Chapter 33.

887 75 14
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

Alan memegang bahu dokter itu. "Lakukan apapun dok, tolong putri saya." Alan berlari ke arah ranjang putrinya. "Noura... Bangun nak... Anak papah kuat, bangun sayang..."

Tubuh Noufal terperosot ke lantai, dia berharap ini semua hanya mimpi.

***

Tak henti hentinya Nisa mengecupi punggung tangan sang putri. Tak henti juga air matanya yang terus berderai.

"Mamah kenapa masih nangis. Noura kan udah sembuh. Ya kan dok??"

Dokter Ali tersenyum dengan air mata yang menetes. Bagaimana tidak, sebuah keajaiban Tuhan, Noura kembali membuka mata setelah jantung gadis itu berhenti berdetak beberapa menit.

Flasback on

Tubuh Noufal terperosot ke lantai, dia berharap ini semua hanya mimpi

Nisa menangis sesegukan dalam pelukan Alan. "Aku gagal mas... Aku gagal jadi ibu yang baik untuk Noura hiks hiks"

Alan tertunduk pilu. "Maafin papah sayang..."

Saat Suster datang ingin menutup seluruh tubuh Noura dengan selimut. Terdengar suara monitor parameter yang berjalan zigzag.

Dokter Ali yang memang berada disana, langsung berlari ke arah Noura dan mengecek keadaan gadis itu.

Seperti sebuah keajaiban, Jantung Noura kembali berdetak normal.

"Allahu Akbar... Noura--" Ucap Dokter Ali.

"Kenapa anak saya Dok??" Tanya Alan cepat.

Dokter Ali tersenyum haru kepada Alan dan Nisa. "Jantung Noura kembali berdetak. Operasinya berhasil!"

"Noura masih hidup dok??" Tanya Noufal.

Dokter Ali mengangguk. "Iya. Noura masih hidup."

Tak henti hentinya Nisa, Alan beserta keluarga terus berterima kasih pada Tuhan, karna kesembuhan putri mereka.

Flashback off

Nisa tersenyum. "Mamah nangis bahagia sayang. Anak mamah udah baik baik aja. Jangan tinggalin mamah lagi ya nak."

Noura memeluk tubuh Mamahnya. "Maafin Noura mah, Noura gak bermakhsud bikin mamah khawatir. Noura cuma gak mau ngre--"

"Shttt, kamu anak mamah sama papah. Gak ada namanya anak ngrepotin orang tua, Karna itu tugas orang tua sayang yang mengurusi semua anak anaknya."

"Mamah cuma minta sama Noura, Noura harus cerita apapun sama mamah. Jangan bebani diri sendiri sayang. Kamu dan Noufal, segalanya buat mamah dan papah." Ucap Nisa lembut.

Noura terisak dalam pelukan sang ibu. "Makasih mah...hiks"

"Iya sayang" Nisa mengecup lembut kening putri sulungnya.

Noura menghapus air matanya, lalu netranya menatap wanita di sebelah kiri ranjangnya. Nadia, rekan kerjanya selama ini.

"Mbak Nadia, makasih karna mau nolongin Noura."

Nadia mengusap lengan Noura. "Kita kan udah jadi teman. Jadi udah sepatutnya saling tolong menolong. Kemarin aku juga gak sendiri Nou, aku ditemenin pak Agam."

Mata Noura langsung menelusuri setiap inci ruangan rumah sakit itu. "Terus pak Agam, kemana mbak??"

"Pak Agam pulang ganti baju Nou" jawab Nadia.

Noura menganggukan kepala dua kali. Lalu giliran sang Ibu ikut menatap Nadia teman putrinya itu.

"Makasih banyak ya mbak Nadia untuk bantuannya"

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang