JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!
Keluarga bahagia itu, kini sedang menikamati sarapan mereka. Hanya detingan sendok yang berbunyi menghiasi keheningan pagi.
"Pipa"
"Hmm kenapa??" Jawab Alan setelah menegak air putihnya.
"Aku mau bawa motor lagi Pa. Boleh gak??"
"Jangan pah. Dia minta bawa motor karna mau balapan." Alan baru saja ingin membuka mulut, Noura sudah lebih dulu memotong.
Alan mengerutkan dahi. "Balapan??"
"Enggak kok Pa, serius. Nora lo--"
"Apa?? Bener kan lo mau balapan??" Tanya Noura menantang.
"Sok tau lo. Gue mau bawa motor karna gue males terus nebeng sama lo. Pipa, plis pa..."
Alan memperhatikan kedua anaknya yang tidak pernah akur. Ada saja yang diributkan.
"Kamu bener ikut balapan??" Tanya Alan mengintimaidasi.
Mata Noufal membelalak. "Ya Allah, enggak Pa. Serius nii" Noufal mengangkat dua jarinya.
"Ngibul aja troos, lo kira gue gak tahu apa. Lo ditantangkan sama jeck buat balapan bareng?"
Noufal memicing. "Jangan ngadi ngadi lo. Mana ada gue mau ikut balapan sama jeck. Lagian lo denger dari siapa, sampe ngira gue mau balapan?? Hah??"
Noura memberikan smirk andalannya. "Gue denger sendiri dari Gibran."
Skakmat untuk Noufal. Matanya jelalatan mencari Alasan. Kenapa Gibran bilang sama Noura sii.
Noufal tertawa renyah. "Ketipu lo sama Gibran. Bocah slengean kaya dia, lo percaya."
"Oke, kalo emang berita itu gak bener. Gue bakal ngomong langsung sama jeck nanti." Ucap Noura santai.
Mata Noufal melotot sempurna. "Lo mau nyari mati. Lagian ngapa si lo kepo banget, udah dikata gue gak ada ikut ikutan balap."
"Kalo emng gak ada, kenapa lo nyolot?? Gue cuma mau bertugas sebagai ketua osis yang nglarang semua siswa untuk ikut balap."
Alan dan Nisa hanya memperhatikan kedua anaknya dengan tenang. Lelah rasa nya di tiap lagi selalu ada yang di ributkan anak kembar nya.
"Mah Pah, Noura berangkat ya. Assalamualaikum."
Noura menciumi kedua tangan orang tua nya.
"Waalaikumsalam. Hati hati ya sayang."
Noufal masih setia duduk di kursi meja makan. Berharap permintaan nya segera di kabulkan oleh sang ayah.
"Kamu kenapa Noufal, udah setengah tujuh loh. Cepet sana berangkat nanti kamu telat, terus dihukum sama Kakak kamu." Ucap Alan.
"Motornya??"
Alan menghela nafas. "Kamu ikut Noura dulu, Besok aja kamu bawa motornya. Sekarang Papah mau pake motor itu buat jalan jalan sama Mamah."
"Pacaran aja trooooss"
Nisa mengulum senyumnya. "Dah sana kamu berangkat."
Noufal menciumi kedua tangan orang tuanya lalu beranjak pergi ke sekolah.
Alan dan Nisa tertawa geli melihat tingkah putra mereka. Noufal memang cemburu berat jika Papahnya selalu pacaran dengan mamahnya.
Nisa itu Mamah Noufal titik.
***
Setelah melewati pelajaran di sekolah, Noura pun menemui Jeck saat istirahat.
"Ada apa lo nemuin gue??" Tanya Jeck.
Noura masih setia dengan wajah datarnya. "Gue denger lo ngajak Noufal buat balapan motor hari ini??"
Jeck tertawa. "Kenapa?? Lo mau nglarang??"
"Berhenti buat jadi anak brandal di saat lo udh kelas 12. Gue gak mau junior disini ikut ikutan gak bener karna ulah lo."
Jeck kembali tertawa. Tapi kali ini dia tertawa mengejek. "Bilang aja adek lo itu takut buat balapan sama gue, pake segala nyuruh lo buat batalin semuanya. Cih"
"Gue gak perduli lo mau ngomong apa. Tapi disini gue sebagai Ketua Osis menegaskan, berhenti ngadain balapan."
Jeck memajukan wajahnya. "Kalo gue gak mau??"
Noura tersenyum miring. "Gue bakal kasih surat pelanggaran yang lo buat disini, ke bokap lo"
Noura menaikan alisnya satu saat melihat wajah panik Jeck.
Jeck adalah anak dari pemilik yayasan sekolah itu. Dan ayah Jeck sangat anti pada pelanggaran sekolah.
Jeck menggeram. "Berani lo ngomong sama bokap gue. Gue bak--"
"Apa?? Lo mau ngancem gue?? Denger. Berani lo lanjutin balapan ini dan nglanggar tata tertib sekolah, gue jamin tamat riwayat lo" Ucap Noura dengan nada santainya.
Jeck menendang pot sekolah itu saat Noura sudah pergi dari hadapannya. Kenapa Ketua Osis itu selalu ikut campur.
***
Setelah menemui Jeck tadi, Noura langsung menemui temannya yang sedang menyantap makan siang mereka.
"Lo dari mana sii. Lama banget" Ucap Icha.
Noura menegak botol air putih miliknya. "Urusan biasa."
Lisa mengangguk. "Lo gak makan??"
Noura menggelengkan kepala. "Enggak. Lo aja makan."
Saat Noura dan teman temannya asik duduk di kantin. Tiba tiba ada adik kelas mereka yang berlari terpogoh pogoh.
"Kak Noura!! Kak... Bang Nopal...Bang Nopal galud." Ucap Cantika dengan terengah. Cantika ini anak pertama dari Yolan dan Marco.
Noura mengerutkan dahi. "Dimana??"
"Dibelakang kak. Bang Nopal baku hantam sama Kak Jeck. Gak ada yang berani misahin."
Noura berdiri. Dan memanggil teman sekelasnya yang sedang duduk.
"Panggilin Bombom sama Rudi"
Temannya itu mengangguk.
Bombom dan Rudi adalah teman sekelas Noura yang tubuhnya super besar dan gempal.
Mereka pun datang. "Kenapa Buketos??"
"Ikut gue."
Bombom dan Rudi mengerutkan dahi, apa mereka membuat kesalahan sampai harus ikut Ketus Osis ini. Tapi walau bingung, mereka tetap mengikuti arah jalan Noura.
Saat sudah sampai di taman belakang sekolah Noura melihat, Aksi baku Hantam itu masih berlangsung.
"Nor, Nopal baku hantam tuh" Ucap Rudi dengan antusias.
"Kalian udah liat kan?? Sekarang pisahin mereka." Ucap Noura Santai.
Bombom mengerutkan dahi. "Kok kita??"
Bombom dan Rudi langsung berlari ke arah Kerumunan untuk memisahkan Noufal dan Jeck, saat mata Noura mendelik tajam kepada mereka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...