Bab 16 saat cinta menyapa 2

0 0 0
                                    

"Setiap rasa tak dapat ditebak hadir untuk siapa. Dan setiap cinta memiliki kisah yang berbeda-beda."

Alma

Kalian tentu bertanya-tanya mengapa aku jatuh cinta malah sama Pramuka. Apa aku tidak pernah jatuh cinta sama cowok? Tentu jawabannya pernah. Setiap orang pasti pernah mencintai, dicintai atau saling jatuh cinta bukan? Begitu juga aku yang hanya manusia biasa.

Dulu aku dipertemukan dengan Ade melalui organisasi yang sama. Aku pikir Ade seperti cowok pada umumnya. Aku juga tak berbicara karab dengannya. Hingga aku dan Ade disatukan menjadi patner. Dari situlah aku mulai mengenal Ade.
Dari situlah kisah kita dimulai.

Awalnya biasa tapi lama kelamaan Ade menjadi orang yang menyebalkan bagiku. Cowok yang sombong, angkuh, selalu meremehkan orang lain, dan merasa dirinya selalu benar. Awalnya semua orang menyukainya tapi akhirnya beberapa orang tak menyukainya  karena sifatnya yang sudah terlihat.

Setelah pagi pasti malam dan setelah malam pasti pagi. Pagi dan malam dua hal yang tak bisa dipisahkan dan saling melengkapi. Begitu juga kehidupan seseorang adakalanya bahagia dan bersedih. Kebohongan bukanlah awal yang baik, meskipun membuat bahagia tapi kebahagiaan itu tak akan bertahan lama. Bahkan kebohongan itu bisa melukai diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. Kebohongan bisa menghancurkan semuanya, termasuk kesempatan kedua untuk memperbaiki.

Aku tak mengetahui jika aksiku berbohong waktu itu akan berakibat seperti ini. Jika sekali berbohong pasti akan berusaha menutupi semua dengan kebohongan lainnya.

Waktu itu tak sengaja aku menghubungi Ade dengan akun Fbku yang lain tanpa ku sadari untuk suatu kepentingan. Namun entah mengapa aku malah menyembunyikan identitasku tentang siapa aku. Aku hanya bilang kita satu organisasi di Saka Wanabakti. Jika dia bertanya aku selalu saja menghindari dengan obrolan lainnya.

Dering ponselku berbunyi, pertanda sebuah pesan masuk. Senyum merekah dibibirku. Entah mengapa aku malah lebih senang kita mengenal tanpa dia tahu tentang siapa aku. Aku malah sering menunggunya untuk menghubungku.

"Hai lagi apa?" sapa Ade.

"Enaknya lagi apa ya?" tanyaku sambil merebahkan dirinya dikasur.

"Chattingan sama kamu," balas Ade.

Saat dalam chat kita sangat akrab sekali  padahal saat bertemu Aku dan Ade sering tidak sependapat. Ade orangnya sangat aktif dalam kegiatan apapun baik disekolah diluar maupun di desanya itu ku ketahui dari cerita-ceritanya. Tapi banyak yang tidak suka dengan Ade, karena sikap dan sifatnya yang sombong, sok tahu, terkadang juga terlalu membangga-bangakan jabatannya.

Aku terkadang bingung mengapa akhirnya seperti ini. Ada perasaan yang timbul di hatiku walaupun aku sudah berusaha menepis perasaanku itu. Dari chat waktu itu yang menghantarkanku dan Ade semakin dekat tiap harinya. Kita sering bertegur sapa lewat chat Fb.

Hari itu adalah hari dimana kedekatan kita dimulai.

"Ini siapa ya?" tanya Ade waktu itu. Aku merutuki kebodohanku karena menghubunginya lewat akun FB yang tidak dikenalnya. Bukannya mengatakan siapa diriku sebenarnya malah aku asal menjawab saja.

"Manusia," kataku.

"Namu Alma ya?" Waktu itu Fbku yang satu ku beri nama Alma Namiira Zuha dan yang satu ku beri nama Alma.

"Bukan,"

"Lalu siapa?"

"Maaf Aku tidak bisa jujur tapi kamu bisa panggil aku dengan panggilan  Alma." Entah mengapa aku tak ingin dia mengetahui jika aku adalah Zuha. Lagi pula aku tak berbohong karena namaku juga bisa dipanggil Alma hanya saja dia yang tak menyadari jika Alma adalah orang yang sama dengan Zuha.

Lucid DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang