Spesial (Kai)

119 21 0
                                    


Kai menatap malas ke arah perempuan yang sedari tadi terus mengikuti dirinya. Entah apa yang perempuan itu inginkan.

Kai mencoba bersikap acuh dan mengabaikan keberadaan perempuan itu. Bahkan ketika perempuan itu mengajaknya berbicara, ia hanya menjawab sekenanya saja.

"Dingin banget sih Kak," ucap perempuan itu. Ia mendudukkan dirinya di sebelah Kai. Dengan santai, perempuan itu meminum air dari gelas yang telah Kai gunakan.

"Disini banyak gelas lain Lea. Kenapa pake gelas gue?" tanya Kai lelah.

"Karena aku mau," jawab Lea acuh. Kai menghembuskan napasnya. Laki-laki itu mencoba mengalihkan perhatiannya dengan handphone di tangannya. Lea yang merasa diacuhkan pun kembali mencoba menarik perhatian Kai.

"Boleh pinjem hape gak?" tanya Lea.

"Buat apa?"

"Bentaran doang. Please."

Kai menyerah, ia menyerahkan handphonenya pada Lea dan membiarkan perempuan itu mengotak-atik handphonenya.

"Udah nih."

Kai menaikan satu alisnya. Ia menerima handphonenya dengan ragu-ragu. Seketika matanya membola melihat kontak Lea yang sepertinya perempuan itu tulis sendiri.

Lea calon istriku

Begitu tulisannya. Kai menggelengkan kepalanya takjub dengan kelakuan Lea. Namun laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk membaktikan saja dan membuka aplikasi game.

Beberapa menit kemudian Lea mulai merasa bosan kembali. Ia menoleh ke samping, memperhatikan Kai yang asik dengan permainannya sendiri.

"Kak kok Kakak manis banget sih?" tanya Lea tiba-tiba. Kai melirik ke samping. Seketika dirinya membeku melihat tatapan bening perempuan itu yang mampu menggentarkan hatinya. Buru-buru, Kai mengalihkan tatapannya kembali ke handphone.

"Ih cuek banget," cibir Lea sebal.

Lea menatap sekeliling, mencoba mencari cara lain. Perempuan itu kembali menatap Kai. Dengan iseng, Lea mengambil tangan Kai yang nganggur dan memainkan jari-jarinya.

"Le, gue lagi main. Lepas bentar," ucap Kai.

"Gak mau. Nanti aku diacuhin lagi," balas Lea.

"Le, please."

Lea cemberut. Ia melepaskan tangan Kai. Setelahnya, gadis itu beranjak mendekati Hyunjae yang sedang bermain PS dengan Jaehyun.

"Kenapa muka lo kusut gitu?" tanya Jaehyun, melirik sedikit ke arah temannya.

"Gapapa," jawab Lea dingin. Ia mengambil alih PS Hyunjae secara paksa dan kini gantian ia yang melawan Jaehyun.

Hyunjae yang tidak ingin mencari masalah memilih untuk diam saja, tidak protes. Daripada ia kena sembur. Lagian Rina kalau marah gak seserem Lea.

"Cerita aja sama gue," ucap Jaehyun.

"Gapapa."

Jaehyun mendengus sebal. Ia akhirnya memilih diam dan membiarkan Lea merusuh.

"Le, Kai mana?" tanya Sehun.

"Gak usah nanya-nanya!" jawab Lea ketus. Sehun mengerjap kaget.

'Galak bener' pikir Sehun.

Sehun menatap Jaehyun dan Hyunjae, namun kedua adiknya itu hanya mengedikkan bahunya.

"Kak Lea, tadi Mas Kai manggil," ucap Rina seraya berjalan mendekat. Rina duduk di sebelah Hyunjae dan ikut memakan cemilan.

"Males. Biarin aja dia main sendiri," balas Lea.

Rina mengangkat satu alisnya.

"Biarin Dek. Lagi berantem," bisik Hyunjae.

"LEAA!!"

Kompak, mereka tersentak saat mendengar teriakan menggelegar Kai. Jaehyun menyenggol lengan Lea.

"Tuh dipanggil," ucap Jaehyun.

"Gue denger ya Jae," gumam Lea kesal. Lea hampir membanting stik PS jika saja Hyunjae tidak menahan tangannya.

"Tolong jangan dibanting. Lo kalau marah, banting Kai aja langsung," ucap Hyunjae. Lea menghembuskan napasnya.

Ia beranjak untuk menghampiri Kai. Matanya melotot garang saat menatap laki-laki itu.

"Apa manggil-manggil?!" tanya Lea galak.

"Tolong ambilin minum dong," ucap Kai.

"Ogah. Ambil aja sendiri."

Lea baru ingin berbalik menjauh, namun Kai sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Ngambek nih ceritanya?" tanya Kai. Laki-laki itu tersenyum geli melihat tingkah Lea.

"Gak. Siapa yang ngambek?"

"Lo lah. Keliatan banget."

Lea mendengus. Ia mengambil gelas dan menuangkan air untuk Kai. Kemudian perempuan itu menyodorkannya masih dengan wajah cemberut.

"Makasih."

"Hmm."

Lea kembali duduk di sebelah Kai. Ia menopang kepalanya dengan tangannya dan kepalanya menghadap ke arah Kai. Perempuan itu memperhatikan Kai lekat-lekat.

Kaivan itu memang tampan sekali. Meskipun kulitnya tidak seputih saudaranya yang lain, tapi laki-laki itu memiliki daya tariknya sendiri. Lea suka sekali jika melihat Kai tersenyum. Karena laki-laki itu jadi terlihat sangat manis.

Padahal Lea baru bertemu dengan Kai dua jam yang lalu. Tapi kenapa Lea sudah jatuh cinta kepada laki-laki itu?

"Heh bengong aja," ucap Kai sambil menyenggol lengan Lea.

"Hah kenapa?"

Kai tersenyum tipis. Dalam hatinya ia tertawa melihat tingkah Lea yang sudah terlihat sangat jelas bahwa gadis itu menyukainya.

"Lo kenapa bengong sih? Mikirin apaan?" tanya Kai.

"Aku? Aku mikirin uang kos. Soalnya belum bayar kemaren," ucap Lea bercanda. Kai terkekeh kecil.

"Halah lo kan tinggalnya di apartemen," saut Jaheyun yang baru memasuki dapur. Dengan santai, Jaehyun mengambil sekotak susu di kulkas dan meminumnya, mengabaikan tatapan tajam Lea.

"Gue ke kamar dulu ya. Ngantuk mau tidur," pamit Kai.

Kai beranjak menuju kamarnya meninggalkan Lea berdua dengan Jaehyun.

"Jae, gue mau nanya sesuatu deh," ucap Lea.

"Nanya apa?" tanya Jaehyun.

"Abang lo yang item itu, emang dingin banget ya?" tanya Lea.

"Gak kok. Dia pecicilan anaknya. Makanya gue heran kok tiba-tiba dia jadi dingin gitu," jawab Jaehyun. Lea menunduk sedih mendengarnya.

"Berarti dia gak suka ya sama gue? Buktinya dia dingin gitu," ucap Lea.

"Ya elah Le. Kalau suka kejar aja. Palingan itu cuma topeng doang. Semangat ya!"

Jaehyun menepuk puncak kepala Lea dua kali sebelum meninggalkan perempuan itu sendirian di dapur.

Lea menghembuskan napasnya. Apa ia bisa menaklukan hati seorang Kaivan Aksana?

Mas-Mas BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang