Chapter 28.

855 79 5
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

Nisa tersenyum manis ke arah putrinya. Wanita itu begitu bangga pada kedua anaknya yang sekarang sudah menjadi seorang mahasiswa dan mahasiswi.

"Ciee yang udah jadi anak kampus" ledek Nisa kepada Noura.

Noura yang tengah bercermin, berbalik menatap sang ibu. "Iya dong."

Noufal meletakan koper milik pemuda itu di lantai dengan lumayan keras.

"Pelan pelan Noufal" Ucap Nisa.

Si Pelaku memberikan cengir kuda andalannya. "Berat Mim"

Tepat malam ini, Noufal akan berangkat ke Amerika Serikat bersama dengan teman temannya.

"Sudah siap Boy???" Tanya Alan yang baru saja datang.

Noufal mengangguk cepat. "Semua temen temen aku udah nunggu di bandara, jadi aku Siap!!"

Nisa mendekati sang putra bungsunya. Ia mencium kening Noufal lama. "Hati hati ya sayang. Jaga kesehatan disana"

"Mima jangan sedih dong. Aku gak lama kok disana" Ucap Noufal sembari mengusap air mata ibunya.

"Ibu mana yang rela jauh jauh dari anaknya sayang. Tapi ini demi masa depan kamu, mamah cuma bisa berdoa yang terbaik buat anak mamah" Ucap Nisa dengan memeluk putranya.

Setelah itu Noufal menatap kembarannya sendu. "Gue berangkat ya"

"Yang pinter biar lo cepet lulus terus pulang. Hati hati di sana oke" Ucap Noura sambil mengacak rambut adiknya.

Noufal memberikan hormat kepada Noura. "Ayay boss"

"Udah??" Pertnyaan Alan pun di angguki oleh putranya. "Udah pah"

***

Alan memeluk putra bungsunya erat, berat rasanya merelakan anaknya yang mau berpendidikan jauh.

"Janji jangan nakal disana ya. Inget pesan mamah tadi, jaga kesehatan." Ucap Alan.

Noufal mengangguk. "Iya Pipa. Pipa juga jaga kesehatan ya, lulus nanti aku jadi dokter terus buat bangga pipa"

Alan tertawa. "Papah percaya anak papah pasti bisa sukses nanti. Ya udah, berangkat sana. Hati hati dijalan nak"

Noufal berjalan sambil menarik kopernya ke arah temantemannya yang sudah menunggu disana. "Siap Kapten!!"

***

Nisa terus saja menelusupkan wajahnya di ketiak Alan. Krongkongannya terasa sangat mual sekali, biasanya hormon seperti ini akan sembuh jika berdekatan dengan suaminya.

Alan terkekeh, dirinya belum mandi tapi istrinya malah terus saja mendusel di tubuhnya.

"Mas kamu kok gak bau sii!" Ucap Nisa dengan memukul dada Alan.

Alan mencium ketiaknya sendiri. "Padahal Mas belum mandi, kok gak bau ya"

Nisa tidak memperdulikan jawaban Alan, pokoknya dia harus mengusir rasa mual ini dengan tubuh Alan.

"Mas aku kangen Noufal" Ucap Nisa dicekuk leher Alan.

Alan mengusap perut sang istri. "Sebenernya kamu kangen sama papah atau sama kakak si nak??"

"Mas ih aku serius, Noufal udah makan belum ya. Anak itu kalau gak diingetin makan, pasti gak makan"

"Noufal juga baru take off mah, pasti dia masih di pesawat. Kamu tenang aja, ada banyak temen temen Noufal yang bakal ingetin anak kita. Noufal juga udah besar"

Nisa terdiam bersandar di dada Alan. Pasti Noufal bisa menjaga dirinya di sana.

Alan tersenyum manis, ah tidak tidak pria itu tersenyum seperti smirk ke arah Nisa. "Aku pengen ketemu dia" mengusap perut Nisa.

"Ya nanti, aku aja masih 2 bulan. Masa mau lahiran sekarang, ngaco kamu" Sungut Nisa.

Alan berbisik. "Bukan nanti sayang, tapi sekarang"

Nisa terdiam sedikit merinding, apa suaminya minta dilayani??

"Boleh kan??"

Nisa menimang, dia pun rindu dengan suaminya. Keputusan pun diambil. Nisa mengangguk. "Tapi sebentar aja. Takut Noura nyariin kita"

Tanpa babibu Alan langsung menyerang Nisa.

Maaf maaf kameramen disuruh keluar, jadi gak dapet gambarnya. Maaf ya.

***

Noura melempar bungkus kosong obat yang selama ini dia konsumsi, apa dia akan seperti ini terus??

Disatu sisi dia tidak ingin mati, dan disisi lain dia ingin mengakhiri penderitaan ini.

Noura meremas sprei ranjangnya dengan sangat kuat. Jantungnya berdetak begitu cepat. Nyeri sialan itu kembali menguak.

Obatnya sudah habis. Apa dia akan mati sekarang??

Nyeri didadanya semakin terasa, perlahan lahan detak jantung gadis itu melemah. Dan setelah itu Noura pinsan tergeletak di kamarnya.

TBC






Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang