Tujuh

603 40 2
                                    

Aurora mengeliat kecil dan membuka mata perlahan ketika sinar matahari pagi berhasil membangunkannya dari alam bawah sadarnya. Ara hendak beranjak namun pergerakannya tertahan begitu menyadari ada lengan kokoh yang melingkar pinggangnya dengan posesif.

ehh?

Ara mengerjap. Berusaha mengingat hal terakhir yang dilakukannya sebelum menutup mata. Lalu seperkian detik kemudian matanya membulat ketika berhasil mengumpulkan kepingan-kepingan ingatan dimana hal terakhir kali yang dilakukan adalah ciuman mereka yang berakhir dengan cumbuan panas. Semalaman Ellard mencumbunya begitu agresif hingga meninggalkan banyak jejak kepemilikan pria itu di sepanjang leher bahkan sampai dadanya. Dan sialnya, Ara tidak bisa menghentikan perbuatan suaminya mengingat statusnya kini adalah seorang istri dan tanpa memungkiri dia juga turut menikmati.

Oh my goodness! Ini gila...

Ara memukul-mukul kepalanya begitu mengingat jelas perbuatannya yang lepas kendali. Namun kemudian Ara mensyukuri satu hal, Ellard tidak meneruskannya dengan melakukan hal yang lebih. Ellard seakan mengerti dirinya yang belum siap. Lelaki itu memperlakukannya begitu lembut dan membuat dirinya senyaman mungkin dengan semua sentuhannya. Alhasil Ara pun turut terlena akan setiap cumbuan suaminya.

Ara membalikkan badannya perlahan menghadap sang suami yang masih terlelap. Ellard sempat terusik dengan pergerakannya namun kemudian pria itu kembali tenang setelah berhasil mengurung tubuh Ara yang sempat terlepas lebih erat. Jantung Ara memompa lebih cepat saat melihat perbuatan spontan lelaki dihadapannya ini. Bahkan dalam keadaan tidak sadar sekalipun Ellard seakan tidak rela melepaskannya. Tanpa sadar Ara tersenyum. Dengan gerakan seringaian bulu, telunjuk tangannya bergerak menyentuh alis, mata, hidung dan berakhir dibibir tipis yang berhasil mencumbuinya semalaman hingga tanpa sadar dirinya jatuh tertidur.

Oh God, kenapa dalam keadaan tidur begini pun dia masih sangat tampan! Ntah aku harus bersyukur atau sebaliknya karna lelaki sempurna yang sedang terlelap dihadapanku sekarang telah menjadi milikku-Suamiku!

"Menikmati pemandangan indah dipagi hari wife?"

"Ehh?" Ara mengerjap. Tersadar dari pemikirannya dan langsung menjauhkan tangannya begitu melihat kedua bola mata coklat madu itu telah terbuka sempurna. Memandangnya dengan sorot geli.

"Ma-maaf.. aku tidak bermaksud-"

Cup, cup, cup

"Morning kiss" kekehnya begitu berhasil mengecup bibir istrinya yang terlihat menggemaskan dimatanya itu.

"Ke-kenapa kau menciumku?" pertanyaan bodoh memang. Namun cuma kalimat itu yang berhasil keluar dari mulutnya mengingat wajah yang sudah memerah dan jantungnya itu mendadak tidak bisa diajak berkompromi.

"Karna aku suka," Ellard semakin mendekatkan wajahnya lalu ibu jarinya bergerak mengusap bibir bawah Ara sensual.

"Your lips like a strawberry. I love it wifey. You've become my addiction" bisiknya lalu sedetik kemudian memagut kembali bibir Ara lebih dalam dan lembut.

Drttttt.. drrtttttt....

Ellard mengerang ketika ciumannya terlepas. Ara mendorong dadanya dan menjauhkan wajah mereka. Getaran telepon diatas nakas berhasil menyelamatkannya dari ciuman panjang Ellard yang seperti tidak mau melepaskannya.

"Sebaiknya ini penting. Kalau tidak kau tahu akibatnya telah menggangguku sepagi ini" ancam Ellard kesal.

Kesempatan Ellard menerima telepon tidak disia-siakan Ara. Dia mengambil ancang-ancang untuk kabur namun sial, tangan Ellard yang bebas berhasil menariknya kembali dan mengurungnya. Ellard menatapnya kesal.

Mencintaimu itu SakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang