Sembilan Belas

466 40 11
                                    

Love yahh

HAPPY READING

.

.

.

Suasana dalam mall hanya sesaat berubah mencekam. Mereka menjadi tontonan di tengah keramaian kekagetan orang-orang. Ellard baru saja kembali dari acara makan siangnya bersama seorang client setelah sebelumnya mengadakan meeting. Client-nya sudah keluar lebih dulu, sementara ia baru saja kembali dari toilet dan akan segera melanjutkan perjalanan ke kantor. Namun langkahnya tiba-tiba saja terhenti saat tanpa sengaja matanya menangkap tiga sosok yang sudah tidak asing lagi. Ellard menyipitkan matanya untuk menatap lebih jelas. Namun sesaat kemudian ia membeku ditempat ketika melihat sosok yang sedang berpelukan erat itu tak lain adalah Ara, istrinya bersama dengan Leo. Dua tangannya terkepal kuat, diiringi detak jantung yang berdentam nyaring. Ia begitu marah, hingga tidak ada kalimat yang cukup mampu untuk menggambarkan betapa kini ia dilahap habis oleh amarah.

Jarak mereka cukup jauh, mata Ellard tersorot tajam dengan kaki yang belum sanggup dihela kedepan. Ia benar-benar takut hilang kendali sehingga sekuat mungkin untuk tetap ditempatnya agar tidak meledak dan menyingkirkan tubuh Leo secara membabi-buta dihadapan Ara.

Sementara Ara, cepat-cepat ia melepaskan tubuhnya dari Leo. Wajahnya memucat. Lagi-lagi ia bertindak impulsif jika berada di dekat Leo. Ia takut kali ini Ellard benar-benar akan salah paham dengan kejadian tadi. Sekuat tenaga, ia memberanikan diri menghela langkah mendekati Ellard yang masih menatapnya dengan sorot menggelap.

"El— El... ak, aku bisa menjelaskan ini semua. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku—"

"Ayo Pulang!" potong Ellard penuh penekanan. Ia meraih lengan Ara, mencengkram dan menariknya keluar dari sana tanpa mempedulikan panggilan dari Angel di belakang.

Angel melongo lalu mengerjap beberapa kali setelah sosok suami istri itu tidak terlihat.

"Buset dah, seram amat suami si Ara kalo lagi marah," gumam Angel takjub. Sedetik kemudian ia menyikut bisep Leo yang sejak tadi hanya diam. "Gara-gara kamu juga ini," sambungnya mendengkus

Leo tidak menyahut, hanya kedua alisnya yang terangkat menatap Angel dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Bisa enggak, kalian berdua itu kalo ketemu reaksinya biasa aja. Gak pake acara drama picisan gitu? Orang-orang yang lihat bisa salah paham dan beranggapan kalau kalian adalah pasangan kekasih yang sedang di mabuk cinta hingga tidak tahu tempat" Angel membebel panjang lebar "Tuh lihatkan, jadi kacau semuanya. Suami si Ara udah keburu murka duluan"

Leo mengedikkan bahu santai. Dengan ringan, ia menghela langkah berjalan keluar— meninggalkan Angel yang melebarkan mata melihat kepergiannya begitu saja.

"Dasar beruang kutub" umpat Angel

****

Setengah jam perjalanan, mereka sampai dirumah. Ellard membanting pintu mobil meninggalkan Ara di belakang langsung naik ke kamar mereka. Ara cepat-cepat menyusul, debaran jantungnya bertaluan nyaring. Ellard terlihat begitu menyeramkan saat ini. Ia sebenarnya takut mendekati Ellard yang begini, namun dia juga tidak bisa hanya tinggal diam. Semua ini bermula karna kecerobohannya. Baru saja ia memasuki rumah, langkahnya terhenti— matanya membulat penuh ketika mendengar suara gaduh pecahan barang yang begitu nyaring, dan tak diragukan lagi semua suara-suara itu berasal dari kamar mereka. Ara segera berlari, tidak ingin membiarkan suaminya bertindak semakin jauh.

Dan benar saja, saat kakinya berhenti di depan pintu kamar— lantai penuh dengan pecahan benda kaca yang berserakan. Ellard membanting semua barang bak kesetanan.

Mencintaimu itu SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang