Lima

617 50 7
                                    

Haii semuanya...

apa kabar kalian?

Semoga dalam keadaan baik-baik aja ya. hehehe

Seperti biasa, di part ini aku minta vote dan saran kalian ya dikolom komentar. Pendapat kalian tentang cerita ini. Biar aku makin semangat nulisnya, ok cantikk

HAPPY READING GUYS ^^

.

.

.

St. Patrick's Cathedral, NEW YORK | 10:00 AM

"Pernikahan adalah sesuatu yang suci. Sebelum semua ini dimulai, jika ada yang keberatan dengan pernikahan ini, kalian bisa berbicara sekarang atau diam selamanya." Ucap pastor kepada kedua mempelai pengantin.

Hening beberapa saat. Tidak ada yang bersuara.

Pastor berkata lagi. "Do you Ellard O'Neill Miller take Aurora Beatrix Louis to be your wife, and do you solemnly promise before God and these witnesses to love. Cherish, honor and protect. Promise to stay to her in good times and in bad. In sickness and in health and in richer and in poorer. Until death shall both of you a part?"

"I do." Ellard menjawab tegas. Matanya tidak sedetikpun lepas dari Ara ketika ia mengulang ucapan pendeta. " I, Ellard O'Neill Miller. Before God and the witnesses, take you Aurora Beatrix Louis to be my wife, to have and hold from this day forward, for better for worse, in sickness and in health, for richer or poorer, and I promise to love, cherish and protect you. Until death shall us apart."

Pastor itu mengangguk, tersenyum dan beralih kepada Aurora. "Do you Aurora Beatrix Louis take Ellard O'Neill Miller to be your husband, and do you solemnly promise before God and these witnesses to love. Cherish, honor and protect. Promise to stay to him in good times and in bad. In sickness and in health and in richer and in poorer. Until death shall both of you a part?"

Ara menegang. Dari balik sarung tangan, jemarinya sudah berkeringat dingin. Dalam hati dia berulang kali meyakinkan dirinya apakah keputusan yang diambilnya ini sudah benar? Sebab ketika dia sudah mengucapkan janji pernikahan maka tidak akan ada jalan untuk kembali. Sedetik kemudian dia memejamkan kedua matanya. Menarik nafas panjang Tuhan berkati keputusan yang kuambil ini!

Setelah mengucapkan doa singkat itu didalam hati, Ara membuka kembali matanya dan menatap tepat di manik Ellard yang juga menatapnya lekat.

"I do." Dalam satu tarikan nafas, Aurora menjawab. "I, Aurora Beatrix Louis. Before God and the witnesses, take you Ellard O'Neill Miller to be my husband, to have and hold from this day forward, for better for worse, in sickness and in health, for richer or poorer, and I promise to love, cherish and protect you. Until death shall us apart."

Sesuatu yang tegang dalam diri Ara mencair begitu melihat senyum mempesona Ellard. Begitu hangat dan manis. Lalu tanpa mengatakan apa-apa, ellard mengambil tangan Ara. Jantung Ara bergemuruh ketika lelaki itu menyematkan cincin cantik polos namun sangat elegan di jari manis tangan kanannya. Ara menggigit bibir bawah ketika tiba gilirannya menyematkan cincin ke jemari manis Ellard. Ara menatap cincin itu sebelum kemudian dengan gerakan lambat dia menyematkan cincin yang sama dengannya tersebut ke jemari manis Ellard hingga melekat disana dengan sempurna.

Pastor tersenyum ketika melihat kedua cincin itu telah melekat di jari kedua mempelai. Pastor kembali berucap sambil menatap Ellard dan Aurora bergantian. "So they are no longer two, but one flesh. Therefore what God has joined together, let no one separate," katanya lembut.

Mencintaimu itu SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang