Chapter 10.

1K 66 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!

Noufal mengikuti ucapan Noura untuk langsung pulang. Noufal benar benar dilanda ketakutan sekarang.

Bagaimana tidak, kenapa bisa dia tidak ingat jika di rekening itu ada uang milik kakaknya.

Tentu saja Noufal memberi banyak beralasan kepada Vika, dan Wanita itu pun memepercayainya.

***

Noura berjalan perlahan ke arah Alan yang sedang duduk melihat televisi.

"Pah"

Alan menatap putri sulungnya. "Kenapa nak??"

Noura terus menunduk. "Pah. Noura boleh minta uang gak??"

"Minta uang?? Buat??"

Noura menggelengkan kepala. "Eh gak jadi deh Pah."

Alan mengeluarkan Dompet kulitnya. "Papah cuma tanya, Uangnya buat apa. Kalau kamu minta ya papah kasih tapi buat apa dulu??"

Noura masih setia menunduk. "Buat perlengkapan Osis Pah."

Alan tersenyum. "Berapa sayang??"

"100 aja Pah. Noura punya uang 100 ribu juga soalnya. Nanti sisanya pakai uang Noura aja"

Alan mengangguk lalu memberikan uang 100 ribu ke Noura. Putrinya memang begitu tidak ingin membebani orang tuanya.

"Makasih ya Pah"

Alan termasuk kepala keluarga yang Royal uang kepada Anak dan Istrinya.

Apapun yang mereka minta, selagi Alan punya, Alan akan memberikannya.

Setelah menerima Uang dari Papahnya. Noura langsung pergi ke rumah Riski untuk memberikan uang tersebut.

"Kenapa gak transfer aja Nou. Kan capek kalo lo kerumah gue"

Noura tersenyum sedikit. Hanya sedikit. "Gapapa. Gue gak bisa transfer. Duit gue abis. Jadi gue kerumah lo aja. Maaf agak lama"

"Sans aja kali. Lo mau masuk dulu??"

Noura menggeleng. "Gak, makasih. Gue mau langsung balik aja."

"Oke. Hati hati Nou."

Noura mengangguk lalu memberikan jempolnya ke Riski.

Akhirnya Noura sampai rumah setelah perjalanan dari rumah Riski.

Noura melihat motor Noufal sudah terparkir di halaman rumahnya.

Dengan langkah cepat, Noura langsung masuk kedalam menemui Adiknya.

"Noufal!!"

Noufal terjingkat saat Noura memanggil namanya dengan suara lantang.

"Lo abisin buat apa duit gue??"

Noufal menunduk. "Maaf Nor"

"Pasti lo abisin duit gue buat nraktirin cewe lo itu kan??!!"

Noura berdecih. "Lo jadi orang kenapa bego banget sii. Gapapa kalo duit gue habis buat hal yang berfaedah. Ini buat nraktir cewe gak jelas lo itu. Pokoknya lo gantiin duit gue.!!"

"Maafin gue Nor"

Nisa memperhatikan ke dua anaknya dari jauh. Nisa paham apa yang mereka bicarakan.

Setelah beberapa menit, Nisa menghampiri kamar Putri sulungnya.

"Noura."

"Eh Mamah. Ada apa Mah??"

Nisa tersenyum lembut lalu mengusap surai putrinya. "Mamah udah kirim ke rekening kamu 3 juta. Itu buat gantiin uang yang Noufal habisin. Maafin Noufal ya sayang"

Noura menaikan satu Alis. "Kok Mamah yang gantiin. Noufal minta ya ke Mamah??"

Nisa menggeleng kuat. "Enggak nak. Mamah denger obrolan kalian tadi. Sayang, kalau Noufal yang gantiin gimana caranya?? Untuk mendapatkan uang 3 juta itu, kita harus kerja 1 bulan. Makanya Mamah inisiatif buat gantiin uang kamu. Mamah tahu, Noufal gak sengaja."

"Tapi Noufal udah kelewatan Mah. Ini namanya pemborosan. Dalam satu hari dia ngabisin uang 3 juta lebih cuma buat foya foya gak jelas."

Nisa memeluk tubuh putrinya. "Iya Sayang. Mamah yakin Noufal gak akan ngulangi hal kaya gini lagi. Kamu maafin adik kamu ya"

Noura mengangguk lalu menelusupkan wajahnya ke perut ibunya. "Maafin Noura sama Noufal ya Mah. Kita sering bikin mamah pusing."

Nisa tersenyum mendengarkan ucapan Putrinya. Nisa dan Alan bersyukur. Mereka memiliki anak yang tidak susah untuk diatur.

TBC

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang