Enam Belas

388 37 5
                                    

Sebelum baca Love yahhh kalo enggak, aku bakal lama nih up nya loh...

Hehehehe

HAPPY READING

.

.

.

Pagi menyapa, Ara duduk termangu semalaman di sofa menunggu kedatangan suaminya. Namun bahkan sampai detik ini, sosok yang ditunggunya tak kunjung muncul. Ellard tidak pulang. Dan ia tahu dimana lelaki itu sekarang berada. Tersenyum getir, Ara bangkit dari sofa bersiap-siap untuk masuk kantor. Padahal ia nyaris tidak tidur semalaman penuh. Namun karena tanggung jawab, dia harus tetap kerja.

Tiga puluh menit kemudian dia telah selesai. Melewatkan sarapannya, ia langsung bergegas masuk kedalam mobil. Blake, sang tangan kanan suaminya telah menunggu kedatangannya disana.

"Selamat pagi nona" sapa Blake tersenyum kecil

Ara hanya tersenyum mengangguk. Tangannya baru akan membuka handle pintu mobil namun tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan dengan hentakan sedikit kuat menarik tubuhnya berbalik lalu

PLAK

"Nona!" teriak Blake tak kalah terkejut

Kepala Ara tertoleh ke samping akibat tamparan keras tersebut. Pipinya terasa perih. Orang tersebut menamparnya sekuat tenaga. Ara memejamkan matanya, menetralisir sakit di wajahnya. Setelah cukup ia berbalik menatap sosok tersebut.

"O—ma" kejut Ara tercekat

"Nona anda baik-baik saja?" Blake kahwatir. Ingin menyentuh namun ia tahu sampai dimana batasannya. Alhasil Ara hanya mengangguk lemah, berusaha tetap tersenyum.

"Ad—ada apa oma? Kenapa oma menamparku?"

"lihat itu, hasil perbuatan memalukan yang kamu lakukan semalam" Oma melempar kasar surat kabar ke tubuh Ara yang sejak tadi diremasnya kuat.

Ara memungut surat kabar yang terjatuh itu lalu segera membaca berita yang termuat dihalaman paling depan. Ia menelan ludah ketika berita itu memuat tentang kejadian semalam saat dia mendorong Clarisa ke dalam kolam renang. Disana dikabarkan kelakuannya yang bar-bar dan tidak memiliki etika yang baik sebagai istri dari pengusaha konglomerat.

"Gara-gara purbuatanmu citra baik Ellard dan keluarga ini tercoreng" sentak Oma, sedang Ara masih membeku, masih menatap nanar surat kabar tersebut. "Belum lagi dengan beraninya kau mendorong Clarisa ke kolam. Dimana otakmu waktu melakukan itu hah? Dasar perempuan tidak tahu diri! Ellard sudah baik menikahimu dan keluarga ini menerimamu dengan tangan terbuka. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu malah mempermalukan keluarga kami. Asal kamu tahu Clarisa berlipat kali jauh lebih baik darimu tapi nyatanya cucuku buta akan hal itu. Brengsek!"

Ara menunduk, tubuhnya bergetar. Memejamkan mata saat makian Oma kali ini benar-benar sangat menyakitinya.

"Nyonya tidak sepert—"

"Diam kamu Blake!" sentak Oma

"Saya tidak mau tahu, kamu harus minta maaf pada Clarisa. Dan berhenti bertingkah memuakkan di keluarga ini kalau kamu masih mau dianggap dirumah ini. Jangan pernah lagi memunculkan dirimu di depan public bersama Ellard."

Ara masih tetap diam. Mendongakkan wajah, setetes bulir bening jatuh membasahi pipinya.

"Terimakasih untuk tamparannya Oma. Aku harap dengan ini perasaan Oma sudah lega. Maaf sudah membuat keluarga ini malu. Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi," Ara membuka handle pintu, mengangguk kecil. "Aku pamit Oma, semoga hari Oma terlalui baik hari ini. Senang mendapat kunjungan dari Oma pagi ini"

Mencintaimu itu SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang