Fourty One

69 9 0
                                    


Rosy menggulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Sudah dua puluh menit berlalu namun ia tetap tidak bisa tidur. Rosy menghembuskan napasnya. Ia beranjak keluar kamar menuju ruang keluarga. Di sana hanya ada Juyeon yang sedang menyapu dan Rina yang sedang menonton televisi.

"Loh Kakak gak tidur?" tanya Rina saat Rosy duduk di sebelahnya.

"Gak bisa tidur. Mas lo tuh kenapa dingin banget sih? Sebel banget," jawab Rosy bete.

"Namanya juga Sehun Aksana. Kalau mau yang gak dingin, itu tuh si Item," balas Juyeon.

Obrolan mereka terhenti ketika Sehun datang. Laki-laki itu menatap tajam ke arah Rosy.

"Kamu gak tidur?" tanya Sehun galak.

"Gak bisa tidur," balas Rosy cemberut.

"Tapi aku suruh kamu tidur."

"Tapi aku gak bisa tidur."

"Balik ke kamar sekarang terus tidur!"

"Gak mau. Aku mau disini aja. Enak ditemenin sama Rina sama Juyeon."

Rina dan Juyeon saling tatap saat nama mereka disebut oleh Rosy.

"Ya udah terserah kamu."

Sehun berlalu begitu saja membuat wajah Rosy langsung pias. Dengan kesal, Rosy beranjak menyusul Sehun ke perpustakaan. Ia masuk ke dalam perpustakaan kemudian mengunci pintunya. Rosy berkacak pinggang seraya menatap suaminya yang sedang asik membaca itu dengan tatapan tajam.

"Katanya ada kerjaan," sindir Rosy langsung.

"Membaca juga sebuah kata kerja kan?" balas Sehun.

"Mas kok dingin banget sih? Aku nangis nih."

"Ya udah nangis aja kalau memang itu bisa bikin kamu jera," balas Sehun lagi masih dengan nada dinginnya.

"Kamu marah karena kita bikin party atau karena kamu gak ikutan party?" tanya Rosy.

"Menurut kamu karena apa?" tanya Sehun balik.

Rosy mengepalkan tangannya kuat. Ia berjalan cepat ke arah Sehun kemudian langsung duduk di pangkuan laki-laki itu. Rosy juga melingkarkan tangannya di leher Sehun.

"Beneran marah?" tanya Rosy.

"Kamu pikir aku bercanda? Dan ngapain kamu duduk disini? Mau bujuk aku? Sorry gak mempan."

Sehun memindahkan Rosy ke sampingnya. Setelahnya Sehun kembali melanjutkan bacaannya. Melihat itu Rosy menunduk sedih.

"Jahat," gumam Rosy. Wanita itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang mungil.

Sehun melirik sebentar ke arah Rosy. Tapi laki-laki itu hanya acuh dan malah beranjak untuk mencari buku yang lain.

"Awas aja kalau kamu cari aku. Aku ngambek sama kamu," ucap Rosy sebelum keluar dari perpustakaan.

Sehun mengembuskan napasnya lega.

"Hampir aja luluh," gumam Sehun.

***

Menjelang sore hari, Sehun masih tetap dingin pada semua orang yang ada di rumah. Rosy sampai dibuat kalang kabut oleh suaminya. Ia sampai meminta saran dari ipar-iparnya yang lain. Namun bukannya membantu, mereka semua hanya menertawakannya.

"Gue mesti gimana lagi ya biar Mas Sehun gak marah lagi?" tanya Rosy frustasi.

"Bawa aja ke ranjang. Damai langsung," jawab Kai nyeleneh.

"Nih orang emang gak pernah bener ya," gumam Rina capek dengan kelakuan masnya.

"Btw Jeno gak ngambek Rin? Tadi gue liat pas pulang mukanya dia sepet banget," tanya Jaehyun.

Mas-Mas BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang