Dua puluh satu

495 37 3
                                    

Love yahh
HAPPY READING
.
.
.

Dua
bulan berlalu. Semuanya berjalan dengan baik. Hubungan Ellard dan Ara semakin
harmonis setelah pertengkaran mereka yang terakhir. Terkadang keduanya memang
masih terlibat perbedaan pendapat namun perbedaan itu tidak sampai membuat
mereka bertengkar seperti sebelumnya. Hanya saja belakangan ini Ara sedikit
jengah dengan kelakuan suaminya. Penyakit posesif pria itu semakin hari semakin
luar biasa. Padahal sebelumnya Ellard selalu bersikap netral, membiarkaannya
bebas melakukan apa saja asal masih dalam tahap normal.

Keposesifan
Ellard akan meningkat tajam jika dirinya terlibat dengan lelaki asing selain
dirinya dan keluarga. Bahkan dua bulan belakangan ini Ara tidak pernah lagi bertemu
atau pun bertukar komunikasi dengan Leo. Suaminya itu sudah menganggap Leo
sebagai acaman terbesarnya dari sekian banyaknya lelaki. Ara pernah
memberikannya pengertian mengenai hubungannya dan Leo hanya sebatas sahabat dan
seorang kakak pada adik perempuannya, namun penjelasannya justru membuat lelaki
itu jadi mendiamkannya dan tidak akan bicara jika dirinya masih bertekad
berhubungan dengan Leo. Dan karna tidak ingin mereka bertengkar lagi, akhirnya
ia yang mengalah. Dalam hal ini Ellard terlalu keras menentangnya.

Seperti
dirinya yang diminta menjauhi Leo, hal yang sama juga berlaku terhadap hubungan
Ellard dan Clarissa. Yah, meskipun
Ara tidak seekstrim cara suaminya, untuk benar-benar langsung menjauhi
Clarissa. Ara hanya mengingatkannya untuk tidak melebihi batas, selain itu
mereka masih dapat bertemu setiap hari dan bekerja sama seperti biasanya.

Semenjak
kembali dari Italia, tak jarang Ellard selalu membawanya ke setiap acara
undangan para rekan bisnisnya. Ia lebih memilih istrinya yang menemani daripada
Blake, yang notabenenya adalah sekretaris utamanya. Bahkan saat melakukan
perjalan bisnis keluar pun, sebisa mungkin Ellard juga akan mengajak Ara untuk
menemaninya— karna setelah melakukan segala urusan pekerjaan, ia dapat
menikmati waktu berduaan lebih lama dengan Ara-nya. Budak cinta? Ia bahkan tidak peduli dengan sebutan yang beberapa orang
sematkan terhadap dirinya yang sekarang. Yang ia tahu, berduaan setiap hari
dengan istrinya adalah hal yang paling ia pedulikan.

Waktu
sudah mendekati pukul sepuluh malam, Ara baru selesai membereskan segala
persiapannya untuk menyambut hari kelulusannya besok hari. Tanpa terasa ia
telah menyelesaikan kuliahnya dengan baik dan lancar. Ara menyandarkan kepala
pada kusen pintu dengan tangan bersidekap didada, memandang intens Ellard yang
masih tampak sibuk di depan laptop dengan kacamata baca yang bertengger pas di
hidung bangirnya. Semakin matang, fisik dan parasnya semakin menantang. Dia
begitu tampan, sampai setiap kali mereka jalan bersama, akan banyak perempuan
yang menjadikan Ellard pusat perhatian sekalipun saat itu tangan mereka saling bertaut
erat.

Lama
memandangi Ellard yang sama sekali tampak tidak menyadari kehadirannya, Ara
berjalan mendekat, memutari meja kerja suaminya lalu dari belakang kedua
tangannya melingkar di leher Ellard.

“Masih
sibuk banget, Tuan Ellard?” tegurnya seraya mengecup sekilas pipi Ellard—
membuat lelaki itu mendongak dan tersenyum hangat

“Iya,
buat bahan meeting besok” Ellard meraih pinggang Ara dan mendudukkannya di
pangkuan. “sudah mau tidur?”

Ara
mengangguk. Ia menguap kecil lau menyandarkan kepala pada dada bidang suaminya.
Ellard terkekeh kecil, ia mengecup pucuk kepala Ara.

“Sepuluh
menit lagi ya sayang. Ini sudah mau selesai” ucapnya lalu kembali mengetik
dengan Ara yang dibiarkannya tetap berada di pangkuan

“kamu
enggak datang besok ke acara wisudaku?”

“Mana
mungkin aku enggak datang ke acara penting istri kecilku ini” sekali lagi
Ellard mengecup gemas kepala Ara dan menyandarkan dagunya disana.

Mencintaimu itu SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang