Chapter 31.

898 73 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE GENGS!!!!

Weii aku kambek 2 kali. Joss kan?? Wkwkkw. Oke guis, aku mau ngasih tau. Kemarin temenku bikim grup "Wattpad Squad" skuy lah yang mau masuk. Link ada di bio wattpad aku. Terima kasih.

***

"Kita bawa kerumah sakit. Karyawan lo ngidap penyakit jantung, mungkin dia pingsan karna sakit jantung itu." Jelas Dokter itu yang notabenenya rekan pemilik resto itu.

"Jantung??"

"Nadia, apa kamu tau dimana rumah Noura?? Atau diantara kalian ada yang tahu dimana rumah Noura??" Tanya pemilik resto itu.

Semua karyawannya menggeleng tidak ada yang mengetahui kediaman Noura.

"Oke, gini aja. Gue bawa karyawan lo ke rumah sakit dan lo cari rumahnya. Di CV lamarannya pasti ada alamat rumahnya." Ucap Dokter tadi.

Pemilik Resto itu hanya mengangguk dan langsung mencari berkas milik Noura.

"Nadia, kamu ikut saya cari rumah Noura." Ucap Pemilik Resto itu setelah menemukan berkas milik Noura.

***

"Yakin ini rumah Noura??" Tanya Pemilik Resto itu dengan menatap mansion megah di hadapannya.

Nadia mengerjabkan matanya. "Emm, gimana kalo kita coba tanya dulu pak."

Pemilik Resto itu hanya mengangguk, lalu mereka berjalan ke arah pekarangan Mansion tersebut.

Nadia memberanikan diri untuk memencet bell Mansion itu. Tak lama sang pemilik rumah keluar.

"Maaf cari siapa ya Mas Mbak??"

"Ee maaf Bu, apa benar ini kediaman Noura Lushi Wijaya??" Tanya Pemilik Resto tadi.

"Benar, itu anak saya. Ada apa ya Mas??" Jawab Nisa. Yapp Mansion itu memang kediaman milik Noura.

"Ibu benar Ibunda Noura??" Tanya Nadia hati hati.

Nisa mengangguk. "Benar mbak Noura putri saya. Maaf, ada apa dengan Noura??"

Tak lama datang seorang pria dari dalam rumah. Yang tak lain adalah Alan.

"Bang Alan?" Tanya Pemilik Resto itu.

Alan mengerutkan dahi untuk mengingat pria didepannya ini. "Agam??"

Ya, nama pemilik Resto tempat Noura bekerja adalah Agam Setiaji.

"Loh pak Agam, kenal sama keluarga Noura??" Tanya Nadia.

Mendengar nama putrinya di sebut, Alan mengerutkan dahi. "Noura. Kenapa sama Noura?? Kalian kenal sama Noura anak saya??"

"Oke, maaf saya kesini ingin memberitahukan hal penting. Noura baru saja masuk rumah sakit bang" Jelas Agam pada kedua orang tua Noura.

Mata Nisa membulat. "Apa?? Noura masuk rumah sakit??"

"Iya bu. Tadi juga Dokter bilang, kalau Noura mengidap sakit jantung. Maka dari itu kita langsung membawa Noura ke rumah sakit" Jelas Nadia.

Nisa menggeleng cepat dengan ucapan Nadia. "Jangan sembarangan kamu! Anak saya gak punya penyakit jantung! Masss...gak mungkin kan Mass"

Alan mengusap punggung istrinya. "Kamu tenang sayang."

"Bang, kita langsung aja kerumah sakit sekarang" Ucap Agam yang diangguki Alan.

***

Setelah menempuh perjalanan Lumayan jauh akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang dituju.

"Yan, gimana keadaan Noura??" Tanya Agam pada dokter Riyan rekan kerjanya,  yang membawa Noura ke rumah sakit.

Riyan menatap Alan dan Nisa. "Apa bapak dan ibu orang tua Noura??"

"Iya saya papahnya. Bagaimana keadaan anak saya??" Jawab Alan cepat.

"Maaf pak bu. Mungkin saya lancang karna tidak meminta izin terlebih dahulu. Dokter tadi bilang, kalau Noura mengidap Aritmia. Dan penyakit Noura harus segera di tangani karna sudah stadium akhir. Jadi tanpa meminta izin kepada bapak dan ibu, saya mengizinkan Dokter untuk melanjutkan ke tahap pengoprasian"

Tubuh Nisa melemas saat mengetahui apa yang di katakan Riyan barusan. Putri sulungnya mengidap penyakit jantung selama ini.

"Gak mungkin mas... Gak mungkin Noura mas... Noura..." Ucap Nisa dipelukan Alan.

Bagikan tertusuk tombak saat mengetahui penyakit yang di derita putrinya dan lebih bodoh lagi dirinya tidak mengetahui hal itu.

Alan merasa dirinya adalah Ayah terbodoh untuk anak anaknya. Dirinya tidak becus dalam memperhatikan anak anaknya.

TBC

kalau ada typo komen ya...

Hello, Captain! : TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang