Let Be My : 26

1K 113 28
                                    

Typo bertebaran harap maklum
.
.
.
~|~
.
.
Selamat membaca
.
.
.



"Wang Yibo, sudah malam kita harus kembali ke Shanghai" Ujar Yubin yang sekarang ini tengah bersiap-siap akan pulang.

"Yibo" panggil Xiao Liem

Wang Yibo tidak menjawab panggilan Xiao Liem tapi langsung menghampiri orang tua tersebut lalu duduk di sampingnya.

Wang Yibo menunggu Xiao Liem membuka pembicaraan. Saat ini mereka berdua sedang duduk di taman bunga milik Wang Zie.

"Papa hanya ingin kau membatalkan niatmu untuk menikahi Jiali." Xiao Liem berkata tanpa melihat wajah Yibo

Mereka berdua hanya duduk berdampingan dengan pandangan lurus kedepan menatap bangunan kaca, dimana disana terdapat macam-macam bunga indah didalamnya.

"Maafkan Papa, nak. Papa sudah khilaf hingga akhirnya membuat keluarga kalian berantakan. Wang Zie sangat terpukul saat mengetahui ia hamil setelah papa menidurinya." Xiao Liem tak ingin lagi menyembunyikan rahasia dari Yibo.

"Katakan sesuatu pada papa, apa yang yang ingin kau ungkapkan. Katakanlah" Xiao Liem ingin mengetahui sejauh mana kisah hidup Yibo sebelumnya dan setelah semua rahasia ini terkuak.

"Aku hanya ingin mengatakan bahwa Ayahku bajingan."

Xiao Liem tampak serius mendengar penuturan Yibo. Ia akan mendengarkan segala keluh kesah apapun dari kekasih Putranya.

"Usiaku baru lima tahun dan aku sudah kehilangan kasih sayang ibu. Beberapa kali aku melihat ayah selalu memaki ibu dan ibu berusaha sabar menghadapi ayah." Wang Yibo menyandarkan punggungnya perlahan mencari posisi nyaman, karena kini ia memang ingin mengungkapkan semua derita yang dialaminya semenjak ia duduk di bangku Taman Kanak-kanak.

"Papa tahu? Ibu sangat menyayangi aku, bahkan ibu selalu memprioritaskan aku dalam segala hal. Ibu tak pernah lelah mengajari aku banyak hal. Aku selalu sedih jika melihat ayah dan ibu bertengkar. Kadang mereka sangat romantis tapi kadang mereka saling memaki, bahkan berujung dengan lebam yang membekas di pipi ibu."

Xiao Liem tak menduga jika perangai Jianlin ternyata masih seperti dulu. Temperamen bahkan sangat kasar kepada siapapun, tidak terkecuali kepada istrinya, Wang Zie.

"Aku mendengar ayah dan ibu bertengkar hebat, bahkan ayah mengancam akan membunuh bayi yang berada di dalam perut ibu. Saat itu aku hanyalah seorang anak kecil yang tidak mampu melakukan apa-apa. Dalam pikiranku, kenapa ayah ingin membunuh anaknya sendiri? Mungkin jawaban nya sudah aku dapatkan sekarang."

"Ibu menangis memohon pada ayah agar tidak melakukan apapun pada bayi didalam perutnya. Bahkan ibu pernah menyebutkan bahwa ayah seorang pembunuh dan ibu juga sangat kecewa. Ibu sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk tinggal bersama kami, karena ayah selalu memaki ibu karena kehamilannya. Akhirnya ibu pergi dan meninggalkanku." Wang Yibo menghela nafasnya

"Lalu?" Xiao Liem masih penasaran, menunggu Yibo melanjutkan ceritanya.

"Ternyata tangisan ku tidak dapat menghentikan kepergian ibu. Bahkan ibu tidak mau membawaku serta dalam kepergiannya. Ibu hanya berkata menyayangiku dan setelah itu tak sedikitpun ibu menolehkan pandangan nya ketika mobil membawanya pergi dari halaman mansion. Aku hanyalah bocah kecil yang rapuh kehilangan sosok seorang ibu dan ayah secara bersamaan."

"Kehilangan sosok ayah? Apa Jianlin meninggalkanmu juga?" Xiao Liem semakin penasaran apalagi yang anak disampingnya ini rasakan selama bertahun-tahun.

"Setelah ibu pergi, ayah jarang berada di mansion. Ia sibuk mengurus perusahaan di berbagai kota dan negara. Dan itu berlangsung sampai aku sekolah menengah atas. Satu-satunya orang yang selama ini menemaniku hanyalah Yubin, yang ayah angkat menjadi anak asuhnya karena Yubin anak yatim piatu. Semua urusan sekolahku diurus oleh orang kepercayaan ayah namanya Zhou Lian."

Let Be My.. [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang