisa terus terisak di dekapan sang suami. Putrinya kini sedang di fase hidup dan mati. Nisa merutuk dirinya karna tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk Noura.

***

Noufal tertawa sangat kencang bersama teman temannya yang sedang berkumpul di taman Kampusnya.

"Ajigile bisa gitu ya" Ucap Kinan lalu di akhiri gelak tawa.

Noufal memukul lengan Gibran. "Lo pindah negara, kenapa jadi receh gini Bran. Anjir bengek gue"

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang