Chanyeol masuk ke dalam rumahnya sambil menenteng beberapa roti. Namun baru saja hendak masuk ke dalam rumah, ia sudah dihadang oleh adik bungsunya.
"Mas gak boleh masuk," ucap Rina. Chanyeol mengangkat satu aslinya bingung.
"Kenapa emangnya?" tanya Chanyeol.
"Mas boleh masuk kalau Mas mau ajarin gue main bola basket," ucap Rina. Chanyeol terkekeh mendengar hal tersebut.
"Gue gak terlalu jago basket Dek. Kalau lo mau jago, minta ajarinnya sama Eunwoo, Jaehyun, atau gak Juyeon aja," ucap Chanyeol. Ia langsung menerobos masuk ke dalam rumah membuat Rina menggembungkan pipinya.
"Mas ihh!" rengek Rina. Ia menyusul Chanyeol dan menahan tangan Chanyeol.
"Apa lagi Sayangnya Mas?"
"Ajarinn!"
Chanyeol menghembuskan napasnya. Ia pun mengangguk membuat Rina memekik girang. Rina langsung menarik Chanyeol ke halaman belakang rumah mereka yang memang terdapat ring basket disana.
"Niat ya lo. Udah nangkring aja tuh bola," ucap Chanyeol geleng kepala. Rina hanya menyengir. Gadis itu memberikan bola basket ke Chanyeol.
"Ambil nilai apa sih?" tanya Chanyeol.
"Lay up."
"Oke. Pertama-tama lo harus bisa masukin bola ke dalam ring. Kayak gini."
Chanyeol langsung melempar bola ke dalam ring. Dan bola itu masuk dengan mulus.
"Mas kayaknya gak gitu deh," ucap Rina. Bukannya apa sih. Masnya itu mentang-mentang tinggi, enak banget masukinnya. Kayak ya udah gitu lempar aja.
"Ya kan permulaan. Coba dulu nih."
Rina mengambil bola dari tangan Chanyeol. Ia pun melempar bola itu sesuai arahan Chanyeol. Namun sayangnya bola itu tidak masuk.
"Kok gak bisa sih?" tanya Chanyeol bingung membuat Rina memutar bola matanya. Secara kebetulan, Jaehyun dan Eunwoo lewat membuat Chanyeol langsung memanggil keduanya.
"Kenapa Bang?" tanya Jaehyun.
"Nih ajarin Rina basket. Gue ada urusan," ucap Chanyeol. Setelahnya laki-laki itu pergi begitu saja. Eunwoo dan Jaehyun tersenyum miring membuat Rina jadi merasa menyesal karena minta diajari basket oleh Chanyeol.
"Mau bayar pake apa nih?" tanya Eunwoo.
"Bayar pakai cintahh," jawab Rina.
Jaehyun terbahak mendengarnya. Dengan mudahnya, laki-laki itu memasukkan bola ke dalam ring.
"Yakk pamer teruss," kesal Rina.
"Coba drible bolanya," suruh Eunwoo sambil menyerahkan bola basket. Rina menurut. Ia mendrible bola itu.
"Udah bagus kok. Lo bisa masukin ke dalam ring?" tanya Jaehyun. Rina menggeleng.
"Okey. Lo udah pemanasan kan?"
Lagi, Rina menggeleng. Eunwoo menjentik kening adiknya itu.
"Pemanasan dulu Dek," ucap Eunwoo.
Selesai pemanasan, Rina kembali melanjutkan latihannya. Bekali-kali gadis itu mencoba memasukkan bola ke dalam ring. Tapi dari sekian banyaknya percobaan, gadis itu hanya berhasil memasukkan tiga kali.
"Kamu kependekan sih Dek," ucap Eunwoo lelah.
"Tau nih boncel," sambung Jaehyun ikut gregetan.
"Huee Mas Doyy. Aku dikatain boncel sama mereka," adu Rina pada Doyoung yang baru saja datang menghampiri mereka. Dengan manja, Rina memeluk Doyoung sambil tangannya menunjuk dua tersangka di depan sana. Doyoung melotot ke arah Jaehyun dan Eunwoo.
"Sembarangan ya kalian berdua! Rina tuh gak boncel. Cuma kurang tinggi aja," ucap Doyoung. Sontak Eunwoo dan Jaehyun langsung terbahak membuat Rina kesal bukan main. Rina mendorong Doyoung menjauh.
"Belom aja lo gue timpuk pake bola baket," kesal Rina.
"Bercanda Sayangku. Gapapa lah pendek gini. Yang penting sehat," ucap Doyoung seraya mengacak-acak rambut Rina gemas.
"Tuh dengerin!"
Eunwoo terkekeh. Ia kembali mengajari Rina basket.
"Lompat aja Dek. Kalau gitu mah sampe Upin Ipin lulus tk juga lo gak bakal bisa," ucap Eunwoo.
"Ini udah lompat Mas," balas Rina.
"Ya gak gitu lompatnya. Ih gregetan sumpah ngajarin lo," kesal Jaehyun.
"Terus gimana sialan?!"
"Nih liatin!"
Jaehyun mempergakan gerakan yang benar. Rina pun mencobanya. Untungnya kali ini bola itu masuk ke dalam ring.
"Iya kayak gitu. Coba lagi," suruh Eunwoo. Rina menurut. Dan entah kebetulan atau tidak, bola itu kembali masuk.
"Nah gini kek dari tadi. Inget-inget tuh. Lo ujian kapan?" tanya Jaehyun.
"Besok."
"Ya udah kalau gitu paginya gue tes lagi. Biar gak lupa."
Rina mengangguk. Ia menaruh bola basket di gudang kemudian ia melangkahkan kakinya ke kamar untuk mandi.
Selesai mandi, Rina segera pergi ke meja makan untuk makan siang. Wajahnya berbinar saat melihat banyak sekali makanan yang tersaji disana.
"Widih dari siapa nih?" tanya Rina.
"Dari janda sebelah rumah Rin," jawab Doyoung.
"Yang baru pindah itu Mas?"
"Iya. Kayaknya dia demen deh sama Bang Chanyeol," jawab Younghoon. Seketika tawa Rina pecah mendengar hal tersebut.
"Anjir gak kebayang gue. Ada-ada aja dah," ucap Rina. Chanyeol cemberut melihat adiknya yang malah asik tertawa itu.
"Udah napa. Lo mah jahat banget sama gue Dek," kesal Chanyeol.
"Aduh gimana ya reaksi Kak Luna kalau dia sampai tau?" goda Jaehyun semangat.
"Seru dah kayaknya," sambung Hyunjae.
"Kasih tau aja apa ya?" kini gantian Kai yang menggoda.
"Eh sialan ya lo semua. Belom aja kartu kalian gue blokir satu-satu," ancam Chanyeol. Kai terbahak.
"Sayangnya, itu gak berlaku buat gue Bang," ucap Kai.
"Gue juga. Kan sekarang gue udah bisa menghasilkan duit sendiri," sambung Jaehyun sombong.
"Gue bakar juga tuh restoran."
Chanyeol beranjak dengan wajah betenya membuat adik-adiknya itu semakin terbahak. Diam-diam, Rina mengirimkan chat ke Luna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas-Mas Bobrok
FanfictionCerita ringan tentang Rina dan kesembilan Masnya yang ribetnya ngalahin mak-mak.