Chapter 6.

1.1K 76 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!

Baru saja, Noura menyesaikan tugas dari guru. Lalu tiba  tiba ada siswa yang masuk ke kelasnya.

"Permisi Pak. Pak saya minta izin untuk memanggil Noura ke ruang kepala sekolah"

Noura mengernyitkan dahi, kenapa dirinya dipanggil kesana?

"Nou, suruh ke kantor kepala sekolah sekarang."

Noura mengangguk, lalu berjalan ke arah meja gurunya. "Pak, Saya izin ke ruang kepala sekolah"

Gurunya pun mengangguk. "Silahkan Noura"

Noura pun berjalan ke arah Ruang kepala sekolah bersama siswa tadi.

"Nou, ada bokap lo" Ucap siswa tadi.

Noura mengangguk. "Thanks ya"

Lalu Noura masuk ke ruangan itu. "Permisi"

Terlihat di ruangan itu sudah ada Papahnya, Noufal, Jeck dan ibunya Jeck. Lalu kenapa dirinya ikut dipanggil??

"Maaf pak. Ada apa ya, memanggil saya kemari??" Tanya Noura Sopan.

Guru itu tersenyum. "Duduk dulu aja Noura. Kita tunggu dulu ya kepala sekolahnya"

Noura hanya mengangguk lalu duduk di sebelah Noufal, adiknya.

"Gapapa, kalau kamu gak salah. Gak usah takut." Ucap Papah Alan kepada Noufal.

Noura hanya menjadi pendengar saja.

Lalu tak lama, kepala sekolahnya datang.

"Maaf saya telat"

Pak Ridam selaku kepala sekolah pun duduk di kursi dan menatap para murid serta orang tuanya. Lalu mata pak Ridam fokus kepada Alan.

"Loh Alan??" Tunjuk Pak Ridam.

Alan yang namanya disebut mengerutkan dahi. Lalu dirinya teringat sesuatu. "Ridam??"

Lalu tak lama Alan dan Pak Ridam berpelukan ala lelaki.

"Wah, saya kaget bisa ketemu sama kamu lagi Lan" Ucap Pak Ridam antusias.

Jeck mengerutkan dahi, kenapa Ayahnya kenal dengan papahnya Noufal.

Noura dan Noufal pun sama. Noufal melongo melihat keakraban kepala sekolah dengan papahnya.

"Iya, Saya juga begitu. Kamu apa kabar Dam??" Tanya Alan.

"Baik baik. Kamu sendiri gimana?? Kesampaian jadi pilot??"

"Alhamdulillah, sekarang saya sudah 22 tahun menjadi Pilot."

Pak Ridam menepuk pundak Alan. "Wah, saya ikut senang. Akhirnya ya, bertaun taun sejak kuliah dulu, kita dipertemukan kembali"

Alan mengangguk sambil tertawa.

Lalu tak lama, Pak Ridam menatap Noufal dan Noura. "Jadi Noufal dan Noura anak kamu. Wah saya kalah. Saya aja baru satu. Kamu langsung borong dua"

Alan lagi lagi tertawa. "Alhamdulillah Dam. Rezki dapet anak kembar"

"Sekarang saya makin yakin. Kalau kepribadian Noura itu sama kaya kamu dulu. Persis sekali. Menjadi ketua osis yang berwibawa, tegas dan juga... datar. Hahaha"

Alan tertawa kembali karna mengingat betapa datarnya dia dulu saat disekolah.

Noufal ikut cengengesan, lalu menghadap ke arah Noura. "Datar"

Noura menatap datar ke arah adiknya. Dia sekarang jadi berfikir. Sedatar itukah dirinya??

"Maaf maaf saya malah asik ngobrol sendiri. Biasa ketemu kawan lama. Hahaha"

"Jadi begini Lan, maaf banget jika saya memanggil kamu ke sekolah. Kamu tau lah, gimana anak sekolah. Ada aja yang jadi bahan ributan. Saya hanya ingin memberi peringatan kepada Jeck dan Noufal untuk tidak mengulangi kesalahan yang mereka buat."

Alan menganggukan kepala.

"Dan saya memanggil Ketua Osis atau Noura kemari, karna Noura menjadi saksi dari keributan kemarin. Jadi saya mau mendengar langsung kesaksian dari Noura"

Noura pun menganggukan kepalanya dengan sopan.

"Untuk kesaksian kemarin, saya tidak sepenuhnya tahu. Tapi akar dari keributan itu, adalah karna sebuah masalah tentang balapan motor pak."

Mata Jeck dan Noufal membulatkan matanya. Kenapa Noura membongkar soal balapan itu.

Pak Ridam mengerutkan dahi. "Balapan??"

"Iya pak. Noufal dan Jeck merencanakan balap liar untuk malam kemarin. Saya sebagai Ketua Osis melarang kepada Noufal dan Jeck untuk tidak melanjutkan hal tersebut. Namun mereka tetap ingin melanjutkan acara ini. Dan berakhir mereka dengan keributan karna sebuah hadiah. Itu saja." Ucap Noura dengan santai.

Pak Ridam menggelengkan kepala, dirinya tidak habis pikir dengan sikap putranya.

"Lan, maafkan saya. Karna anak saya, ini semua terjadi" 

Alan tersenyum. "Tidak apa. Kita juga sama sama kurang memperhatikan anak kita. Saya juga minta maaf atas perilaku Noufal disekolah ini."

Rahang Noura mengeras saat mendengar Papahnya meminta maaf kepada Pak Ridam.

"Ya Lan. Tolong maaf sekali lagi."

"Pah, Jeck gak bermakhsud--"

"Kamu bisa jelaskan nanti Jeck" Ucap Pak Ridam memotong ucapan Jeck.

Noura berdiri. "Pak, Apa saya boleh meminta satu hal?"

Pak Ridam mengangguk. "Silahkan Noura"

Semuanya memperhatikan Noura yang sedang berbicara. "Saya ingin, Jeck dan Noufal berdamai dan tidak membuat ulah lagi di sekolah ini."

Alan tersenyum menatap putrinya. Benar kata Ridam, apa yang ada di diri Noura, itu juga pernah dirasakan Alan.

Jeck dan Noufal saling pandang. Lalu Jeck mengulurkan tangannya. "Sorry ya Fal, harusnya gue gak lakuin ini kaya apa yang dibilang Noura"

Noufal mengangguk. "Iya Jeck. Gue juga minta maaf. Harusnya gue gak kepancing emosi kemarin."

Lalu kedua pria itu saling melempar senyum. Menggelikan.

Semoga Noufal dan Jeck setelah ini masih Normal.

TBC

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang