Chapter 25.

923 80 40
                                    

MOHON PERHATIAN, AUTHORNYA TERSERANG KEBUNTUAN. TERIMA KASIH.

....IDE SEDANG BERJALAN....OKE LANJUT....

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!

Nisa meletakan mangkuk bubur di meja dengan begitu kasar, netranya terus mencari sosok nakhluk kecil yang pergi entah kemana.

"Noufan!!!" Teriak Nisa dari arah dapur.

Noufan Alano Wijaya, putra ketiga Nisa Wijaya dan Alan Wijaya.

Terdengar suara tawaan anak kecil di ruang tamu. Apa mungkin putranya ada disana.

Nisa menghela nafas lega, saat melihat putra bungsunya sedang berada di atas bahu sang kakak dengan tawanya yang begitu lepas.

"Aduhh, kok muka abang di gaplok si dek." Ucap Noufal karna wajahnya di tepuk tepuk oleh sang adik yang berada di kepalanya.

Noufal memberikan Noufan pada sang ibu. "Nih mah, si adek tadi lagi mainan bedak di depan. Untung aku pulang, kalo gak si tuyul udah keluar rumah"

Nisa menerima Noufan dan menggendongnya. "Pantes, tadi mamah nyariin. Oh ya bang, kok tumben kamu jam segini udah pulang. Eh gimana tadi?? Berhasil kan??" Ucap Nisa memborong pertanyaan kepada Noufal.

Yang ditanya memberikan senyuman begitu lebar, lalu pria itu mengangguk. "Berhasil mah. Aku langsung ditawarin di rumah sakit besar jadi Dokter spesialis psikiater. Aku udah resmi mah jadi Dokter Psikolog"

Nisa menutup mulutnya takjub. Putranya telah berhasil menjdi Dokter. Nisa pun memeluk tubuh Noufal. "Sayang...Mamah bangga sama kamu. Anak mamah sekarang sudah jadi Dokter."

"Ini semua berkat mamah. Mamah selalu nyemangatin Noufal dan terus ada di sisi Noufal. Thanks for you Mom" Ucap Noufal dengan sesekali menciumi punggung tangan Nisa.

"Assalamualaikum"

Noufal dan Nisa melihat ke arah Noura yang baru saja pulang. Tunggu, ada apa dengan gadis itu, kenapa wajah Noura tertekuk.

"Waalaikumsalam." Ucap Noufal dan Nisa bersamaan.

Noura menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu. Gadis itu begitu lusu sekali.

"Loh, kakak kenapa?? Kok lusu banget sii?? Gimana tadi tes nya??" Tanya Nisa.

Noura mengangguk. "Berhasil Mah"

"Loh kalo berhasil harusnya kamu seneng dong, kok malah cemberut sii?? Tes nya gak sesuai??"

Gadis itu menggeleng, lalu terdengar Noura menghembuskan nafas kasar. "Kata om Sano, besok aku udah mulai tugas jadi Co Pilotnya Om Dewa"

Mata Noufal dan Nisa membola sempurna. Artinya Noura besok sudah mulai bekerja. "Serius lo kak??!" Tanya Noufal antusias.

"Loh ya bagus dong, artinya kamu gak perlu jalanin tes lagi. Ya ampun mamah seneng banget, anak mamah udah berhasil jadi Pilot"

Noura berdecak. "Ck, tapi kalo aku kerja. Nanti yang jagain  mamah siapa??"

"Kan ada papah"

Noura menegang karna suara barithon yang begitu dia rindukan selama ini. Papahnya....Noura pun membalikan tubuh. "Papah"

Alan berjalan mendekati putri sulungnya. "Kamu gak perlu khawatir, ada papah yang jagain mamah nanti"

Air mata Noura merembas keluar mengaliri pipi putihnya. Matanya tidak berkedip dan terus menyorot ke arah Papahnya.

Alan mengerutkan dahi karna Noura menatap dirinya dengan mata tidak berkedip sama sekali. "Noura...hey...Noura kamu kenapa"

"Noura...Noura kamu kenapa nak..." Ucap Alan dengan menepuk pipi putrinya.

Noura terbangun dari tidur dan langsung duduk dengan nafas memburu. Noura menatap Alan yang sedang duduk di pinggir ranjangnya. Astaga ternyata itu semua hanya mimpi.

"Noura kenapa sayang?? Kamu sakit??" Tanya Alan dengan menempelkan punggung tangannya di dahi putrinya.

Noura menggeleng. Mata gadis itu terasa panas kala teringat Papahnya di dalam mimpi buruk itu.

"Mas, Noura udah bangun belum!!" Tanya Nisa dari luar kamar.

Alan menatap ke arah pintu. "Udah Mah!" Alan kembali menatap Noura. "Anak papah kenapa sii, kok tidurnya kaya gelisah gitu tadi. Trus kamu juga kaya manggil manggil papah. Kamu mimpi apa sayang??"

Noura menghambur ke dalam pelukan Papahnya. "Papah... Papah janji, papah gak boleh ninggalin Noura."

Alan tambah bingung. Ada apa dengan putrinya. "Kamu kenapa sih?? Kok tiba tiba bilang gitu??"

"Papah janji dulu gak boleh tinggalin Noura...Janji" Ucap gadis itu dengan terisak hebat.

"Iya sayang papah janji gak ninggalin Noura." Ucap Alan dengan mengecup puncak kepala putrinya.

Noura menangis sesegukan dalam pelukan Alan. Mimpi sialan itu benar benar seperti nyata. Noura benci mimpi buruk itu.

"Terima kasih ya Allah, ternyata itu semua cuma mimpi" Ucap Noura dalam hati.

TBC

HUWAAAAA...TERNYATA CUMA MIMPI AJA GAIS...

Dua kata yang membuat Author sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua kata yang membuat Author sedih.... "Kangen alann"                                              

Ada gak yang kangen sama Alan lagi?? Alan masih hidup lohh...tenang...Alan kan peran penting dalam pemeran utama nya, masa pergi...ya tidak bisaaaa...Author tidak relaaaa.

Alan : Ciee yang pada kangen sama sayaaa...

Noura : Authornya gak ada Akhlak -_-

Noufal : Ribut lah, aku suka keriboetan :D

Nisa : Mas, kamu jangan gatel sama readers. Awas kamu ya!

Alan : Maaf sayang😘

Yang mau hujat Author. Silahkan....Author sudah siapkan lapaknya👇👇👇👇

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang