Part 10

393 81 33
                                    

~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



~~~~

"Apa...apa yang terjadi!!!!!"

Jieun menjerit ketika memasuki ruang latihannya di penuhi dengan pecahan telur dan sampah saat ini. Jieun berjalan kearah cermin dan menatapnya lama. Cermin itu kini di penuhi dengan tulisan hinaan untuk Jieun. Jieun mundur beberapa langkah dan terjatuh. Ia terduduk dengan keras di atas sampah-sampah kotor ini. Jieun menundukkan kepalanya. Ia tak menangis. Justru ia sekarang berusaha menahan tangisnya.

"Sebenarnya apa yang ku lakukan sampai harus menerima perlakuan seperti ini." Tanya Jieun pada dirinya sendiri.

"Aku bahkan baru memulai ini tapi....lihat ji. Kau sudah punya banyak pembenci." Jieun tertawa berusaha baik-baik saja.

Ceklek....

Suara pintu terbuka.

"Jieun yaampun ada apa ini?" Jiyeon sama terkejutnya seperti saat Jieun masuk tadi.

"Ah eonni sudah datang." Jieun bangkit dari duduknya.

Jiyeon berjalan meraih salah satu sampah yang berserakan. Lalu menatap cermin yang penuh dengan hina dan caci untuk jieun.

Jieun yang menyadari itu segera menuju cermin dan dengan sengaja menutupi tulisan-tulisan itu.

"Minggir ji!" Bentak jiyeon.

"Tidak...tidak ada apa-apa." Jieun tertawa polos.

"Jieun ku bilang minggir!" Jiyeon sepertinya sangat marah saat ini.

Jiyeon membaca satu persatu tulisan di cermin itu.

"Tak bisa di biarkan. Baru awal saja sudah seperti ini" jiyeon menggelengkan kepalanya.

"Eonni keluar saja dulu...biar aku bersihkan ini." Ucap Jieun sambil memungut satu persatu sampah di lantai. Yang membuat Jiyeon sedih itu ekpresi wajah jieun yang berusaha baik-baik saja saat ini.

"Mengapa kau terus saja tersenyum?" Tanya Jiyeon yang sudah sangat kesal.

"Tak apa...hanya berusaha bersyukur." Jawab Jieun.

Jiyeon tak habis pikir. Wanita di hadapannya ini jika terus bersikap seperti itu akan sulit baginya. Dunia entertain ini sangat kejam.

"Aku keluar dulu. Kau tak perlu repot membersihkannya. Akan ku panggil staf ke sini." Jiyeon keluar dengan tergesa-gesa.

Jieun masih sibuk memungut satu persatu sampah yang berserakan.

Kantong sampah sudah terisi penuh. Sampah-sampah sudah bersih. Hanya tinggal mengepel sisa pecahan telur dan mencari cara untuk menghapus tulisan di cermin itu.

Jieun keluar ruangan sambil menyeret kantong sampah yang besar itu dengan tangan mungilnya.

"Kau?! Mengapa membawa sampah?" Tanya Jimin.

My ideal type? can i reach out[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang