JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!
Noura dan Noufal sudah berangkat sekolah menggunakan mobil.
"Nor"
Yang dipanggil hanya diam fokus memperhatikan jalan.
"Nor. Woi budek." Panggil Noufal sekali lagi.
Noura berdecak. "Ck, apaan sii brisik!"
"Lo ntar kalo udah masuk kuliah, mau masuk fakultas jurusan apa??"
"Kalo gue, kayaknya mau jadi Pilot aja dah kaya Pipa, kadang kalo liat Pipa pake seragam tuh, kek keren banget gitu. Kalo lo mau jadi apa?? Pramugari?? Pengusaha?? Atau Pilot juga kaya Pipa??"
Noura menglakson mobil karna lampu merah sudah berwarna hijau. "Lo bisa gak sii, manggil Papah tuh Papah, Kaya anak alay tau gak, Pipa..Mima..."
Noufal melirik sinis. "Seterah gue lah mau manggil Pipa apa, lagian Pipa sama Mima juga santuy santuy aja tuh gue panggil kaya gitu."
Noura hanya memutar bola mata malas, jika Noufal bukan adik kembarnya, mungkin saat ini bocah itu sudah jadi mayat dari dulu.
Mobil mereka pun sampai di depan gerbang sekolah.
"Turun"
Noufal mengerjapkan mata. "Kok turun? Kan belom sampe parkiran."
"Gue ogah ya, mobil gue nantinya lecet gara gara ulah cewe cewe lo itu. Udah sono turun!"
Siapa yang tidak kenal dengan Noufala Darma Wijaya yang notabenenya sebagai Most Wanted di sekolah itu.
Hampir semua siswi seantero sekolah mengenal Noufal. Tubuh tegap, wajah tampan, gagah, pintar dan jangan lupa dia adik dari seorang Ketua Osis.
Banyak wanita dari luar maupun dalam sekolah, menyukai Noufal. Ya, yang mereka lihat adalah Noufal seorang Bad Boy (cap kecebong)
Sayangnya ada satu kelemahan yang jarang siswi dan siswa ketahui dari Noufal, yaitu seorang anak mamah dan penakut pada sang kakak.
Hahaha.
Tetapi itu tidak jadi penghalang mereka untuk mencintai Noufal setelah tahu kelemahan itu.
"Nofal alafyu"
"Gila ih, Noufal pagi ini maco banget. Idaman."
"Kak Noufal!!! Aku padamu"
"Motornya mana kak, biar nambah keren"
"Noufal ganteng banget sumpah."
Setelah Noufal turun dari mobil, dia langsung menyugarkan rambutnya kebelakang saat mendengar semua jeritan ciwi ciwi disana.
Saat Noufal sedang berjalan melewati lapangan basket, tiba tiba ada yang merangkul bahunya.
"Woyy, diem diem bae" Ucap Kinan sahabat Noufal.
"Budek gue denger jeritan cewe disini" Ucap Gibran yang juga sahabat Noufal, sambil menutup telinganya.
"Hahaha. tapi menurut gue, jeritan ciwi ciwi disini tuh bikin mood. Gemes gue." Ucap Noufal.
Kinan menoyor kepala Noufal. "Yee, karna elo yang dijeritin"
Noufal tertawa mendengar penuturan Kinan.
"Eh eh, lo udah dapet kabar belom??" Ucap Gibran dengan suara hebohnya.
"Kabar apaan??" Tanya Ilham dan diangguki oleh Iwan yang mereka juga sahabat Noufal.
Gibran menggebrak meja guru saat sudah sampai kelas. "Marjuki ngajak balapan!!"
Iwan mengerutkan dahi. "Marjuki saha anying??"
"Makhsud gue Jeck, gue manggil dia Marjuki" Ucap Gibran dengan cengiran khas pria itu.
"Dia ngajak balapan siapa??" Kali ini yang betanya adalah Noufal.
Gibran menunjuk dada Noufal. "Lo. Dia kemaren bilang, katanya dia pengen balapan lagi sama lo. Karna lo setiap balapan menang terus, dia ngrasa tertantang gitu. Katanya sii."
Noufal mengerutkan dahi, bukan dia takut tapi Jeck adalah lawannya yang akan sama sama kuat.
"Lah, gimana balapannya. Kan motor Noufal disita bokapnya." Ucap Iwan menimbrung.
Gibran mengangguk. "Nah itu dia, itu yang gue pikirin. Ya bisa aja si pake motor gue, tapi jaminannya lo bakal kalah. Ya lo tau kan gimana motor gue"
"Dan yang paling jos nya lagi, Si Marjuki jaminin motornya kalo lo menang balap. Keren gak tuh." Lanjut Gibran dengan antusias.
Ilham dan Kinan bertepuk tangan. "Anjir, motornya si Jeck yang harganya 460 juta merk Ninja ZX10-R itu kan?? Keren gila." Ucap Kinan heboh.
Noufal melirik Kinan. "Apal banget lo sama motornya Jeck"
Kinan hanya tertawa. Lalu Gibran kembali bertanya.
"Gimana. Lo terima buat balapan sama dia??"
"Gue gak tahu. Ntar deh gue coba dulu bujuk bokap gue." Ucap Noufal sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gue doain Fal, biar motor lo dikasih lagi sama bokap lo. Mayan kan motornya si Jeck. Ye nggak??" Ucapan Ilham diangguki oleh semua sahabat Noufal.
"Good Morning!!!"
Sekelas langsung menatap kearah suara itu. Yang mengeluarkan suara penging itu ternyata Vika, kekasih Noufal.
"Morning." Ucap Kinan dengan senyuman.
Vika hanya melirik ke arah Kinan, lalu kembali berjalan kearah Noufal.
"Pagi Noufal sayang."
Gibran, Kinan, Ilham, dan Iwan?? Tentu saja mereka pergi meninggalkan dua anak manusia itu. Bisa bisa mereka bakaran hati karna melihat Vika dan Noufal bermesraan.
"Pagi juga Vika sayang. Tumben kamu ke kelas aku?"
Vika bermanja di lengan Noufal. "Kan mau upacara, jadi aku keluar terus ke kelas kamu aja deh. Kita kelapangan bareng yah."
Noufal mengangguk sambil mengacak rambut Vika gemas. "Iya sayang."
Saat Noufal Vika sedang bermesraan dan anak anak kelas 12 IPA3 sedang mempersiapkan untuk upacara. Tiba tiba mereka dikejutkan dengan suara gebrakan di papan tulis.
Brak!!
"KELUAR SEMUA KE LAPANGAN!!!"
Siapa lagi kalau bukan Ketua Osis alias kembaran dari Noufal, Nourala Lushi Wijaya.
Noura menunjuk Noufal dengan tatapan mematikan. "Mana dasi lo!"
Noufal memegang kerah seragamnya, ternyata dia belum pakai Dasi. Noufal langsung mencari di dalam tas dan menemukan dan langsung memakainya.
"Keluar ke lapangan, gak ada yang dikelas apalagi buat pacaran!!! Kalo sampe ada gue hukum lo semua di lapangan nanti. Cepet!!"
Semua siswa dan siswi berlari ke luar kelas menuju ke lapangan. Tidak ada yang berani melawan Noura si ketos dingin. Begitujuga Noufal.
Saat Noufal dan Vika di lapangan. "Sayang, Noura kembaran kamu galak banget sii. Kamu aja penyayang kok dia galak."
Noufal terkekeh. "Sttt, jangan keras keras, Aku juga gak tau."
Noufal juga sempat berfikir, apakah kakak nya itu benar benar serahim dengan nya dulu?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Captain! : TWINS
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI KAMIS. TAPI KELAMAAN KALO HARI KAMIS, YA UDAH SETERAH AUTHOR MAU UPDATE KAPAN. Apa yang kalian bayangkan jika kalian memiliki kembaran?? menyenangkan?? menyebalkan?? atau membosankan?? Hal ini dirasakan oleh Noufal dan Noura Wija...