******Sudah seminggu ini Jieun selalu pulang larut. Itu diakibatkan Jieun selalu berlatih diam-diam di studio. Jika ketahuan Eomma atau Appa bisa hancur semua usahanya.
Begitupun hari ini. Jam sudah menunjukkan pukul 08:00 malam. Jieun memasuki rumah tanpa menyapa siapapun. Ia selalu seperti itu.
"Kau pulang dari kampus jam 4 sore kenapa baru tiba di rumah sekarang?" Suara seorang pria terdengar dari balkon kamarnya saat Jieun masuk.
"Urus saja urusan mu sendiri." Ucap Jieun. Ia tahu itu Joohyuk. Pria itu memang sudah biasa ada di kamar Jieun tanpa izin.
"Ku lihat tertempel di sana dalam 1 minggu kedepan kau akan mengikuti audisi idolmu itu." Joohyuk duduk di tepi ranjang Jieun.
Jieun tak menjawab dan memilih merebahkan dirinya di atas kasur karena sangat kelelahan.
"Jujur saja padaku Jieun-ah." Ucap Joohyuk lagi.
"Ya kau benar. Laporkan saja pada Eomma dan appa. Aku tak akan menyerah sampai kapanpun." Jawab Jieun.
"Huh baiklah. Aku sudah lelah melarangmu. Kejarlah mimpimu itu." Joohyuk menghembuskan nafasnya berat.
Jieun yang mendengar itu langsung bangkit dan memeluk Joohyuk. Joohyuk yang sudah biasa mendapatkan perlakuan manis dari Jieun tak menunjukkan reaksi apapun.
"Jangan terlalu lama memelukku, bau badanmu sangat menyengat." Ledek Joohyuk.
"Eh maaf. Akhirnya kau mendukungku. Seharusnya kau lakukan itu dari dulu Joohyuk-ah." Jieun menepuk pundak Joohyuk dan segera berlari menuju kamar mandi.
Joohyuk tersenyum menatap lekat wanita itu. Sejujurnya saat ini jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Sudah lama Joohyuk merasakan perasaan aneh ini. Jieun sahabatnya, tapi entah kenapa belakangan ini Jieun selalu berhasil membuat perasaannya campur aduk. Sebenarnya ada rasa tak rela di hati Joohyuk melihat Jieun tetap kekeh menjadi seorang idol. Banyak ketakutan di dalam dirinya. Tapi disitulah kebahagiaan Jieun. Tak ada yang lebih penting dari melihat Jieun bahagia.
"Semoga berhasil Jieun-ah." Batin Joohyuk.
******
Di sepanjang jalan malam hari itu Jieun terus tersenyum. Esok hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Jieun lagi-lagi ada disini. berdiri didepan gedung impiannya.
fokusnya masih tertuju pada videotron di gedung itu. Jieun membentuk simbol hati dengan kedua tangannya kearah videotron. Membentuk bingkai di wajah Pria idamannya. Jieun kemudian tertawa sendiri melihat kelakuannya.
Jieun selalu seperti ini. Jungkook itu seseorang yang bahkan belum pernah ia temui tapi berhasil membuat dirinya jatuh cinta. Jieun bahkan tak pernah berpacaran sampai umurnya yang sudah 20 tahun ini. Bukan karena tak ada yang tertarik. Justru Jieun itu sangat banyak menarik perhatian para pria karena sikapnya yang berbeda dari kebanyakan wanita lain. Ia menjomblo hingga saat ini karena tipe ideal jieun yang terlalu tinggi. Ia menolak semua pria yang mengajaknya berkencan dengan alasan tak masuk dalam tipe idealnya. Sungguh ia sudah memegang teguh pendiriannya itu.
Pria yang ingin mengajaknya berkencan harus seperti Jeon Jungkook. Setidaknya jika ia tak dapat menjangkau Seorang Jungkook, mirip juga tak masalah. Tapi sampai saat ini belum juga ada. Kehaluan Jieun memang sudah kelewatan batas sepertinya.
"Jungkook Oppa.....jadilah kekasihku"
Jieun berteriak didepan gedung itu. Orang-orang yang berlalu lalang heran melihat Jieun yang tak tahu malu. Bagi Jieun komentar orang lain bukanlah masalah baginya. Selama ia bahagia mengapa tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My ideal type? can i reach out[Selesai]
Hayran KurguJieun! Wanita yang bisa di bilang sangat beruntung. Mengejar mimpinya sebagai idol tanpa dukungan orang tua dan berhasil berdiri di atas panggung. Ia bahkan berhasil dekat dengan Pria Idamannya yang juga seorang Idol. Tapi apa hidupnya semulus itu...