Bαɠιαɳ 12

707 51 0
                                    

)#jodohku gadis bercadar#

Sampai di dalam mobil Rauza pun masih terus menangis, sehingga membuat hati Khalil bagaikan tertusuk duri.

Khalil memang tidak bisa melihat wanita menangis, terlebih yang menangis itu adalah orang yang berharga dalam hidupnya.

"Rauza, udah dong jangan nangis lagi, Khalil nggak suka lihat Rauza menangis seperti ini," ucap Khalil sambil mengusap air mata yang mengalir dari mata Rauza.

"Hiks ... hiks, Rauza takut Khalil kecewa," ucap Rauza dengan isakan tangisnya.

"Khalil nggak kecewa kok, 'kan bukan Rauza yang mau ditarik-tarik seperti itu," ucap Khalil kepada Rauza.

"Tapi Rauza merasa kurang bisa jaga diri Rauza, hiks ... hiks," isak Rauza sambil berhambur kepelukan Khalil.

"Ya Allah, udah dong, Sayang ... jangan nangis lagi, Rauza itu udah usaha semaksimal mungkin untuk menjaga diri Rauza, lagi pula Rauza 'kan nggak tersentuh langsung dengan laki-laki itu, jadi keistimewaan Rauza itu tetap terjaga dengan baik," ucap Khalil sambil membalas pelukan Rauza.

Rauza pun sudah mulai tenang berada dalam pelukan Khalil, tetapi suara isakan tangisnya masih terdengar.

"Udah, jangan nangis lagi, ya," ucap Khalil sambil mencium pucuk kepala Rauza.

Rauza pun mengangguk , kemudian Ia mulai duduk tenang disamping Khalil. Khalil pun kembali fokus menyetir.

Sekitaran 40 menit kemudian, Khalil pun memberhentikan mobilnya di kios yang lumayan besar, Ia hendak membeli cemilan untuk Rauza.

Khalil keluar sendiri dari mobil, sedangkan Rauza sudah tertidur dari tadi, mungkin karena kelelahan menangis.

Rauza pun terbangun, alangkah kagetnya Ia saat melihat Khalil tidak ada di kursi menyetir, "Ya Allah, Khalil kemana, ya," ucapnya dengan nada takut.

Setelah selesai membeli cemilan, Khalil pun kembali masuk mobil dan duduk disamping Rauza, "Eh, udah bangun kok istri Khalil," ucap Khalil sambil menutup pintu mobil.

"Khalil tadi dari mana?" tanya Rauza.

"Beli ini," jawab Khalil sambil memperlihatkan plastik yang berisi jajanan.

"Wahh, itu untuk Rauza?" tanya Rauza tersenyum bahagia.

"Iyalah ... Rauza harus habiskan ini semua," ucap Khalil sambil memberikan plastik tersebut kepada Rauza.

Rauza pun segera menerima plastik itu, "Maacih, Cayang," ucapnya dengan suara yang diimut imutkan.

"Haha, sama-sama, Sayang," balas Khalil tersenyum ke arah Rauza.

Jujur saja, Khalil memang sangat bahagia ketika melihat kebahagian yang terpancar dari wajah Rauza, tetapi Ia tidak bisa menjamin kalau kebahagian itu akan terus abadi, tetapi Ia akan terus berusaha untuk bisa membuat bidadari hatinya itu bahagia.

Khalil pun kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah, sedangkan Rauza sibuk dengan melihat-lihat jajanan yang dibelikan Khalil untuknya.

"Es creamnya kok cuma satu," ucap Rauza dengan nada sedih.

Khalil pun menoleh sekilas ke arah Rauza, kemudian Ia kembali fokus menyetir.

"Kalau banyak-banyak nanti Rauza sakit," ujar Khalil sambil tetap fokus menyetir.

"Bukan untuk Rauza, tapi untuk Khalil, masa' iya Khalil nggak makan sementara Rauza makan es creamnya," ucap Rauza.

Khalil pun terkesan mendengar ucapan Rauza, karena secara tidak langsung, Rauza sudah menunjukkan sifat setia dan pedulinya.

Jodohku Gadis Bercadar(END)     Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang