JANGAN SEDIH TERUS
Nisa terus meraung memanggil nama Suaminya.
Dirinya lelah menangis, tetapi kenyataan begitu pahit untuk di rasakan selalu menghantuinya.
"Mas Alan..."
Yolan terus mengusap air mata Nisa sesekali memeluk tubuh sahabatnya.
"Nis. Lo harus kuat demi anak anak lo. Cuma lo doank yang mereka punya. Gue tahu ini gak mudah bener bener sulit, tapi setidaknya lo harus jadi penguat mereka" Jelas Yolan kepada Nisa.
"Yol, gue...hiks...gue..."
Apa yang dikatakan Yolan ada benarnya. Dirinya tidak boleh lemah didepan anak anaknya.
"Mamah..."
Nisa melihat putra putrinya baru datang setelah selesai memakamkan Alan. Mereka begitu terpukul. Ya tuhan...
Noura memeluk Nisa erat. Memang bukan dirinya saja yang hancur saat ini. Anak anaknya sama hancurnya.
"Mamah...Papah Mahh hiks" Ucap Noufal di tengah tengah isak tangisnya.
Hati Nisa bertambah merasakan sakit saat melihat anak anaknya menangis pilu.
Mas...katakan bahwa ini hanya mimpi...katakan Mas...
"Papah udah tenang disana sayang. Anak mamah gak boleh sedih terus. Kita doain papah ya"
Noura bangkit dan berlari ke kamar gadis itu. Nisa tahu, putrinya hanya membutuhkan waktu.
Noufal terus bergumam memanggil Papahnya dalam pelukan Nisa.
***
Noura menangis di lantai kamarnya. Dia belum bisa menerima kepergian papahnya.
"Papah...hiks...papah kenapa tinggalin Noura pah..."
"Noura nakal sama papah ya...hiks...papah...Noura kangen"
Gadis itu terus terisak saat mengusap bingkai foto Alan yang sedang duduk di dalam pesawat.
"Papah bilang papah...gak mau ninggalin Noufal sama Noura lama lama... Kenapa papah pergi...kenapa pah"
"Papah bilang, kalau noura jadi Pilot...Kita akan kerja bareng"
Noura memeluk foto Alan erat. Tubuh lemasnya tersandar di sisi ranjang. Noura memutar reka ulang saat dirinya selalu bermanja pada papahnya.
"Pah..Noura mau punya adik lagi loh. Nanti Noura...harus jelasin apa kalau adik Noura tanyain papah"
Terlihat Noufal sedang berdiri di ambang pintu kamar Noura. Pria itu sama berantakannya.
"Kak"
Noura merentangkan tangan membiarkan adiknya menghambur dalam pelukannya.
"Papah kenapa pergi ninggalin kita Kak??"
Noura menahan isak tangisnya. "Papah udah istirahat dengan tenang. Papah selama ini cukup lelah Fal."
"Apa papah lelah gara gara gue nakal kak??"
Noura menggeleng sambil mengusap air mata adiknya. "Papah orang baik. Tuhan lebih sayang sama papah. Makanya papah pergi."
"Kenapa sesakit ini kak. Gue gak kuat kak."
Noura memegang bahu adiknya. "Dengerin gue. Gak cuma kita yang ngrasa sakit karna ditinggal papah. Ada mamah yang jauh lebih hancur. Gue mohon sama lo, kita harus kuat demi mamah. Sekarang cuma mamah yang kita punya".
Noufal terisak kembali. Pria itu menunduk dengan bahu yang bergetar hebat.
"Papah pernah bilang sama kita. Kita harus bisa jagain mamah. Mamah lagi hamil adik kita."
Noufal tetap tidak menggubris. Isakannya mulai mereda namun tatapannya kosong kearah depan.
"Walau kita kehilangan satu sayap, gue gak mau kita ikut hancur. Kita harus buat papah bangga disana."
Noufal menatap kakaknya sendu. "Bantu gue kak. Bantu gue buat bangkit dari ini semua. Gue mau bikin papah bangga kak. Selama papah hidup, gue selalu nyusahin papah. Hiks"
Noura memeluk tubuh adiknya. "Kita akan bangkit sama sama. Kita harus jadi sayap mamah."
Papah...
Maafin Noura yang belum bisa membuat papah bangga saat papah masih hidup.
Noura dan Noufal akan berusaha mulai sekarang. Noura dan Noufal akan jaga mamah.
Noura sayang papah...
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...