Chapter 13.

966 71 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE  GENGS!!!

Beberapa hari sudah setelah masalah kedua anak kembar itu. Malam ini, Noufal Noura dan Alan tengah berkumpul di taman belakang.

Mereka duduk di kursi dengan posisi Alan ditengah tengah putra putrinya.

"Besok papah udah mulai kerja. Kalian jangan berantem ya. Jagain Mamah."

Noura mempererat pelukannya kepada sang Ayah. "Kenapa papah cepet banget sii liburnya"

Alan mencium puncak kepala Noura. "Maaf ya, papah sibuk kerja terus."

"Pipa gak salah kok. Kita aja yang gak ada waktu. Kita kan sekolah terus. Ya kan Nor??" Ucap Noufal.

Noura mengangguk. "Iya Pah. Kita sekalinya ada waktu, sibuk sama tugas. Maafin kita ya Pah. Besok kita janji bakal jagain Mamah"

Alan tersenyum Manis. "Anak papah udah besar besar. Papah yakin pasti kalian bisa jagain Mamah."

"Pipa berapa lama kerjanya??" Tanya Noufal.

"Emm, mungkin 2 minggu an. Papah juga gak mau ninggalin kalian lama lama."

Alan memeluk anak anaknya. Cukup berat untuk meninggalkan mereka. Tapi mau bagaimana lagi. Ini tugasnya.

"Nanti kalau Noura udah kuliah. Noura mau jadi pilot kaya papah"

"Oh ya. Wahh bisa kerja bareng dong nanti" Ucap Alan dengan antusias.

"Yah kalo Noura jadi pilot, Noufal jadi apa dong Pa??" Tanya Noufal dengan bibir mengrucut.

Noura menyentil dahi adiknya. "Lo jadi tukang bersihin WC aja di pesawat. Hahaha"

Noufal mencebikan Bibirnya. "Enak aja"

Alan tertawa terbahak bahak. "Anak papah nanti jadi orang sukses semua pokoknya. Noura jadi Pilot. Noufal jadi Dokter."

"Nah Dokter. Noufal mau jadi Dokter aja"

"Iya Dokter dirumah sakit jiwa. Hahaaha" Noura kembali tertawa. senang sekali menggoda adiknya.

Noufal mendelik ke arah Noura. "Pipa, Noranya tuuuuh"

Alan mengusap kepala anak anaknya. Malam ini dia ingin habiskan bersama putra putri dan Istrinya.

Kebahagiaan Alan sederhana. Keluarganya bahagia, dia pun ikut bahagia.

Alan selalu berdoa, semoga dirinya diberi umur panjang agar bisa terus melihat keluarga kecilnya bahagia seperti ini.

"Seru banget. Ngobrol apa sihh"

Semua menatap Nisa yang baru saja datang. Alan terpesona dengan Nisa. Malam ini istrinya begitu cantik.

"Mima...Noranya tuhhh" Adu Noufal kepada Ibunya.

Nisa mengusap rambut legam putranya yang sedang memeluk perutnya erat. "Anak kembar kok berantem terus sihh"

Noura menjulurkan lidahnya ke Noufal. "Dasar anak mamah"

"Dasar anak papah"

"Biarin wleee"

"Wleee"

Noufal memeluk Nisa Noura memeluk Alan. Seperti itulah silsilah tempat bersandar kedua anak kembar itu.

Nisa dan Alan hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya.

"Mau punya adik kok masih berantem sih" Ucap Alan.

"Kan dedek nya belom keluar Pa. Jadi gapapa kita berantem dulu." Ucap Noufal santai.

Noura mencubit perut Noufal. "Songong kau yee"

Noufal tertawa sangat keras saat Noura mencubitnya. Nisa dan Alan ikut tertawa.

Keluarga yang bahagia.

TBC

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang