"Apakah mimpi memiliki suatu makna atau menjadi suatu pertanda."
Zuha
Semalam setelah memimpikan Zian aku kembali tidur. Anehnya aku kembali memimpikan mimpi-mimpi di luar logikaku. Mimpiku bahkan terus berlanjut walaupun tak nyambung. Masih ku ingat jelas mimpi-mimpiku walaupun samar-samar.
Aku jelas ingat aku berada di rumah nenekku. Ibukku dan adiknya ibukku ada di sana. Aku marah pada ibukku lalu pergi ke kamar.
"Kamu ini kenapa sih," kata Ibukku yang menemuiku di kamar di rumah nenekku itu.
"Ibuk tak tahu kan bagaimana perasaanku? Bertahun-tahun seperti ini! Ibu tak pernah memahamiku!" kataku dengan nada kesal.
"Sabar mbak, jangan emosi." Adiknya ibukku menenangkan ibukku. Aku tak mengingat kelanjutan lagi. Tiba-tiba aku sudah berada di jok montor seseorang.
"Ayo ku temani mencari buku," kata sosok cowok itu yang mengajak seorang perempuan yang ku yakini diriku. Lalu cowok itu menemaniku mencari buku diperpustakaan.
"Aku masih lama, kamu pulang dulu tidak apa-apa." Ku lihat raut kecewa dari matanya. Lalu ku lihat cowok itu pergi. Aku pun mencari buku kembali. Setelah mendapatkan buku aku duduk bersantai. Tak lama ku lihat langit mendung, aku segera turun. Sesampainya aku diparkiran ku lihat cowok itu masih di sana. Dia tersenyum melihatku.
"Ayo," katanya yang melihatku. Ku lihat rintik-rintik hujan mulai turun.
"Maaf, aku tak tahu jika kamu masih menungguku," kataku menyesal melihatnya sedikit basah.
Tiba-tiba aku berada di tempat lain.
"Vanya," kataku dalam hati ketika melihat teman sekelasku Vanya.
"Ada harimau lepas di sana. Cepat kamu segera pergi dari sini." Terlihat rasa cemas dari raut wajahnya.
Aku pun mengikuti perkataannya. Aku sudah sampai di rumah.
"Kok aku sudah di rumah ya? Bukannya jarak kampus dan rumah lumayan jauh," kataku dalam hati. Aku segera masuk ke dalam rumah. Berharap-harap cemas takut harimau itu sampai ke rumahku. Ku memberanikan membuka pintu. Aku terkaget dengan harimau yang ada di depan pintu. Dengan segera aku berhasil menutup kembali pintu rumahku.Aku menatap Al-Qur'an yang ada di depanku. "Bukannya tadi aku masih di depan pintu ya?" batinku dalam hati. Aku tak memperdulikan hal itu. Aku langsung membaca Al-Qur'an. Me cermati setiap ayat dan melafalkannya dengan benar sesuai tajwidnya.
"Mbak ... Ayo bangun. Sudah subuh ini. Ayo sholat jangan tidur terus," Mendengar suara orang memanggilku aku pun membuka mata.
"Mbak, ayo sholat dulu," kata Hazel yang terus membangunkanku.
"Bukannya tadi aku baca Al-Qur'an ya? Bearti tadi mimpi," kataku dalam hati. Aku beranjak dari tempat tidur lalu mengambil wudu.
***
"Semua yang terjadi memiliki penjelasan ilmiahnya."
Zuha
Saat ku memasuki kelas ku dengar teman-temanku sedang ngobrol.
"Aku pernah mimpi ketemu cowok,"
"Aku pernah membayangkan apa gitu yang ku inginkan lalu terjadi deh di mimpi,"
"Aku juga pernah mimpi seperti itu,"
"Bisa jadi itu Lucid Dream,"
Aku langsung duduk di tempat biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream
Ficção AdolescenteTerlihat Zuha memutar story wa teman-temannya semuanya terlihat bahagia bersama teman-temannya. Air mata berhasil lolos dari matanya. Zuha kembali membuka galeri di hpnya, membuka foto bersama teman-temannya. "Semua ini palsu dan hanya formalitas sa...